Chapter 19

23 8 0
                                    

BAGIAN 19
(Mulai dekat)

Seorang gadis terlihat turun secara hati-hati dengan bantuan tali tambang dari jendela kamarnya.
Setelah menapak tanah, gadis itu mengusap kedua tangannya seperti habis membersihkan debu.

"Neng Axcel?"

Axcel sedikit tersentak saat seseorang memanggil namanya, dia menoleh dengan helaan nafas terdengar.

"Bibi ngagetin aja." ucap Axcel Sambil membenahi letak tas-nya.

Lain dengan Axcel yang tadi terkejut, lain juga dengan Si Bibi yang malah menatapnya sendu.

"Jangan lihatin aku kaya gitu, Bi." ucap Axcel terkekeh sambil mengibaskan tangan.

"Neng Axcel kemana aja? Kenapa gak pulang?"

Axcel hanya tersenyum menjawabnya.

"Axcel baik-baik saja kalo itu yang mau Bibi tanyain."

Bi surti--seorang pembantu yang sudah mengabdi sejak Axcel kecil itu menatap Axcel dengan lembut, sebuah tatapan yang jarang Axcel lihat akhir-akhir ini dari Mamanya sendiri.

"Neng Axcel yang sabar, ya. Bibi yakin semua masalah akan ada jalan keluarnya, Neng Axcel banyakin berdoa aja." ucap Bi Surti membuat gadis itu tersenyum, lebih tepatnya senyum palsu.

"Iya, Bi."

Axcel berpamitan pada Bi Minah, gadis itu mulai menjauhi rumah besarnya lewat pintu Belakang.

Axcel sedih?

Tentu, memangnya ada anak yang baik-baik saja setelah mengetahui jika orang tunya akan berpisah?

Begitu pula dengan Axcel, gadis itu juga sebenarnya tidak tahu menahu mengenai masalah pokok mereka.

Axcel hanya tahu jika mereka berdua sering Ribut semenjak mama-nya membangun perusahaan sendiri.

Mama Axcel dulu nya adalah sosok perempuan cerdas dan bercita-cita tinggi.

Tapi impiannya harus di kubur karena sebuah perjodohan keluarga, beruntungnya mereka cocok dan bisa lanjut sampai Axcel sebesar sekarang.

Tapi tetap saja, cita-cita itu harus tetap terwujud menurut Mama Axcel.

Axcel menggelengkan kepala, dia tidak boleh memikirkan hal yang membuat mood nya anjlok.

⏩⏩⏩

Gerbang sudah di tutup, pertanda jika tidak ada lagi harapan bagi murid yang sudah datang terlambat.

Sama dengan Axcel yang hanya bersidekap dada sambil menatap datar ke arah manusia yang sibuk merayu pak pompom agar gerbang di buka.

Tapi sayangnya Axcel tidak akan melakukan hal itu, dia sangat tahu bagaimana menyebalkan-nya pak pompom.

Apalagi Sekarang satpam itu sedang menyeruput kopi sambil menyeringai kecil kepada mereka.

Axcel menghela nafas kecil, gadis itu merasa miris dengan keadaan murid di sini yang tidak bisa menyogok satpam sekolah itu.

Yah, kecuali...

Suara Beberapa derum motor mengalihkan perhatian Axcel dan yang lain.

Mereka kompak menoleh, di suguhi 3 motor yang baru saja tiba.
Dan Axcel Pun tahu sekali siapa mereka.

Yah, tidak perlu di jelaskan lebih lanjut, karena setelahnya semua kaum hawa malah menatap mereka takjub dan berbinar.

Sedangkan yang kaum Adam hanya mendengus lirih, syirik dengan Kepopuleran mereka.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang