Chapter 63

4 4 0
                                    

BAGIAN 63
(Keputusan)

Malam telah tiba, langit sore berganti dengan Bintang yang menghiasi gelapnya malam.

Axcel ada disini. Bersama dengan Mamanya, sedang melakukan acara makan malam bersama dengan orang tua Zion.

Yang berbeda adalah, Axcel lebih merasa lega karena ada Mama yang selalu di Sisinya dan mendukung nya. Lalu, dia. Seorang cowok dengan baju formal yang membuat Ketampanan nya meningkat berkali-kali lipat.

Dia Zico, sedang menggenggam tangan nya dengan lembut di bawah meja. Cowok itu berusaha memberinya kehangatan dan kenyamanan yang Axcel sendiri sudah lama tidak mendapatkan nya.

Rencananya, Sang Mama akan membatalkan perjanjian Perjodohan itu. Kemungkinan besar sang Mama akan kehilangan seorang clien besar. Tapi tidak masalah katanya, karena Kebahagiaan Axcel sekarang menjadi nomor satu.

Lebih penting daripada yang lain, Putrinya, kesayangan nya.

"Di batalkan?" ucap seorang lelaki berwajah tegas yang duduk di hadapan Zico.

Nia mengangguk yakin. "Sepertinya saya tidak bisa mengorbankan kebahagiaan anak saya," ucap Nia melirik pada Axcel lalu Tautan tangan Kedua remua itu masih bisa di lihatnya.

Mendengar kata 'Mengorbankan' yang keluar dari mulut Nia entah mengapa membuat Dua orang tua Si kembar terdiam.

"Nia, apa kamu yakin?" tanya Mama si kembar.

"Saya sangat yakin."

"Bagaimana bisa? Kita sudah sepakat," ucap Lelaki berahang tegas itu dengan suara berat.

"Perjanjian itu di batalkan. Maaf, saya tahu jika ini mungkin terlalu mendadak," ucap Nia menyempatkan untuk Tersenyum pada sang putri, lalu dia kembali melanjutkan."Saya baru saja kehilangan Papa Axcel. Dan sepertinya saya tidak bisa jika melihat Axcel Kembali bersedih."

Veline, Mama si kembar Terlihat menghela nafas. Bukan. Bukan karena perjanjian itu tapi dia sudah terlanjur nyaman berteman dengan Nia, mereka memang menjadi dekat setelah saling bekerja sama dan menjalani beberapa meeting bersama, apalagi Dengan adanya perjodohan ini yang membuat mereka sering menghabiskan waktu bersama layaknya seorang sahabat.

Dan setelah mendengar penjelasan itu, Veline pasti akan kehilangan sosok Sahabat sekaligus calon besan dan Juga Clien mutualisme nya.

"Kita Masih bisa Berteman, Vel," ucap Nia Tersenyum seakan tahu apa yang di pikirkan wanita itu.

Veline menoleh, Tersenyum tipis. Dia merasa tidak rela.

Dan pemandangan itu di tangkap oleh sang kepala Keluarga sendiri yang sekarang menghela nafas.

"Anda sudah tahu tentang Denda yang harus di bayar saat membatalkan perjanjian itu segara sepihak?"

Axcel membelalakkan matanya, sama dengan Mama si kembar dan si kembar sendiri saat mendengar ucapan dari lelaki dewasa itu.

Lain dengan Nia yang hanya tersenyum.

"Denda?" beo Axcel, seketika dia meremas tangan Zico tanpa sengaja.

"Pa, kok gitu?" protes Veline.

"Kita sudah sepakat bukan?" tanya Balik si lelaki dewasa dengan satu alis di angkat.

Zico menggeleng pelan, dia tidak percaya jika Papanya akan se-licik ini.

"Papa bisa gak? Jangan buat Zico muak sekali ini aja."

Yang lain Kembali terkejut, berbeda lagi dengan Zion yang tersenyum sangat tipis sambil menggumamkan kata 'Good' tanpa suara.

Yah, ada saatnya seseorang akan merasa jenuh, kan?"

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang