Chapter 46

4 6 0
                                    


BAGIAN 46
(Butuh dia)

"Mau ngapain?"

Bintang menghela nafas berat, saat ini dirinya sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan nya dengan Rara, tapi para sahabat nya selalu menahannya.

"Lo tau gue mau apa," ucap Bintang dengan nada kesal.

Zico berdecak pelan, kaki nya menahan kaki Bintang yang hendak melangkah, membuat Bintang otomatis menatap nya tajam.

Leon yang sedang menatap layar ponsel ikut menghela nafas.

"Lo tau Bin? Apa yang Lo lakuin bukan hanya ngerugiin Lo dan hubungan Lo, tapi juga hubungan Gue," ucap Leon terdengar sedikit Datar.

Bintang menarik kembali tangan nya dan menatap Leon bingung.

"Shilla Marah sama gue."

Sebenarnya, jika tidak dalam keadaan Genting. Yang lain pasti akan tertawa melihat kegusaran Leon. Cowok yang biasa tenang itu terlihat beberapa kali mengacak rambut nya sambil menghela nafas.

"Resiko bucin," celetuk Zico pelan.

Zion hanya menggeleng pelan, sekarang Fokusnya mengarah pada Bintang.

"Mending Lo kasih Ruang dulu buat Rara."

Bintang menghela nafas, ucapan Zion memang ada benarnya. Dan lagi, Rara selalu menghindar darinya.

"Berarti selama ini kedekatan Lo sama Rara cuma palsu?" tanya Zico.

"Enggak."

Alis Zico terangkat satu, Bingung dengan jawaban Bintang.

"Gue Bener-bener udah sayang sama dia," ucap Bintang sambil tersenyum miris.

Cowok berwajah tampan sedikit tengil itu menatap para sahabatnya bergantian.

"Yah ... Gue udah terjebak sama permainan gue sendiri."

Mereka terdiam.

FLASHBACK ON

Suasana warung kopi terlihat sepi. Di salah satu kursi terdapat Seorang Cowok yang sedang memakan Kuaci sambil memegang ponsel.

"Woy!"

Bintang hampir mengumpat, dia mendongak dan sedikit berdecak saat tahu siapa yang sudah mengagetkan nya.

"Kenapa Bang? Gabut? Gaada mangsa?" tanya Bintang dengan nada tengil.

Iya, cowok yang sedang sendirian sambil bermain ponsel di temani dengan kuaci itu adalah Bintang.

Mendengar itu, si cowok yang memanggil nya tadi terkekeh. Tidak merasa sakit hati.

Dia mendudukan dirinya berhadapan dengan Bintang, sempat celingukan, meneliti isi Warkop yang sekarang sangat sepi.

"Lo mau nginep di sini, Bin?" tanya cowok itu, pasalnya ini sudah tengah malam. Memang Warkop buka 24 jam. Tapi menginap di sini juga bukan Pilihan baik.

Bintang menggeleng pelan, dia melempar senyum tipis pada cowok yang lebih tua darinya itu.

"Gue males pulang."

Mengerjap sekali, dia balas tersenyum, mengerti dengan perasaan Bintang. Tangan nya tergerak menepuk punggung cowok itu dengan jantan.

"Yaudah, disini aja. Temenin gue."

Bintang menganggukan kepala tanpa keberatan.

"Ngomong-ngomong, Lo tumben Kesini, abis putus, ya?"

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang