Prolog

1.5K 54 1
                                    

"Ayah! Ampun!"

"Aku ga bermaksud bolos. Aku tadi di suru-"

"Diam! Jangan banyak bicara!"

Diandra. Gadis berpiyama itu di tarik paksa masuk ke dalam sebuah kamar di lantai satu. Kamar yang gelap dan tidak terurus. Diandra mengaduh karena sang ayah melemparnya ke sisi dinding dengan begitu kencang.

Tubuh Diandra semakin lama semaki memojok. Ia takut dengan seorang pria yang biasa ia panggil 'ayah'. Ketakutannya berubah menjadi sebuah teriakan saat sebuah ikat pinggang berbahan kulit mengenai tubuhnya.

Cletak!

Sekali lagi ikat pingang itu mengenai tubuhnya. Diandra menangis dalam diamnya menahan suara agar sang ayah tidak semakin marah padanya.

"Sudah berani membolos, hah?!" suara berat itu masuk ke dalam gendang telinganya dengan merdu. Diandra menunduk menahan isak.

"Biaya sekolah kamu itu butuh uang! Saya kerja banting tulang supaya bisa biayain kamu dan anak saya! Tapi kamu--kamu seenaknya aja bolos di jam pelajaran!"

"Saya malu!"

Diandra mengangkat kepalanya menatap sang ayah dengan mata yang memerah. Air matanya sudah ia hapus sebelum menatap mata pria dewasa itu.

"A-Aku di suru foto copy sama Bu Aluna, Ayah. Sa-Saat bel masuk aku belum pulang dan Bu Aluna sudah terlanjut telepon Ayah. Aku ga bolos."

Ayahnya berjalan mendekat dengan ikat pingang yang ia genggam. Pria tua itu berjongkok menyamaratakan duduknya dengan Diandra. Dagu Diandra di angkat paksa oleh ayahnya. "Berhenti mengatakan omong kosing. Dan ya, malam ini kamu tidur di sini!"

"Tapi Ayah-"

"Tidak ada bantahan. Saya tidak suka di bantah!"

Setelah itu kepala Diandra di hempaskan begitu kasar hingga keningnya terbentur dinding di samping. Diandra terdiam menatap pintu yang semakin lama semakin tertutup dan tidak lama semuanya gelap.

Povera Ragazza

Hai semua!

Untuk cerita ini insya Allah tidak ada kendala, jadi jangan lupa di kembangin, ya...

Btw, up insya Allah setiap hari.

Povera Ragazza [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang