Chapter 10

18 8 0
                                    

BAGIAN 10
(Sedikit tentang Axcel)

Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda nampak berjalan di undakan tangga.

Langkah kakinya memelan seiring irisnya melihat hadirnya seseorang di meja makan.

Seseorang yang ingin sekali gadis itu hindari.

"Axcel, sini makan sama Papa, nak." ucap seorang lelaki paruh baya dengan jas formal yang tersemat di tubuhnya.

Bibirnya membentuk sebuah senyum manis.

Membuat si anak gadis mengalihkan tatapannya ke jendela Rumah.

"Axcel gak laper." ucap gadis itu,
Dia berjalan lurus-lurus ke pintu utama, sebisa mungkin juga menjaga matanya agar tidak menatap raut kecewa yang di tampilkan se perkian detik oleh sang kepala keluarga.

"Yaudah, kalo Gitu gapapa. Tapi kamu bawa bekal, ya? Atau mau Papa tambahin uang jajannya."

Axcel menghentikan langkahnya,
Lalu menghela nafas dalam.

"Axcel bukan seorang anak yang hanya ingin makan dan memuaskan nafsu dunia, Pa." ucap Axcel Menoleh sekilas pada papanya yang wajahnya berubah terkejut.

"Axcel cuma mau semua seperti dulu," gadis itu terdiam sejenak.
Menatap langit-langit rumah dengan pandangan menerawang.

"Gak seperti sekarang," lalu, dia melangkahkan kaki lagi hingga 5 langkah, setelahnya suara Berat sang papa kembali terdengar.

"Papa ngerti."

Enggak, papa gak ngerti.

"Semua salah papa, maafkan Papa, ya nak."

Bukan, pa!

Semua kesalahan bersama.

Nyatanya Axcel tetap bungkam.
Membiarkan suaranya terdengar oleh dirinya sendiri.

"Gapapa kalo kamu marah, itu hal wajar, kan? Tapi boleh papa minta sesuatu sama kamu?"

Axcel diam, tanpa menoleh.
Biarlah dia seperti anak tidak tau Sopan santun.

Karena sejujurnya, dirinya sudah hilang arah sejak beberapa tahun lalu.

"Kamu mau, kan. Turutin permintaan papa?"

"Iya," suara Axcel terdengar lirih,
Seperti tercekat di tenggorokan.
Dan hilang di telan sesak.

"Tolong jangan nginep di apartemen lagi, ya? kasihan mama kamu cemas nungguin kamu pulang, papa juga gak bisa tenang seharian."

Tapi Axcel yang gak tenang tinggal di rumah ini, Pa.

"Iya." sekali lagi, Axcel tidak berani menyatakan pendapat.

Maka dari itu, dia hanya bisa berkata singkat untuk segera mengakhiri perbincangan ini.

Untuk segera pergi dari sana,
Agar rasa sesak tidak kembali menghimpitnya.

Jujur saja, Axcel tidak betah tinggal di rumahnya sendiri.

⏩⏩⏩

Axcel itu suka musik, baginya mendengar irama dan nada lagu membuat mood nya sedikit membaik.

Dia suka lagu apa saja yang selalu tepat mewakili perasaannya.

Gadis itu juga kadang membuat cover lewat lagu-lagu itu.

Eits! Tapi jangan kasitau yang lain, ya.
Nanti mereka kaget.

Ini rahasia antara aku dan kamu,
Eh tapi, emang masih bisa di sebut rahasia, ya?

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang