“Jangan menuntut orang lain untuk bersikap baik kepadamu. Berbuatlah baik terlebih dahulu, maka mereka akan sungkan untuk berbuat buruk padamu”.
[DIARY AIRA]
•
•
•Kalian sependapat bukan, jika diamnya orang yang memendam amarah jauh lebih menyeramkan dibanding mereka yang langsung meluapkan amarahnya? Dia, Aira. Salah satu orang dengan amarah yang sangat tenang. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut gadis itu.
Silent treatment people memang ngga ada obeng.
Sikap Aira seolah tidak terjadi apapun diantara dirinya dengan Fauzan. Seperti sekarang, Aira tetap menjalankan kewajiabnya sebagai seorang istri menyiapkan sarapan untuk Fauzan. Bedanya, Aira tidak terlalu banyak bicara seperti biasanya.
Fauzan yang memperlihatkan gadis itu menjadi salah tingkah sendiri.
“Raaa” setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Fauzan memutuskan untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Aira menoleh menatap Fauzan, menatap suaminya dengan alis mengkerut tanpa suara.
“Jangan seperti ini”
Aira tersenyum kemudian meraih segelas air putih dihadapanya. Gadis itu tak menggubris pernyataan Fauzan dengan memilih melanjutkan makannya.
“Raaa”
“Mas Fauzan butuh sesuatu?”
Laki-laki itu menggeleng. Fauzan berdiri dari tempatnya dan bersimpuh disamping Aira sambil memegang tangan wanita tersebut.
“Kamu ngak marah?” pertanyaan bodoh itu meluncur mulus dari mulut Fauzan
Aira melepaskan genggaman tangan tersebut. “Tidak ada istri yang tidak marah melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain mas. Bahkan, pelukan tersebut belum pernah didapatkan istrinya”
“Maaf”
“Maafku selalu terbuka untukmu mas. Karena aku ngak ada pilihan untuk tidak memaafkanmu. Sebab bagaimanapun, kamu adalah imamku” Aira bangkit dan menarik Fauzan yang masih bersimpuh dihadapanya
“Dari awal menikah aku sadar mas, memang tidak ada rasa cinta darimu untukku. Justru kamu kian membenciku begitu membaca diary ku bukan?”
Aira membereskan beberapa berkasnya, “Habiskan sarapanmu mas, Aira harus pergi. Assalamualaikum”
Fauzan menjambak rambutnya yang sedikit panjang. Sikap Aira yang seperti ini benar-benar menyiksa dirinya. Tadinya ia fikir, Aira akan meluapkan amarahnya dan Fauzan hanya butuh menyiapkan telinga dan mentalnya. Nyatanya, prediksinya salah, Aira bahkan tak banyak bicara sekarang.
****
“Kamu yakin dengan ini Aira?” tanya laki-laki yang sudah lama tak Aira temui
“Aira yakin Om. Sebelumnya maaf, Aira datang hanya ketika susah seperti ini”
“Jangan berlebihan Aira, om Johan bahkan sama sekali ngak masalah buat bantu kamu”
Seorang laki-laki masuk kedalam ruangan tersebut yang merupakan sekretaris Johan. Setelah menyerahkan sebuah map, sekretaris tersebut kembali meninggalkan ruangan. Ingat kan Johan siapa? Ck, kalau lupa baca ulang gih biar ngak bingung.
“Ini data yang om dapatkan. Om harap kamu tidak terkejut dengan kenyataan yang akan kamu hadapi” Johan berucap sambil menyodorkan map merah tersebut pada Aira
![](https://img.wattpad.com/cover/189202011-288-k293105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY AIRA [TERBIT]
Spiritual[PART MASIH LENGKAP, SILAKAN SEGERA BACA] 18+ disini maksudnya adalah, cerita yang ditulis mengandung bahasa kasar dan adegan kekerasan, hanya untuk menunjang karakter tokoh. Tidak untuk ditiru!. [Follow sebelum membaca] ========= Menikah dengan ses...