Chapter 26

12 7 0
                                    

BAGIAN 26
(Camping day!)

Halaman sekolah SMA Camellia high school telah ramai oleh bis-bis yang mewah yang berjejer.

Para murid dan orang tua murid juga terlihat lalu lalang memasuki gerbang untuk mengantar.

Sama dengan sebuah mobil sedan berwarna Merah yang terparkir mulus di parkiran.

Pintunya perlahan terbuka dan menampakkan 4 gadis cantik yang keluar secara bersamaan.

3 di antaranya memakai kaca mata hitam, sedangkan yang satunya tidak.

"Buka aja, lah," celetuk salah satu gadis yang rambut coklatnya di kepang satu itu.

"Kan gue udah Bilang gausah pake," itu suara dari si gadis rambut tanggung yang sekarang tergerai.

"Gausah pake, tapi Lo juga make, kan?" sinis gadis kepang satu itu.

"Rara gak bisa melihat dengan jelas," gumam Gadis satunya, dia membuka kaca mata hitam itu dan langsung mengernyitkan kening karena menyesuaikan cahaya.

Gadis yang sedari anteng dengan ponsel terlihat menggeleng pelan.

"Kalian Nora," komennya acuh.

Dia memasukkan ponsel ke dalam saku kemeja kotak-kotaknya dan menggeret koper ke lapangan.

"Woy, Cel!" teriak yang lain.

"Ck, kebiasaan!" decak si rambut di kepang.

"Tungguin Rara," ucap gadis dengan kupluk lucu di kepalanya, dia segera menyusul Axcel dengan langkah sedikit kesusahannya.

"Ra, tungguin gue!" teriak si gadis rambut hitam tanggung ikut menyusul.

Meninggalkan Jeje yang sempat melongo Sebentar.

"Gue heran. Kenapa, ya. Gue bisa betah temenan sama makhluk gak tau diri kaya mereka?" gumam Jeje sambil termenung sebentar.

Gadis itu menggeleng dramatis.

"Emang dasarnya gue itu sebaik peri, sih."

Gadis itu lalu menoleh pada satpam penjaga perkiraan.

"Saya titip mobil ya, pak. Jangan di bawa pulang!  Berat, bapak gak akan kuat. Biar saya saja," ucap Jeje sambil cengengesan tak jelas.

Bapak satpam yang bukan pak pompom itu menatapnya tak paham, tapi jadi Tersenyum saat dia menilik uang berwarna merah sebanyak dua lembar di genggamannya beserta sebuah kunci mobil.

"Siap neng cantik!" teriak satpam itu pada Jeje yang sudah sedikit jauh.

Beralih pada mereka yang sekarang sedang berbaris rapih di barisan kelas.

Jeje yang baru datang langsung menatap sinis para sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Sisil dengan wajah tak bersalahnya.

Jeje mendengus, kemudian bersidekap dada.

Axcel yang yang lain hanya mengedikan bahu lalu fokus pada lapangan, menatap ke depan  yang terdapat beberapa guru dan wakil kepala sekolah yang akan melepas para muridnya camping.

"Selamat pagi semua," ucap salah satu guru membuka.

Lapangan sekolah Semakin ramai dengan murid yang baru datang, untung saja para guru memaklumi itu.

Ada juga anak kelas 10 yang menatap dari atas, ingin tahu dengan kegiatan mereka.

Semua berjalan mulus, hingga suara derum halus dari mobil menyapa Indra mereka.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang