22. Persona loca?

1.1K 76 1
                                    


Hallo jangan lupa vote!
Follow dan komen juga.

Kalau ada typo komen. Okee

'Persona loca?= Orang Gila?'

***

"ANSEL!" Sentak Al menendang bokong milik Ansel menggunakan kakinya yang membuat ia tersadar dari melamunnya.

"MONYETTTTTT!" Teriaknya kesakitan. "LO AP-"

"APA!" potong Al melotot dengan wajah sangar.

Ansel cengegesan menatap Al takut lalu mengangkat kedua tangannya tepat di dadanya. "Maaf bos. Bismillah rumah mewah," ujarnya tersenyun paksa lalu matanya tak sengaja melihat gadis di samping Al sedang menatapnya dengan menahan tawa. "Elo kapan di sini Div?"

"Dari tadi. Lo aja di panggil-panggil ga nyautin."

"Emang iya?" Tanyanya pada diri sendiri

"Sana lo pergi. Liat noh yang lain udah pada jauh," usir Al kepada Ansel seraya menunjuk Epul, Firlan dan Firsan yang udah jauh dari penglihatannya.

Ansel menengok ke arah yang di tunjuk Al. "Lah di tinggal?" Tanyanya. "WOII TUNGGUIN!!" Lanjutnya melangkah lebar.

Sepeninggalan Ansel. Al menunduk menatap manik milik Diva yang kebetulan Diva pun sama dengannya. Diva tersenyum kecil, tangan mungilnya menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya memalingkan wajahnya.

Entah gugup atau malu, Diva malah nerveous di tatap oleh Al selain membuat Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ia juga tak tahu harus bicara dan mulai dari mana.

Al terkekeh lalu mengacak rambut Diva dengan gemas. Melihat wajah gadis di depannya membuat Moodnya kembali seperti semula di tambah gadis di depannya ini berwajah merah entah karna sinar matahari atau karna tatapan dari dirinya. "Mau bilang apa hmm?"

Al mengsejajarkan wajahnya di hadapan Diva. "Bilang aja. Lo butuh sesuatu?"

Diva menggeleng sebagai jawabannya membuat Al mengkerutkan keningnya bingung. Diva bilang akan berbicara sampai-sampai Diva menemui Al di lapangan bahkan Diva juga bilang ingin berdua sampai Al mengusir sahabatnya.

Al menaikan satu alisnya, tangannya memegang kedua pundak Diva menatap kedua mata Diva dengan lekat bahkan Al mendapatkan rasa khawatir di kedua bola mata Diva. "Ada yang memb--"

Grep

Ucapan Al terpotong oleh pelukan hangat milik Diva bahkan dirinya mematung di tempat sebab ia seakan mimpi mendapatkan pelukan hangat ini, pelukan yang selama ini ia tunggu-tunggu, pelukan yang membuat seakan bumi ini miliknya. Al mengerjap tak lama kemudian tangannya merambat membalas pelukan Diva dengan erat di iringi dengan senyum lebar yang keluar dari bibirnya, ia mengelus rambut Diva dengan lembut. INI SEAKAN MIMPI BAGINYA!

Sedangkan Diva yang berada di pelukan Al menghembuskan nafasnya secara perlahan, ia gugup kala tiba-tiba saja tubuhnya menubrukan kepada Al padahal ia hanya ingin berbicara beberapa kata saja tak lebih, tetapi kenapa tubuhnya malah memeluk Al. Ia takut Al akan marah apalagi ia tak merasakan pelukan balik dari Al tetapi pikirannya berubah kala Al memeluk balik dirinya bahkan sampai erat.

Diva memejamkan matanya menikmati pelukan Al. Wangi vanilla bercampur mint dari tubuh Al sangat memabukkan dirinya, dari berbagai parfum yang Diva cium baru kali ini ia menemukan parfum yang sangat memabukkan, membuat nyaman dan bahkan sangat candu.

Al dan Diva saling berpelukan erat untung saja semua siswa masih dalam pembelajaran hingga mereka berdua menikmati masa-masa yang mereka sempat lewati beberapa hari lalu. Biarkan matahari, lapangan dan bendera di hadapannya ini menjadi saksi bisu bahwa hari ini, detik ini, bulan dan tahun ini, ia sangat sangat bahagia.

ALDERALD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang