06. Invitados no invitados

3.6K 225 11
                                    

Hallo jangan lupa vote ya!
Follow juga

Kalau ada typo komen. Okee

'Invitados no invitados=Tamu Tak Diundang'

***

Alderald menuruni tangga dengan berpakaian yang rapi matanya tak sengaja melihat sang Buna yang sedang bersantai di ruang tamu. Al melangkah mendekati Bunanya tanpa aba-aba ia memeluk dari samping, bergelayut manja.

Buna Athena menggeleng melihat putra kesayangannya ini. Wangi parfum yang begitu menyengat bahkan berbeda di hari biasanya membuat ia sedikit curiga. "Udah wangi. Mau kemana?"

"Buna?"

"Kenapa ganteng," jawab Buna Athena

"Al udah besar lhoh jangan panggil itu lagi ah," gerutunya tak suka

Buna Athena menaikan alisnya. "kenapa? Itu doa buna loh biar kamu tetep ganteng. Bukannya ucapan Ibu selalu terkabul, apalagi itu yang baik-baik."

Al merenung mendengar ucapan bunanya. Mungkin benar dirinya tampan karna doa dari sang Buna. Ia tersenyum memang Bunanya tiada dua. "Buna, waktu Papa masih muda setiap kerumah Buna. papa bawa apa?"

Buna Athena terkekeh, pasti anaknya ini sedang masa cinta-cintaan, Buna Athena merasa bersyukur putranya tidak canggung tentang masalah percintaan bahkan terang-terangan bercerita, masalah ini-itu pun sama Al selalu bercerita kepada Bunnya beda halnya dengan Papa nya.

Buna Athena berpikir mengenang masa mudanya dulu. "eumm, makanan kesukaan Buna."

Al mendongkak melihat Bunanya dari bawah. "Makanan kesukaan yah," beonya mengangguk paham.

"Anak Buna udah cinta-cintaan nih. Siapa ceweknya? Ohh pasti yang kemarin ya si cewek tilang," goda Buna Athena.

Al yang di goda hanya menegelamkan kepalanya ke ketiak sang Buna ia merasa malu bahkan telinga serta wajahnya sudah merah tetapi Al juga terkekeh atas panggilan Diva. "Namanya Diva, Buna. "

Buna Athena terkekeh kembali lalu menangkup kedua pipi putranya dengan gemas. Waktu seperti berjalan dengan cepat dulu Anaknya yang ia lahirnya dengan separuh nyawanya, Anaknnya yang pertama memanggil Buna dengan mulutnya yang mengeluarkan air liur serta bekas makanan di mulutnya, Anaknya yang merangkak dan memegang kakinya, Anaknya yang selalu ia tunggu-tunggu kedatanganya, anaknya yang selalu membangunkannya di pagi buta kala merasa lapar.

Sekarang, lihatlah. Anak di hadapannya ini sudah mulai dewasa, sudah mulai mencari jati dirinya, sudah mencari belahan jiwanya, jika Buna Athena bisa mengulang waktu itu kembali ia akan menghentikan waktunya sebisa mungkin tetapi itu semua hanya angan-angan yang tak akan pernah terjadi.

Al yang melihat Bunanya mulai berkaca-kaca mengambil kedua tangan Bunanya lalu mengegamnya. "Buna kenapa? Al salah ya? Al ngelakuin apa sampai Buna bisa nangis gini? Atau pertanyaan Al salah? Maafin Al ya Buna. B-buna jangan na-"

Ucapan Al terpotong kala Bunanya memeluknya dengan erat dan tak berselang lama suara isakan terdengar jelas di telinganya. "B-Buna jangan nangis. Apa Papa yang nangisi Buna? kalau Papa nangisin Buna, Al bakal bunuh Papa sekarang!"

Buna Athena menggeleng, melepaskan pelukannya dan menatap Anaknya. "b-Buna hiks Buna mau kamu kembali hiks hiks seperti dulu. Disaat kamu ngerengek minta es krim, ngerengek minta premen. T-tapi sekarang hiks-"

"Shuttt Buna dengerin Al," jeda Al dirinya sudah mengerti kenapa Nunanya menangis tiba-tiba, ia pikir Papanya yang membuat wanita yang telah melahirkannya ini menangis. Al memegang kedua tangan Bunanya mengelusnya dengan penuh kasih sayang.

ALDERALD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang