EPILOG

2.8K 149 20
                                    

Berdamai dengan sesuatu yang membuat kita terluka itu ngga pernah mudah, kalau kita ngga melibatkan Allah didalamnya. Bertambah kuatnya kecewa yang menyesap dalam dada, tidak lain adalah karena keangkuhan kita. Angkuh sebab merasa bisa mengobati diri sendiri.

Dua tahun berlalu, akhirnya Fauzan kembali memberanikan diri untuk kembali menemui istrinya. Bukan tanpa sebab laki-laki dengan Gamis hitamnya itu jarang singgah dirumah terakhir Aira. Dua tahun ia gunakan untuk berdamai, sekaligus untuk menyelesaikan cita-cita istrinya.

"Assalamu'alaikum sayangnya mas" Belum apa-apa Fauzan sudah kembali meneteskan air matanya. Sambil menetralkan hatinya yang mulai bergejolak tak terima, ia menyiramkan sebotol air diatas pemakaman istrinya.

Kenapa tidak bunga? Ingat, Aita dimakamkan di Makkah, dimana disana adalah padang pasir, bukan padang tanah. Kekuatan anginnya cukup besar, jika ditabur bunga yamg ada akan membuat area pemakaman menjadi kotor.

Kompleks pemakaman Sharaya, merupakan satu-satunya komplek pemakaman bagi jamaah umroh atau haji yang meninggal di kota Makkah. Pemakaman yang terletak sekitar 18 kilometer dari Masjidil Haram. Disinilah Aira dikebumikan.

"Maaf ya shalihah, mas baru dateng lagi buat nemuin kamu".

Fauzan berusaha menahan tangisnya sambil memeluk erat sebuah buku ditangannya. Buku yang 2 tahun belakangan tidak pernah lepas dari dirinya. Iya, buku milik Aira yang berpindah tangan padanya.

Sejak kepergian Aira, Fauzan juga mulai menggantikan hobi istrinya untuk menulis seluruh isi hatinya. Sikapnya menjadi lebih pendiam dan dingin. Dihadapan orang lain dan mahasiswi nya mungkin Fauzan terlihat baik-baik saja. Namun hampir setiap hari, Fauzan akan selalu menangis tergugu karena dibelenggu rindu.

Fauzan meletakkan sebuah selempang. Selempang yang merupakan simbol dia telah menyelesaikan pendidikan Magister hukum di salah satu Universitas terbaik dunia yang ada di UK-University of Glasgow.

Hanya butuh waktu satu tahun untuk Fauzan bisa menyelesaikan studi masternya. Bukan rahasia umum, bahwa studi S2 di sebagian besar Universitas di UK, memang hanya butuh waktu satu tahun untuk diselesaikan, berbeda dengan Indonesia.

"Sayang, mas sudah menyelesaikan studi Magister mas, di Universitas yang ingin kamu tuju beberapa tahun lalu".

"Mas rela banting setir untuk melanjutkan perjuangan kamu dibidang hukum sayang. Dari kamu, mas belajar banyak hal"

"Kamu seneng kan?" Fauzan terkekeh dengan kalimat nya, padahal tidak ada yang lucu dari apa yang ia sampaikan.

"Maaf ya, dulu mas ngga sempet pamit sama kamu. Mas ngga kuat"

Fauzan mengingat masa dimana ia masih sangat terpuruk atas kepergian Aira. Hari-hari nya seperti tak punya tenaga. Seringkali mengurung diri dan meminimalisir sosialisasi, sampai akhirnya 2 bulan setelahnya, Aira datang kemimpi Fauzan. Perempuan dengan gamis putihnya tersenyum lembut menatap Fauzan.

"Jangan nangis mas" begitu katanya sambil mengusap air mata dipipi Fauzan

"Aira ngga pernah marah sama mas. Jangan menghukum diri sendiri ya, Aira sudah bahagia" Fauzan memeluk sosok Aira dengan begitu erat. Air matanya makin deras mengalir.


"Lanjutkan kehidupan mas ya, dengan siapapun itu InsyaAllah Aira ridho mas"

DIARY AIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang