36. Diferente

870 47 6
                                    


Hallo jangan lupa
Vote, komen dan follow
Kalau ada typo. komen oke

' Diferente = Berbeda'

Salam Hangat,

Istrinya, yeo jin-goo

***

"Heh! Lo liat pacar gue ga?" Tanya Al kepada siswi yang tengah duduk di pinggir lapangan.

Siswi itu mendongkak menatap Al tanpa berkedip, siswi itu tak menjawab ucapan Al ia malah menatap binar wajah Al.

"Ck, heh budek!"

Siswi itu gelagapan, "A-apa kak?"

"Pacar gue, liat ga?" Sewotnya kesal.

"P-pacar kakak? Emang ada?" Tanyanya binggung. Setahunya kaka kelas yang kaya raya ini tak memiliki pacar.

"Diva! Pacar gue itu!"

Siswi itu mengangguk pelan. "Aku liat di kantin. Tap gat-"

Sebelum ucapan siswi itu selesai Al lebih dulu pergi tanpa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu. Cowok dengan kalung dan anting itu berjalan tergesa-gesa menulikan pujian dari orang yang ia lewati. Rambut yang berantakan itu menambah kesan ketampanannya di tambah dengan baju yang sengaja ia keluarkan.

Sesampainya di kantin, Al menengok kekanan dan kekiri mencari gadis yang ia rindukan dari empat hari ini. Senyumnya mengembang kala melihat Diva sedang makan di meja kanan ditemani oleh jus mangga.

Langkah Al melebar sesekali ia berjalan cepat. "Hai sayang!"

Diva yang tengah memakan soto akhirnya menoleh ke samping tepat di mana Al tengah duduk merapat dengannya seraya tersenyum lebar ke arahnya.

"Bisa pindah tempat. Gue sempit," pintanya dengan suara rendah.

Al tak menjawab fokusnya malah teralihkan ke wajah Diva yang terlihat lelah, kantung mantanya menghitam, rambut yang selalu di gerai kini hanya di cepol asal dan sedikit kusut.

Tangan Al meraba wajah Diva lebih tepatnya kantung matanya. "Lo ga tidur berapa hari?"

Dengan pelan Diva menepis tangan Al. "Tangan lo ada kumannya, jangan pegang wajah gue!"

Al cengegesan. "Tadi habis ngerokok. Sorry ya nanti ga akan ngulangin lagi deh."

Diva tak menjawab ia malah menunduk seraya menyuapkan sesendok soto miliknya ke arah mulutnya. Al menatap Diva binggung, biasanya cewek di sampingnya ini berkata pedas menyuruhnya pergi atau jika ia mengombal wajahnya akan memerah.

"Apa gara-gara ciuman itu ya?" Gumamnya pada diri sendiri tak lama ia menggeleng kecil. "Dia aja balas ciuman gue."

"Ahkk sial malah panas," lanjutnya memegang kedua pipinya yang terasa panas kala membayangkan ia bersama gadis di sampinya ini saat tersesat.

Al kembali menatap Diva yang sedang makan tanpa memperdulikannya. "Gue punya salah ya Div?"

Diva menggeleng lalu tangannya membuka cempolannya membuat rambutnya menutupi wajah cantiknya. Al malah semakin bingung ia mengerutkan keningnya dengan kepala yang memiring agar terlihat wajah Diva tetapi percuma wajahnya terhalang oleh rambut.

Al menggaruk tekukkannya. "Gue bukan cenayang yang tahu isi hati lo. Tapi kalau gue punya salah gue minta maaf."

"Ga papa," lirihnya yang baru mengeluarkan suaranya.

ALDERALD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang