Chapter 16

9 7 1
                                    

BAGIAN 16
(Joging pagi)

"Zi, oper bolanya ke sini!"

Zion yang merasa terpanggil segera mengoper bola basket ke Leon.

Saat ini mereka berempat sedang bermain basket di lapangan komplek.

"Gak seru ah, cuma berempatan doang." ucap Bintang lesu, cowok itu malah duduk sambil menselonjorkan kakinya.

"Lo Ngapain duduk, sih, Bin?" Tanya  Zico kesal.

"Gak seru, Co. Kita pasti kalah sama mereka." ucap Bintang mengedikan bahu, dia beralih tertidur telentang di lapangan.

"Bangke banget punya temen!" umpat Zico.

Tapi dia malah ikutan duduk di samping Bintang.

"Lo juga ikutan Jamal!" kesal Bintang pada Zico yang hanya menyengir.

Di pagi yang terbilang masih gelap itu, mereka sengaja bermain basket di lapangan komplek, jika di tanya alasannya maka Jawabannya simpel.

Mereka tidak bisa tidur dan gabut berdiam diri di rumah, terus lanjut begadang dan pagi butanya bermain basket sekalian menemani Zion yang akan lomba.

Yah, jika malam Minggu memang mereka mempunyai jadwal menginap.

Kadang kala di rumah Bintang atau juga di rumah Leon, tapi minus rumah si kembar karena Zion tidak ingin kamarnya menjadi tempat rusuh mereka.

Yah, mereka itu jika sudah kumpul Pasti akan rusuh dan berisik, kamar pun selalu berantakan seperti kapal pecah.

Mereka memang tampan, tapi jika sedang gabut akan sangat meresahkan.

Dan rumah yang selalu menjadi Sasaran adalah Rumah Milik Leon.
Ibu Leon sangat ramah dan welcome pada Sahabat Anaknya, membuat mereka sedikit.. tidak tau diri.

Minus Zion yang anteng dan kalem, cenderung Dingin. Tapi dia sopan pada yang lebih tua seperti tipe calon mantu idaman.

Leon yang sedang mendribble bola sekilas menatap dua sahabatnya yang sedang bersantai.

Tersenyum jahil, dia melempar bola itu pada Mereka.

"Sil, awas!"

Mata Leon Hampir melotot saat 4 cewek malah berjalan mendekat Ke Zico dan Bintang.

Leon tidak mengerti darimana mereka Datang. Posisi dirinya juga sedikit jauh membuat bola terhempas cepat.

Secepat kilat, Leon berlari dari tempatnya berdiri menuju ke cewek yang kepalanya hampir terkena bola.

Sementara cewek itu hanya bisa menutup wajahnya pasrah.

Sama dengan Bintang dan Zico yang malah berdiam duduk di tempat.

Juga Zion yang menatap mereka tidak mengerti.

"Bego! Kenapa Lo diem aja, Sisil!" teriak satu orang gadis greget.

Hampir saja.

Leon sudah berdiri di depan cewek itu, membiarkan punggung tegapnya terhantam Bola.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang