Chapter 42

8 6 0
                                    

BAGIAN 42
(Lomba)

Zico menjauhkan tubuh nya dari gadis cantik yang tadi memeluk nya.
Raut wajah Zico terlihat datar dan kesal.

"Lo ngapain meluk gue?" tanya Zico berusaha sabar.

Gadis cantik dengan rambut ombre itu menatap Zico dengan Air mata yang menggenang.

"Kenapa kamu berubah? Kamu udah gak kaya dulu lagi," ucap gadis itu dengan nada sedih, Zico berdecih muak mendengar nya.

"Bukan cuma kamu, Zico. Yang lain juga, aku tau aku salah, tapi tolong maafin aku," lanjut Gadis itu lagi.

Zico membasahi bibir nya yang terasa kering, dia tidak mungkin kasar dengan perempuan. Tapi Melihat wajah Cewek itu yang polos bak tak berdosa membuat dirinya muak.

Rasa ingin meninju ada dalam Diri Zico.

"Lo tau apa aja kesalahan Lo?" tanya Zico membuat gadis itu mendongak dengan pandangan sendu.

"Aku tau, tapi aku punya alasan Zico," ucap Gadis itu.

Dia hendak meraih tangan Zico guna mencari kenyamanan pada cowok itu. Zico yang sudah hafal malah menjauhkan Tangan nya.

"Gue dan yang lain mungkin bisa maafin Lo, dine. Tapi gue gak bisa jamin Bintang mau ngelakuin hal yang sama." Itu ucapan terakhir Zico sebelum Dirinya menjauh dari gadis itu.

Sementara gadis yang tidak lain Adalah Nadine terdiam. Tak lama, Ekspresi nya berubah.

"Sialan! Gue muak sama semua ini," umpat gadis itu terdengar geram.

⏩⏩⏩

"Axcel, Lo di panggil sama Bu Fatin," ucap Boy dari dekat pintu.

Axcel yang sedang mendengarkan musik itu menoleh, dia mengangguk pelan. Lalu dia berdiri dari bangku nya yang di dominasi keheningan itu.

Axcel tau, mungkin ini karena dirinya.

"Lo marah sama Axcel?" tanya Sisil saat gadis itu sudah menjauh.

Sisil sudah tidak betah dengan keheningan dan kediaman dari mereka. Meskipun mereka sering bertengkar, tapi tidak sehening tadi, suasana nya.

"Gue gak tau," jawab Jeje tanpa menoleh, gadis itu sedang menonton drakor secara diam-diam.

"Kenapa gak tau?" tanya Rara.

"Ya gak tau, udah ah! Gue lagi fokus menghayati Drakor," ucap Jeje galak.

Sisil dan Rara terdiam. Walau sebenar nya mereka tahu jika Jeje hanya mencoba mengelak.

Di sisi lain.

"Permisi Bu," salam Axcel, dia membuka pintu saat mendengar suara sahutan dari dalam.

"Silahkan duduk Axcel," ucap Bu Fatin. Axcel yang sekilas bertatapan dengan orang yang duduk di depan Bu Fatin, menoleh.

Dia mengangguk.

"Ayo duduk," ucap Bu Fatin lagi saat gadis itu hanya terdiam.

"Iya," jawab Axcel.

Dia melirik sekilas pada cowok itu, lalu duduk di sebelah nya dengan Canggung.

Sebetul nya. Axcel terpaksa.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang