Hallo, jangan lupa
Vote komen dan follow
Kalau ada typo. Komen okee.'Fin = Berakhir'
Salam Hangat,
Istrinya, Ok Taec-Yeon.
***
PERGI DARI HIDUP GUE!
PERGI DARI HIDUP GUE!
PERGI DARI HIDUP GUE!
Bagaikan di sambar petir, Al hanya mematung mencerna ucapan cewek di depannya ini. Telinganya seketika berdengung dengan hati yang seperti di remas-remas, tenggorokannya seperti tercekat bahkan pasokan oksigennya begitu melambat. Al mengatur nafasnya, Tangannya dengan cepat menutup kedua telinganya.
"G-gue ga denger," cicitnya dengan air mata yang mengalir, entah sudah berapa banyak air matanya mengalir di pelupuk matanya, Al tak peduli jika ia di cap sebagai pria cengeng, ia tak mementingkan itu yang ia pikirkan sekarang bagaimana kata-kata itu tak terucap di bibir manis cewek yang berada di depannya ini.
"Mau gue ulangi lagi?"
Al menggeleng dengan cepat. "J-jangan, menyakitkan."
"Pergi da-"
"NGGAK!" suara isakkan itu terdengar jelas di telinga Diva maupun Agam. Agam yang sedari tadi tak memperhatikan pasangan di depannya kini ia langsung menoleh ke arah Al kala ia mendengar suara isakan. Agam mengerjap terkejut, apakah benar cowok yang katanya pantolan sekolah itu kini tengah menangisi cewek? Rasanya mustahil untuk di percaya.
Masih dengan tangan di telinganya, Al menatap sayu Diva. "G-gue mohon, jangan bilang itu lagi. Sakit.... hati gue sakit dengernya."
Diva hanya terdiam, ia memandang Al dengan pandangan yang sangat kosong. "Lo itu cuman parasit di hidup gue. Bagaikan sampah yang ga berguna. ITU ELO! GUE BENCI LO! GUE BENCI DIRI GUE, KENAPA HARUS KITA KENAPA HARUS ELO DAN GUE YANG NGALAMIN INI SEMUA. GUE CAPEK, GUE CAPEK HARUS PURA-PURA DI DEPAN SEMUA ORANG."
Diva menatap Al permohonan, ia mengambil kedua tangan Al yang masih berada di kedua telinganya menggenggamnya dengan erat. "Gue mohon sama lo. Kali ini aja, lo pergi dari gue untuk sementara waktu. Gue mau nata diri gue sendiri dulu, hubungan yang dulu kita bangun itu udah rusak. Gue mau mulai sekarang lo pergi dari hidup gue."
Al langsung menggeleng dengan bibir melengkung kebawah serta gemetar menahan isak yang keluar. "N-nggak mau," jawabnya. "M-mau elo gamau yang lain."
"Ngertiin sekali aja, hidup gue udah hancur Al. Gue harus nata ulang kehidupan gue seperti semula. Gue capek harus kaya gini terus, elo ga pernah ngertiin keadaan gue. Lo egois, elo selalu egois," ujarnya
"Kita bisa sama-sama nata ulang Divaa."
Diva menggeleng tak setuju dengan ucapan Al. "Ga bisa, yang bisa nata ulang itu diri sendiri. Elo ga bisa ngembaliin keadaan yang udah hancur lembur jalan satu-satunya agar membaik elo harus pergi dari hidup gue, elo harus beranggapan bahwa kita ga pernah saling kenal dan elo harus menjauh dari gue seakan kita orang asing yang tak memiliki kenangan satu sama lain."
"Gue gabisa....," balas Al seraya menyeka air matanya yang mengalir kembali. "Terlalu menyakitkan bagi gue. Hati gue remuk, sakit bahkan hancur."
"Elo inget janji lo dulu?" Tanya Diva menatap lekat Al.
Al mengkerutkan keningnya, tak lama kemudian ia menggeleng tak mau. "N-nggak," bohongnya.
"Lo pernah janji ga akan pergi ninggalin gue kecuali gue yang nyuruh lo pergi dan sekarang gue mau elo tepati janji itu," jelas Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDERALD (END)
RandomAlderald Putra Mahadewa adalah cowok sejuta dewa memiliki kekuasaan, kekayaan, ketampanan, kepopuleran bahkan kematian. Di era modern ini siapa yang tidak tahu nama Alderald ketua preman di sekolahannya bahkan namanya tidak asing di telinga sekolaha...