“Ibarat pengalaman, tak jarang juga dialami orang lain dengan hal serupa. Bedanya adalah pada penyelesaian masalahnya”.
[DIARY AIRA]
•
•
•Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tetapi Fauzan belum menujukkan tanda-tanda ia akan pulang. Ini memang sudah biasa dilakukan oleh laki-laki tersebut, pulang dalam keadaan larut. Akan tetapi, ada perasaaan khawatir berlebih yang menyeruak dihati Aira.
Sore tadi, kala ia sampai didepan rumah, gadis itu dikejutkan dengan adanya satpam baru. Rupanya, bliau adalah satpam yang dipekerjakan oleh Fauzan. Namanya Pak Amin, bliau menempati rumah kecil yang ada disamping bagian depan rumah tersebut. Aira sendiri baru menyadari adanya rumah tersebut.
“Pak, ini Aira ada kopi sama gorengan. Dimakan ya”
”Eh, aduh repot-repot non, nuhun ya” ucap pak Amin disertai dengan senyuman
Aira mengangguk dan mengambil duduk dikursi kosong dekat lelaki paruh baya tersebut “Dari Siang Mas Fauzan belum ada pulang ya pak?”
“Belum non, bapak masuk sini mah tadi jam sepuluh. Rumah masih sepi, terus non Aira pulang jam empat tadi” Tutur Pak Amin sambil menyesap kopi buatan Aira
Aira tersenyum tipis mendengar jawaban pak Amin, “Yasudah Pak, Aira masuk dulu ya. Bapak kalau capek istirahat saja ya” Ujarnya sambil berdiri
“Iya non, mangga”
Aira beranjak meninggalakn Pak Amin masuk kedalam rumah. Aira mendudukkan diri diruang tengah, sesekali ia memutar-mutar Handphone nya. Dia bingung harus menghubungi siapa, perasaannya kali ini benar-benar tidak tenang, akhirnya ia putuskan untuk menghubungi si kembar. Begitu panggilan terhubung, Aira langsung to the poin menanyakan keberadaan Fauzan.
“Amel, Mas Fauzan ada di sana ngak?
“Salam dulu atuh mbak, tumben banget” saut Amel diakhiri dengan kekehan
“Astaghfirullah, Afwan Mel. Assalamu’alaikum” ulang Aira
“Wa’alaikumussalam Warahmatullah, Bang Fuzan ngak disini Mbak. Terakhir ke sini lima hari yang lalu” jawab Amel
“Umi, sama Abi ada dek?”
“Umi sama Abi ngak ada kak, kata Lia tadi pagi pamit buat ke rumah Abuya”
“Abuya?”
“Iya ru— Akh!!! Heh Lia, sakit tahu” Terdengar sedikit perdebatan anatara Amel dan Lia, tapi tidak terdengar jelas oleh Aira.
Berhubung orang yang ia cari ternyata tidak ada di sana, ia pun mengakhiri panggilan secara sepihak. Bukan bermaksud tidak sopan, entah kenapa perasaannya benar-benar kacau saat ini.
Gadis itu kembali menghubungi Fauzan, harapannya bukan lagi operator yang membalas panggilannya. Nihil, sekarang justru handphone Fauzan malah tidak aktif. Aira menangis dalam diamnya, ia sangat khawatir dengan suaminya.
Meskipun Fauzan tak pernah bersikap baik padanya, tapi ia yakin, bahwa sebenarnya Fauzan adalah suami yang baik. Ini adalah kali pertama selama menikah handphone Fauzan mati dan sulit dihubungi.
Mas Fauzan ♥️
Terakhir dilihat pukul 12.30|| Mas, kamu dimana? Aira khawatir.
|| Mas, kamu udah makan kan? Jangan lupa salat ya.
|| Mas, meskipun mas tidak berniat membalas pesan Aira, setidaknya bacalah pesan Aira. Agar Aira tahu kalau mas baik-baik saja.
√
![](https://img.wattpad.com/cover/189202011-288-k293105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY AIRA [TERBIT]
Spiritual[PART MASIH LENGKAP, SILAKAN SEGERA BACA] 18+ disini maksudnya adalah, cerita yang ditulis mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan, hanya untuk menunjang karakter tokoh. Tidak untuk ditiru!. [Follow sebelum membaca] ========= Menikah dengan ses...