Chapter 43

7 6 0
                                    

BAGIAN 43
(Bahaya a song from Axcel and Zico)

Pagi itu, cuaca tidak secerah biasanya. Gumpalan awan hitam terlihat menutupi langit yang menolak bersahabat.

Satu dua anak berlarian di bawah Rintik hujan yang mengalir.

Hawa dingin, kebanyakan anak memakai jaket atau Hoodie--itu bagi Siswa, sedangkan Siswi memilih memakai sweater.

Seorang gadis berdiri diam di depan kelas, pandangan mata nya kosong. Suara lalu lalang di sekitar nya teredam oleh suara musik di earphone nya.

Saat sedang Seperti ini. Dia jadi merindukan kehangatan di dalam keluarga nya.

Biasanya, saat kecil dulu. Di cuaca seperti ini dia sedang menonton Film kartun dengan Mama dan Papa nya yang menemani.

Dia lalu tersenyum saat adegan lucu membuat kedua orang tua nya menggoda diri nya.

Ah, masa-masa itu sangat indah ternyata.

Gadis itu menyesal karena dulu ingin cepat dewasa, nyata nya dewasa itu tidak enak.

Dia menghela nafas, kemudian menggeleng.

"Mikir apa sih Lo, Cel? Sekarang Lo bukan anak kecil lagi," gumam gadis itu.

Yah, dia Axcel.

Gadis itu datang lebih dulu karena akan latihan dengan Zico.

Sebuah Latihan terakhir karena lomba akan di mulai pada sore hari.

Pagi ini SMA Camellia High School akan mengadakan lomba antar Sekolah, beberapa Anak yang ikut maupun tidak ikut lomba di perbolehkan datang. Asal tidak membuat masalah.

Anak OSIS Juga bekerja keras demi kelancaran Acara ini. Kemungkinan tidak ada lagi bucin Leon dan Sisil karena Leon akan sibuk.

"Pagi ku cerah Ku matahari bersinar, ku lihat neng Axcel yang cantik jelita," nyanyi Danu dengan lirik salah dan suara fals.

Axcel menatap nya datar dan malas.

"Apa kabar Neng Axcel?" tanya Abdi yang juga berjalan di belakang Danu.

Axcel menganggukan kepala membalas, dia tidak ingin membuang suara nya yang berharga ini.

"Minggir!" ucap Seseorang dengan nada galak.

Danu dan Abdi yang sedang membicarakan Axcel lewat Tatapan mata, menoleh kebelakang.

"Pagi, Jeje yang Cantik," sapa mereka berdua Kompak.

Jeje berdecak, dia memutar bola mata malas dengan tangan di lipat di depan dada.

"Gue sangsi kalo semua cewek yang Kalian temuin di bilang cantik," ucap Jeje.

Danu dan Abdi saling pandang. Mereka menggaruk dahi nya dengan cengiran sok polos.

"Nenek-nenek aja di sapa sama Danu," gumam Abdi membuat Danu mendelik.

Jeje dan Axcel kompak menggeleng pelan. Saat mata mereka saling tatap, Jeje langsung memalingkan wajah.

"Dah, ah. Capek ngedepin buaya kaya kalian, mending gue masuk dan duduk dengan anteng di dalem," ucap Jeje, dia sekilas menatap Axcel lalu dengan sengaja menubruk bahu nya pelan.

"Santai atuh neng Jeje," ucap Abdi berdecak.

Axcel hanya menatap punggung sahabat nya dengan wajah datar yang menyembunyikan kesedihan.

"Maafin gue, Je. Suatu saat Lo bakal ngerti kenapa gue gak cerita."

⏩⏩⏩

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang