Hallo jangan lupa vote ya!
Follow jugaKalau ada typo komen. Okee
'Evitar?= Menjauh?'
Instagram=@irayantiiii_
***Seminggu sudah berlalu. Seminggu pula Diva terus menyemangati Bella agar terus bangkit dari kesedihannya dan seminggu pula Diva menjauh dari Al, entah apa yang membuatnya menjauh yang jelas jika Al berdekatan atau ingin menyapa, Diva selalu menghindar atau langsung pergi begitu saja.
"Al, lo mau di sini? Ga panas kok," ucap Epul pada Al saat melihat wajah Al begitu masam serta berwajah merah padam.
"Dari pada diam di situ. Udah panas kena matahari di tambah panas hati karna liatin Doi sama orang lain haha," ledek Ansel yang membuat Al mendengus kesal.
Al, Ansel, Epul, Firlan da Firsan mereka tengah di pinggir lapangan, selepas bermain basket mereka mengistirahatkan tubuhnya akan tetapi saat mereka mengobrol tiba-tiba pandangan Al mengarah ke lantai dua yang terdapat gadis pujaan hatinya yang tengah mengobrol dengan seorang cowok yang amat ia benci.
Tatatapan Al yang tadinya mengarah ke lantai dua akhirnya menoleh ke Epul. "Apa lo!"
"Sewot aja. Sini, disana panas," jawab Epul menepuk tempat duduk yang kebetulan tempat itu tidak panas karna terhalang oleh pohon dan dedaunan.
Al mendengus lalu melangkah duduk di samping Epul sesekali ia mengibas wajahnya menggunakan tangannya sendiri. "Air gue mana?"
"Nih," kata Ansel seraya memberikan air mineral milik Al.
Al membuka botol air itu lalu membasuh wajahnya serta rambutnya, dirasa sudah basah ke seluruh rambut ia mengacak-acak menggunakan tangannya agar tidak terlihat lepek untung saja semua siswi tengah belajar, bayangkan saja jika semua siswi sedang beristirahat sudah pasti Al menjadi bahan tontonan.
"Cuih, anjing. Air yang ada di rambut lo masuk ke mulut gue! Bakteri itu!" Omel Firlan saat air yang berada di rambut Al masuk ke dalam mulutnya kala ia sedang menguap.
Al menoleh ke arah Firsan. "Ga sengaja. Gitu aja marah!"
Firsan melotot kala mendengar ucapan Al. "Lo aja sering marah-marah, ga introspeksi diri!"
"Ck. Berita ini mulu," umpat Firlan tiba-tiba seraya melihat ponselnya.
"Berita apa?" Tanya Ansel penasaran.
"Pasti berita tentang kematian Reyhan, Ga salah sih gue," tebak Epul lalu di angguki oleh firlan.
Firlan berdecak. "Bosen gue ngedenger berita itu lagi itu lagi. Mading aja di penuhi sama berita itu."
Ansel mengangguk membenarkan ucapan Firlan. "Udah mati masih aja di inget apa lagi sama guru-guru."
"Berarti jasanya tak terkira. Selalu di kenang, baguslah jadi di neraka sana dia ga terlalu beban buat malaikat," Celetuk Al membuat semuanya tertawa.
"Goblok. Gue kira lo mau muji dia," ucap Ansel di sela tertawanya
"HAHAHA."
"Seorang Alderald memuji seseorang? Mustahil," kata Firsan mengeleng-geleng kecil.
"Sampah masyarakat di puji. Cih, ga sudi."
"Tapi ngomong-ngomong, dia mati ga wajar," celetuk Epul
"Ga wajar gimana?" Tanya Firsan yang mendekat ke arah Epul
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDERALD (END)
RandomAlderald Putra Mahadewa adalah cowok sejuta dewa memiliki kekuasaan, kekayaan, ketampanan, kepopuleran bahkan kematian. Di era modern ini siapa yang tidak tahu nama Alderald ketua preman di sekolahannya bahkan namanya tidak asing di telinga sekolaha...