Chapter 53

9 6 0
                                    

BAGIAN 53
(Kekecewaan Jeje)

"Mungkin aja Axcel punya alasan kenapa gak cerita sama kita."

Jeje terdiam dengan pandangan mengarah pada buku tulis nya. Apa yang tadi di katakan Rara membuat Fikiran nya Ruwet, ah tidak. Memang sudah Ruwet dari tadi Karena memikirkan Axcel Dengan segala kemungkinan nya.

Memang nya apa sih kerugian dari Jujur? Mengapa Axcel menyembunyikan ini pada nya, bukan hanya padanya tapi Semua Sahabat nya.

"Arti kita di hidup Lo apasih, cel?"

"Lo marah?" Jeje Menoleh pada Sisil yang baru saja bertanya seperti itu.

Gadis dengan sweater ungu itu menaikan dua alisnya. "Marah karena apa?"

Sisil mengatupkan bibir lalu mengangguk pelan. Dia dan yang lain sedang menunggu Axcel yang sama sekali belum menampakkan diri.

"Kemarin dia juga gak cerita sama kita, malah milih sendiri dan menghindar," ucap Sisil pelan sambil menyalin jawaban di buku Rara.

"Gue gak butuh dia cerita juga gapapa. Cuma yang gue gak suka dia yang seakan nutup diri dan ngebiarin kita nebak-nebak apa yang terjadi," ucap Sisil lagi membuat Jeje mengangguk setuju.

"Axcel pasti takut kita ngerepotin," ucap Rara berfikir positif.

"Ngerepotin gimana sih? Kita Sahabat nya kan?" tanya Sisil.

Mereka masih sibuk dalam Fikiran nya sendiri-sendiri Sampai tidak sadar jika sang objek yang di bicarakan muncul lalu duduk Dengan tenang–meskipun dia tahu jika banyak orang yang membicarakan nya.

"Axcel?" ucap Rara yang lebih dulu menyadari kehadirannya. Cewek tomboy namun cantik itu tersenyum sangat tipis.

"Kalian udah tau, ya?" tanya Axcel lalu mengangguk.

"Kita bicara nanti, istirahat pertama. Gue mau kita bicara, terutama Lo," ucap Jeje menatap seluruh Sahabat nya lalu terhenti pada Axcel, Jeje menatapnya tajam.

Axcel menghela nafas, sudah sangat tahu resiko jika semua terbongkar.

"Selamat pagi semua," ucap Seorang guru yang memasuki kelas membuat atensi seluruh penghuni kelas yang tadinya di tujukan untuk Axcel menjadi buyar.

"Hari ini kita akan belajar tentang sel-sel yang terdapat dalam makhluk hidup–"

Axcel mengeluarkan buku dari tas nya, sekilas menatap Jeje yang pandangan nya lurus ke depan.

Axcel kembali ke tempat semula dengan hembusan nafas cukup panjang.

Mengapa hidupnya di penuhi dengan masalah? Okelah tidak apa jika ini masalah percintaan, namun jika tentang persahabatan dia bisa apa? Nyatanya selama ini Axcel kuat karena mereka.

Lalu, jika mereka marah dan menjauhinya–terutama Jeje. Siapa lagi yang akan menjadi tumpuan kekuatan nya?

"Axcel," panggil Rara pelan.

Gadis dengan kuncir satu itu menoleh. Di samping nya, Rara Tersenyum lembut, tangan lentik Gadis itu juga tergerak Menyentuh tangan nya yang cukup Dingin.

"Apapun yang terjadi ... Kita tetap sahabat," ucap Rara sambil mengelus tangan nya.

Mau tak mau, sudut bibir Axcel ikut terangkat. Dia balas tersenyum Sambil berkata lirih.

"Terimakasih."

⏩⏩⏩

Flashback on

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang