Chapter 38

13 6 0
                                    

BAGIAN 38
(Sebuah Rasa)

"Sekali lagi."

Jeje Tersenyum menatap kamera, berbeda dengan cowok di samping nya yang memasang wajah datar selama di foto.

Ya, setelah menyanggupi keinginan Jeje. Sekarang mereka sedang di foto. Dan itu tidak hanya sekali atau dua kali.

Tapi lima kali.

Catat, lima kali!

Bagaimana Zion tidak kesal? Apalagi dia juga Tidak pernah berfoto,
Hasil nya pasti akan terlihat kaku.

Jangan tanya juga mengapa para cewek di sekolah lain bisa mengenali wajah nya. Itu karena Para Fans nya mem-Foto nya secara diam-diam.

Entah saat sedang di parkiran, Koridor, atau saat bermain basket sekalipun.

Cekrek.

Flash kamera menghujam wajah mereka berdua.

Zion terlihat mengernyit.

"Aduh, kayak nya pertengkaran kalian ini cukup serius, ya. Sampai adik ini tidak pernah tersenyum," ucap si mbak pegawai yang bertugas sebagai juru kamera.

Jeje menatap Zion dengan wajah Sedikit meringis.

Asli nya dia juga tidak enak dengan cowok itu.

"Senyum sekali aja, kak. Biar cepet selesai," bisik Jeje Tersenyum manis.

Zion menatap nya protes.

"Seekalii aja kak, gak akan robek kok mulut nya," ucap Jeje memohon.

Zion menghela nafas Sabar.

Jika saja bukan karena Zico, pasti dia tidak akan mau menyanggupi segala kemauan gadis ini.

Zion menatap kamera dengan senyum sangat tipis.

"Ganteng nya," gumam si juru kamera.

Jeje mendelik tak terima.

Sedangkan Zico sedikit melirik lewat ekor mata, ekspresi Jeje nampak lucu membuat senyum simpul nya refleks terbit.

Bersamaan dengan itu, Flash dari kamera kembali muncul.

"Subhanallah. Ini pacar adik Pangeran, ya? Ganteng sekali."

Jeje Berdehem panas.

Dia segera mendekat guna melihat hasil Foto mereka.

Gadis itu sedikit terkejut saat melihat foto Mereka yang cukup serasi.

Lebih terkejut lagi saat Zion ikut mendekat lalu Mbak pegawai itu menyeletuk.

"Kalian pasti jadi best couple di sekolah, ya?"

⏩⏩⏩


"Makasih ya, kak. Lo udah turutin permintaan gue," ucap Jeje saat mereka sudah berada di parkiran toko.

"Hm," dehem Zion. Jeje merasa bersalah karena wajah Cowok itu terlihat tidak senang.

"Lo marah sama gue, kak?" tanya Jeje.

Dia benar-benar suka coklat maka nya bertindak semau nya seperti tadi.

"Enggak," ucap Zion santai.

"Tapi cara bicara Lo dingin banget," ucap Jeje membuat Zion yang sedang memakai helm full face itu menoleh.

"Gue kan emang gini kalo ngomong," datar Zion, Jeje sedikit meringis.
Dia lupa.

Girls In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang