Chapter 27

7 7 0
                                    

BAGIAN 27
(Mencari jejak)

Bis yang di tumpangi oleh Jeje beserta Zion Dkk telah sampai di tempat camping. Itu adalah sebuah bumi perkemahan di dekat gunung yang sejuk dan asri.

Banyak murid yang terlihat menikmati pemandangan atau bernafas perlahan demi merilekskan diri.

Yah, setelah hidup di kota yang penuh polusi dan suara berisik dari kendaraan atau pabrik industri.
Kini yang ada hanya kabut tipis dan pohon-pohon besar sejauh mata memandang.

"Udah," ucap Axcel mengingatkan para sahabatnya yang asyik sendiri.

Bahkan Sisil sudah berselfie ria dengan tongsisnya.

Jeje menoleh lalu memasang wajah cemberut, Axcel ini memang suka mengusik kesenangannya, ya meskipun kata-katanya benar.

Sisil juga sudah menyimpan tongsisnya, dia menatap beberapa cowok yang baru keluar dari Bis.

Mereka adalah sekumpulan cogan yang tadi nyasar ke Bisnya.

Leon terlihat tersenyum pada Sisil membuat gadis itu segera berbalik badan dengan pipi bersemu merah.

Sedangkan Bintang langsung mengampiri Rara Seperti anak itik yang selalu mengikuti induknya.

"Biar gue aja yang bawa," ucap Bintang mengambil alih koper yang berada di tangan Axcel.

Jangan salah paham, itu milik Rara yang memang Axcel yang membawakan. Gadis dengan kupluk lucu itu hanya membawa tas ransel kecil dan Tote bag berisi cemilan rekomendasi dari Sisil dan Jeje yang tidak tau diri.

Untung saja Rara dan Axcel betah berteman dengan mereka.
Ah, iya. Sebenarnya siapa manusia yang paling di untungkan dalam pertemanan mereka? Entahlah yang jelas orang itu bukan Axcel.

Karena jujur saja, gadis itu seperti sedikit terkena tekanan batin.

"Ayo anak-anak! Kita berkumpul!" Suara dari Guru kesiswaan yang berseru.

"Pak, sehat pak?" tanya Jeje saat pak Setyo Sempat lewat sekilas.

Guru muda nan tampan itu hanya melambaikan tangan terkesan acuh tak acuh.

Memang sejak kejadian pertama dia di hukum, Jeje menjadi lebih dekat dengan pak Setyo.

Sebenarnya guru itu adalah guru yang gaul, sayangnya jika sudah di kelas terlihat perfectionis.

"Leon, ayo bantu yang lain."

Leon yang tadinya akan menghampiri seorang gadis Berambut tanggung menjadi urung.

Cowok itu mengangguk, tidak bisa membantah perintah gurunya.

"Eh tadi kak Leon mau nyamperin gue, tau," celetuk salah satu gadis di dekat Sisil dan Jeje.

Jeje hampir ingin Julid karena jelas-jelas Leon akan menghampiri sahabatnya--Sisil.

"Udahlah," ucap Sisil terlihat tidak begitu Terusik.

Jeje menghela nafas, yah walaupun dia dan Sisil sering cek Cok, tapi tak bisa di pungkiri jika mereka saling peduli.

"Yuk!" Ajak Rara, mereka--3 Gadis cantik itu mengangguk serempak.

⏩⏩⏩

"Ini kenapa jadi gue yang ngerjain, ya?" gumam Jeje kesal sendiri, Gadis itu akhirnya bangkit dari acara mengikat tali pada pasak.

Matanya mengedar, mencari keberadaan manusia-manusia tak tau diri yang sudah melimpahkan tugas ini padanya.

Saat ini dia sedang memasang tenda untuk 4 orang, tenda tidak terlalu besar, tapi cukup sulit jika di lakukan sendiri.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang