Hallo jangan lupa vote ya!
Follow jugaKalau ada typo komen. Okee
'Obituario=Berita Duka'
***
Diva menuruni tangga menuju meja makan, ia sudah rapih dengan baju sekolahnya tetapi baru saja ia akan meminum susunya deringan ponselnya begitu mengganggunya. Ia menatap layar ponselnya yang tertera nama Freya serta beberapa pesan masuk dari grup kelasnya.
'D-Diva hiks hiks.'
"Freya lo kenapa?" Tanya Diva yang mendengar suara tangisan Freya
'Hiks Diva hiks B-Bella Div.'
"Bella kenapa? Elo tenang dulu, tarik nafas lalu hembuskan."
Freya mengikuti ucapan Diva dirasa sudah tenang ia melanjutkan ucapannya. 'M-meninggal Div-'
"B-Bella meninggal?" Potongnya terkejut
'Bukan Bella tapi Reyhan. Reyhan meninggal Div.'
Diva mematung untuk mencerna perkataan Freya ia terkejut bahkan sangat terkejut lalu ia menatap ponselnya yang masih tersambung.
"Sekarang lo di mana?"
'A-aku lagi nemenin Bella di rumahnya Reyhan.'
"Bentaran gue ke sana. Kirim alamatnya."
Diva memegang dadanya baru saja ia kemarin melihat Reyhan tertawa, menyapa dan bercanda sekarang ia mendengar reyhan sudah tak bernyawa lagi memang kita tidak tahu kapan tuhan menjemput kita.
"MA AKU IZIN SEKOLAH DULU YA," Teriak Diva seraya berjalan menuju kamarnya untuk berganti baju.
"LOH KENAPA?"
"TEMANKU MENINGGAL. AKU HARUS NGELAYAT."
***
Di sinilah Diva sekarang. Di depan rumah Reyhan, banyak sekali bunga serta bendera kuning yang berjejeran. Banyak sekali orang yang berlalu lalang dengan raut wajah sedih, banyak sekali teman sekolahnya yang melayat Reyhan.
"Div?"
Diva tersentak lalu membalikan badannya. "Agam? Untung ga jantungan."
Agam terkekeh. "Baru dateng?" Tanyanya. "Mau bareng ke dalamnya?"
Diva mengangguk lalu berjalan beriringan dengan Agam. "Ga nyangka gue Reyhan udah ga ada. Padahal masih muda masih banyak cita-cita yang harus di gapai."
"Umur ga ada yang tahu Div. Mau cita-cita belum tercapai kalau waktunya udah pulang ya mau gimana lagi, kita itu di kasih nyawa hanya untuk menjalankan misi dari Tuhan. Jika misi kita udah selesai Tuhan akan ambil nyawa kita, mau seberapa-pun kita ngehindar kematian, itu mustahil karna Tuhan itu punya segalanya. Mau mati dengan cara baik-baik atau dengan cara yang tak baik," tuturnya di akhiri dengan melirik Al dan yang lainnya yang sudah datang lebih dulu.
Diva mengangguk. "Lo bener."
"Hai. Lo baru dateng?" Sapa Al ramah kepada Diva tak lama ia melirik Agam tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDERALD (END)
AléatoireAlderald Putra Mahadewa adalah cowok sejuta dewa memiliki kekuasaan, kekayaan, ketampanan, kepopuleran bahkan kematian. Di era modern ini siapa yang tidak tahu nama Alderald ketua preman di sekolahannya bahkan namanya tidak asing di telinga sekolaha...