Chapter 9

14 8 0
                                    

BAGIAN 9
(Usaha Jeje)

"Pelan-pelan makannya, kali. Lo kan gak lagi di kejar Rentenir," ucap Sisil menatap prihatin pada seorang gadis yang sedang makan dengan Lahap.

Gadis itu sangat tidak tahu malu sekali, untung saja Sisil sabar.

"Minum dulu, Jeje," ucap Rara ikut memberi perhatian.

"Bwentwar ngwapa, gwe kwan lwagwi lwapwer," ocehnya seperti kumur-kumur karena di mulutnya masih ada makanan.

Dari arah belakang ada yang menepuk pundak Jeje dengan tenaga dalam.

Sontak saja Jeje tersedak bukan main,
Sisil dan Rara ikut panik.
Mereka berusaha membantu Jeje yang matanya bahkan sudah berair.

"Bangke!" umpat Jeje melirik sinis pada satu gadis dengan kuncir kuda yang asyik duduk sambil mengaduk mie ayamnya.

"Apa?" tanya Axcel Tanpa dosa saat Jeje terus menatapnya Seperti ingin ngajak gelud.

"Lo udah hampir bunuh gue!!" ucap Jeje menaikan satu oktaf nada suaranya.

Para penghuni kantin luar menatapnya sekilas, lalu kembali sibuk dengan urusannya.

"Gue cuma mengingatkan, Je," celetuk Axcel dengan santai dan wajah kalem.

Entah mengapa malah membuat Jeje makin geram padanya.

Sisil dan Rara hanya menahan tawa melihat mereka. Memang lucu melihat Api dan Air yang sedang berdebat.

Ya ... Taulah siapa api dan airnya.

Jeje menghela nafas sebal.
Matanya sempat melirik pada stand es serut yang tidak seramai biasanya.

"Tumben," gumam Jeje terus menatap stand itu.

"Sil, itu kok tumben sepi?" tanya Jeje menyenggol Lengan Sisil yang sedang menusuk bakso.

"Ck! Lo sih, ah!" kesal Sisil karena tusukannya oleng.

Jeje menatapnya tidak santai.
"Biasa aja dong!" ucap Jeje mengambil alih garpu Sisil dan menusuknya, setelah itu dia sodorkan pada Sisil yang tersenyum sumringah.

"Manja," cibir Jeje.

"SSS, lah," celetuk Sisil.

"Apa, tuh?" tanya Rara.

Sisil Tersenyum makin lebar pada mereka yang duduk satu meja dengannya.

"Suka-suka Sisil."

Rara terkekeh kecil, berbeda dengan Axcel yang menggeleng tenang.
Lain juga dengan Jeje yang menampilkan Raut geli.

Tapi dia segera menepis ekspresi wajahnya Karena teringat sesuatu.

"Sil, kok stand es serut sepi, sih?" tanya Jeje.

Sisil menatap Jeje dan beralih pada stand yang di maksud, mata Sisil menyipit memastikan, kemudian manggut-manggut.

"Wajar aja, soalnya 4 cogannya gaada di sana."

Jeje menganggukan kepala mengerti,
Pantas saja stand es serut sering Ramai. Ternyata penglarisnya adalah fans dari 4 cowok tampan itu.

"Mereka kemana, ya?" gumam Jeje sambil menatap Gorengannya dalam diam.

"Kenapa, Je?" tanya Rara membuat gadis itu menggeleng.

"Gue mau ke toilet dulu, mau buang air besar, " ucap Jeje bangkit dari kursi.

Sisil dan Axcel hampir tersedak.
Mereka bisa menatap sekilas Raut jahil bin laknat Milik jeje.

"Kampret Fir'aun!" umpat Sisil misuh-misuh.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang