34. Hospital2

981 57 1
                                    


Hallo, jangan lupa Follow
Vote dan komen juga.
Kalau ada typo. Komen oke

'Hospital2 = Rumah Sakit2'

Salam Hangat,

Istrinya, Cha eun woo.

***

Seorang siswa dengan berpakaian putih biru itu tengah berjalan melewati koridor yang cukup sepi. Wajah angkuh sangat tercetak jelas di wajahnya yang tampan. Hidung mancung serta tatapan tajamnya membuat siapa saja takut padanya padahal ia masih duduk di bangku menengah pertama.

Seseorang itu terus berjalan dengan kedua tangan di saku celananya tanpa memperhatikan sekitarnya, tujuannya saat ini yaitu Cafe tempat teman-temannya berada. Ia mengangkat tangannya untuk melihat jam mahal yang berada di pergelangan tangannya.

Langkahnya semakin cepat seiring berjalannya detak jarum jam. "Ck, sialan!"

Seseorang itu sedikit berlari akan tetapi disaat pembatasan koridor ia menabrak seseorang hingga terjatuh.

Seseorang itu hanya memperhatikan seorang gadis yang di tabraknya tengah menepuk-nepuk tangannya.

Gadis itu mendongkak menatap cowok yang menabraknya, mata gadis itu terus menatap mata cowok di hadapannya ini hingga beberapa detik sebuah tangan menjulur di hadapannya.

Dengan ragu gadis itu membalas uluran tangan cowok di depannya ini. Tangan lembut itu bersentuhan dengan tangan dingin milik cowok di depannya ini. Seperti sengatan listrik itu yang pertama ia rasakan saat membalas ulurannya.

"M-makasih," ucapnya yang berusaha melepas tangannya.

Cowok itu malah mempererat tangannya. Ia tersenyum lebar hingga matanya menyipit. "Alderald putera mahadewa, panggil aja Al. Aku anak tunggal kaya raya, aku juga suka minuman Vanilla. Ahh, salam kenal."

Gadis itu hanya diam memperhatikan cowok di depannya tak lama kemudian bibirnya melengkung ke atas menandakan ia tersenyum.

"Caramel--" ucapnya terpotong kala Al tiba-tiba melepaskan tangannya dan melangkah meninggalkan gadis itu.

"BYE CARAMEL. SAMPAI KETEMU LAGI," Teriaknya di iringi dengan berjalan seraya melambaikan tangannya kepada gadis itu.

"CARAMELA ADIVA MAGNOLIA, ITU NAMAKU," Teriak Diva tak kalah keras.

Hembusan nafas itu sudah beberapa kali Al lakukan agar terasa lebih tenang. Pikirannya melayang beberapa tahun lalu dimana ia masih memakai baju putih biru, dimana ia masih bau kencur yang tiba-tiba saja berkenalan dengan gadis yang selama ini ia pandang secara diam-diam.

Sudut bibirnya melengkung ke atas seiring dengan kenangan yang berputar di otaknya bahkan kekehan dari mulutnya itu beberapa kali keluar. Suara lucu milik Diva, tingkah gadis itu, raut wajah saat ngambek serta teriakan Diva memangil namanya terngiang-ngiang di pikirannya.

Al melunturkan senyumannya saat mengingat keadaan saat ini, keadaan yang membuat semuanya berubah. Ia rindu saat-saat dengan Diva walau dahulu mereka masih SMP tak urung kenangan itu selalu menghantuinya terlebih saat ia kembali di pertemukan dengan gadis itu saat SMA.

"Semuanya udah berubah Alderald. Elo ga boleh nyamain Diva yang sekarang dan yang dulu. Mereka satu jiwa tapi beda," Al bermonolog seraya menundukan kepalanya menyembunyikan mata yang sudah berkaca-kaca.

ALDERALD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang