[22] SEMARANG II

3.3K 396 44
                                    

Buat apa saya cemburu. Cemburu itu merepotkan orang lain, tapi sebenarnya menyiksa diri mereka sendiri”.

—Muhammad Fauzan Akbar—

[DIARY AIRA]



Note: Boleh dong bantu share cerita ini, biar lebih banyak yang mengambil manfaatnya.

Hayuk follow wattpad, tik-tok dan Ig dengan username yang sama ya!.

Happy Reading.....

•••√√√•••

“Sejak kapan kamu punya motor ini?” Fauzan bertanya setelah melepas helm full face nya dan turun dari motor ninja milik Aira.

Aira dan Fauzan saat ini memilih untuk singgah ke salah satu pusat perbelanjaan terlebih dahulu. Keduanya hendak membeli beberapa snack yang mungkin saja akan dibutuhkan nantinya.

“Sejak awal kuliah”

Keduanya kembali bungkam, yang satu merasa kikuk, sementara yang satu merasa tak perlu menanyakan hal berlebih.

Aira berjalan menuju rak bagian susu dan yogurt. Ketika ia hendak meraih satu puch yogurt kesukaannya, tanganya malah tak sengaja bersebelahan dengan seseorang. Membuat ia urung untuk mengambilnya.

“Aira?”

Aira mendongak menatap sang lawan bicaranya, senyum simpul ia berikan pada laki-laki dihadapannya. “Kapan pulang Ra?”  laki-laki berkacamata oval itu kembali mengajukan pertanyaan pada Aira

“Dua hari yang lalu Mas” jawabnya sambil menunduk

Laki-laki yang dipanggil mas itu tersenyum, “Kamu ngapain disini?”

“Ah, itu hanya membeli beberapa snack saja”

“Oh iya, ini yogurt kesukaan kamu. Sisa 1 di rak, ambil lah” laki-laki bernama Firdaus itu menyodorkan satu bungkus yogurt kehadapan Aira, tangan Aira terulur hendak meraihnya sebelum panggilan seseorang menghentikan pergerakannya.

“Aira” Fauzan menghampirinya dengan langkah lebarnya

“Eh, mas”

Fauzan menatap datar laki-laki dihadapan Aira. Wajah tidak bersahabat begitu kentara ia tampakkan.

“Siapa dia Ra?” tanya Firdaus

Aira yang hendak menjawab urung, karena kalimatnya disela oleh Fauzan.

“Saya suaminya. Muhammad Fauzan Akbar”

Laki-laki bernama Firdaus itu tersenyum pias, perempuan dihadapannya kini sudah menikah.

“Saya Firdaus, teman kuliah Aira” ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arah Fauzan.

Bukanya disambut, Fauzan hanya mengangguk sebagai respon.

“Ayo sayang, semuanya sudah terbeli. Firdaus, kami duluan” pamitnya tanpa menunggu jawaban lawan bicaranya

Aira melongo tak percaya dengan apa yang dikatakan Fauzan barusan. Gadis itu hanya mengikuti langkah lebar milik suaminya, sampai ketika di kasir, barulah Fauzan melepaskan tautan jemarinya pada Aira.

Setelah membayar belanjaannya, keduanya bergegas menuju ke parkiran. Fauzan hanya diam saja tanpa mengatakan apapun.

“Naik” titah Fauzan tak terbantahkan.

DIARY AIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang