[40] BERSAMA MENUJU TAAT

4.3K 297 19
                                    

Kalian udah mulai bisa nebak ending nya? 😂

Masih sanggup?

Komen yang banyak, biar semangat update nya.

Follow juga boleh, biar bisa update notif dari saya. Nih biar gampang tinggal klik katarasa_id

****

Aira tak henti-hentinya mengucap Syukur atas nikmat yang Allah berikan untuknya. Tahun lalu, ia gagal berangkat umroh karena wafatnya sang kakek. Tahun ini, Allah ganti dengan kenikmatan tiada tara. Lengkap dengan mutowif pribadinya yang tidak lain pasangan halal nya sendiri.

Aira dan Fauzan sudah memulai tawafnya. Dimulai dari rukun Hajar Aswad yang merupakan titik tolak dimulainya tawaf yang menghadap ke arah timur. Rukun Iraqi menghadap ke arah utara, Rukun Syami menghadap ke arah barat kemudian Rukun Yamani menghadap ke arah selatan. Dilakukan sebanyak 7x putaran.

Dilakukan dari putaran terluar sampai berusaha bisa masuk putaran terdalam yang paling dekat dengan dinding Ka'bah. Fauzan dengan sabar mengikuti langkah kecil Aira. Bacaan tawaf ia tuntun dengan sabar untuk istrinya. Sampai tanpa terasa, keduanya sudah berada diarea Multazam pada saat putaran terakhir.

“Mau nyoba untuk masuk area Hijir Ismail dan Hajar Aswad?”

“Apa bisa mas?” tanya Aira ragu, mengingat semakin masuk kedalam keduanya semakin terdesak kepadatan manusia.

“Kita coba ya, bismillah”

Fauzan menggenggam Aira, memposisikan dirinya dibelakang istrinya dengan tujuan melindungi Aira dari desakan orang-orang yang tubuhnya lebih besar darinya. Aira tidak menduga, Fauzan bisa sebegitu perhatian dengannya. Tindakan Fauzan jelas Aira sadari, bahwa seterdesak apapun, Fauzan berusaha melindungi Aira dari yang bukan mahramnya.

Semanis dan seromantis ini ternyata Fauzan.

Entah bagaimana, Fauzan dan Aira seperti diberi kemudahan dan akses yang tidak terduga. Keduanya dengan mudahnya lolos dari para askar yang sedang berjaga. Tiba didepan Ka'bah tangis Aira tumpah. Doanya begitu lama dan dengan sabar Fauzan tetap setia berada dibelakang Aira dan melakukan hal yang sama dengan apa yang Aira lakukan.

Berada pada posisi seperti sekarang, Aira merasa suara lalu lalang disekitarnya mendadak hilang. Dia serasa berada ditempat paling tenang yang ia datangi. Aroma kiswah menjadi temannya dalam menumpahkan segala perasaan yang terkumpul dalam hatinya. Ucapan syukur, permohonan maaf dan ampunan, semua Aira keluarkan semampunya.

Dirasa cukup, Aira menarik diri dari dinding Ka'bah. Siapa sangka, ia dan Fauzan justru tergeser menuju area hajar aswad. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, hal yang sama Aira lakukan. Mencium hajar aswad, meskipun tidak selama mencium dinding Ka'bah, Aira sudah sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan tersebut.

Fauzan? Laki-laki tidak memiliki kesempatan untuk mencium hajar aswad karena tubuhnya langsung tertarik kebelakang, begitu juga dengan Aira.

“Cukup ya, InsyaAllah lain waktu kita bisa kesini lagi”

“Tapi mas ngga kebagian nyium hajar aswad” lirihnya merasa bersalah

“Ngak papa, yang penting kamu sudah. Lain waktu kita coba lagi”

Aira mengagguk paham, keduanya kembali berjalan memutar sambil berusaha untuk keluar dari lokasi tawaf. Setelah berhasil keluar, keduanya segera menuju lokasi Sa'i. Sebelum benar-benar meninggalkan lokasi tawaf, Fauzan menyempatkan untuk mengambil gambar Ka'bah dari lantai satu.

DIARY AIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang