"Ta, Ta, Taaaa ..., Kak Jioon ada di Fisip!" Giselle berusaha menahan pekikannya, perempuan itu sudah benar-benar seperti fangirl yang tak sengaja berjumpa dengan sang idola. Berbeda dengan Tara yang menatap curiga pada lelaki yang sedang membeli soto itu.
"Di Feb emang gak ada tukang soto, ya?" tanya Tara heran. "Jauh banget sampe harus ke Fisip."
"Ih, lo, mah! Mungkin dia lagi nyari suasana baru," balas Giselle yang masih tetap membela idolanya itu.
"Kantin, ya, tetep kantin, Sel! Banyak yang jualan. Gak ada bedanya."
"Kak Jioon, sini," panggil Giselle saat melihat Jioon sedang mencari tempat kosong. Kantin tak pernah sepi di jam makan siang.
"Gak ada yang nempatin?" tanya Jioon senang, pancingannya berhasil. Sedangkan Giselle dengan semangat mengangguk. "Oh, ya. Kenalin gue Jioon, Arjioon."
Senyum Giselle tentu saja langsung terbit. "Iya, Kak. Siapa, sih, yang nggak kenal sama Kak Jioon," balas Giselle antusias. Berbeda dengan Tara yang malas-malasan menikmati ayam bakarnya.
"Nama lo siapa?"
"Giselle, Kak."
"Oh, iya! Yang sering denger GenM Radio, ya?"
Giselle menganggukkan kepalanya, hatinya sudah berteriak penuh rasa bangga. "Iya, tiap malem gue dengerin radio itu. Apalagi kalo bagian Kak Jioon yang siaran, pasti aku ikutan request lagu sama kirim pesan."
Jioon hanya menganggukkan kepalanya saja. "Kalo, lo?" tanya Jioon, netranya tertuju pada Tara yang masih tetap fokus makan. "Nama lo siapa?"
"Ta," panggil Giselle sembari menyenggol temannya. "Ditanya Kak Jioon."
"Ghista," jawab Tara. Di kampus ia lebih dikenal sebagai Ghista, sedangkan Tara adalah panggilan keluarganya.
"Oh, hai Tara," balas Jioon membuat Tara menatap sinis kepadanya. "Ghistara, kan?"
Giselle menatap heran kepada Jioon dan Tara bergantian. "Kalian saling kenal?"
"Nggak."
"Iya."
Jawaban yang tidak kompak. Tara menepis, Jioon mengakui. Hal itu membuat Giselle menatap heran kepada dua manusia itu.
"Cuma tau, nggak kenal." Tara memberikan penjelasan kepada Giselle. Perempuan itu khawatir jika sahabatnya curiga.
"Tara anak temen Papah gue," saut Jioon yang sudah menghabiskan sotonya dengan kilat. "Gue ada urusan sama Tara, boleh pinjem sebentar?"
Giselle menaikan sebelah alisnya, lalu menoleh kepada Tara yang memilih untuk kembali memakan ayam bakarnya. "Kita udah nggak ada kelas lagi, Kak. Rencananya abis ini mau pulang, sih."
"NAH! Itu lebih bagus!" kata Jioon semangat. "Tara pulang sama gue, ya."
"Iya--"
"Nggak!" sela Tara cepat, perempuan itu memotong perkataan Giselle. "El, kita, kan, mau cari buku referensi."
"Kata lo besok aja."
Kode yang Tara kirimkan kepada Giselle tak tersampaikan dengan baik. Sial, otak temannya itu rusak di waktu yang salah.
"Nah, cari buku referensinya besok, kan? Sekarang balik sama gue dulu, ya." Jioon dengan cepat mengambil kesempatan. "Udah selesai makannya?" tanya Jioon melirik sekilas pada piring Tara. "Sekarang aja pulangnya, deh. Gisel, kita duluan, ya."
"Iya, Kak, hati-hati. Titip Tara, ya!" Dengan semangat Giselle melambaikan tangan kepada Jioon yang sudah mengajak Tara pergi, perempuan itu tak sadar jika sahabatnya menjadi korban penculikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Julid ARJIOON✓
General FictionDi balik tingkah nyinyir dengan mata tajam Jioon, dia menyimpan rahasia yang ia tanggung sendiri. Penyiar radio yang selalu membuat tawa orang sekitar itu rupanya tak cukup untuk memberi warna pada hidupnya. Semua rahasia Jioon mulai terungkap ketik...