3. Mama Adel

3.1K 548 65
                                    

"Tara?"

Fokus Tara pada rak camilan tentu saja langsung teralihkan. Seorang wanita berdiri di sampingnya.

"Tara, kan?" tanya wanita dengan pakaian santai dan keranjang belanja di tangannya. "Ghistara anaknya Pak Adiputra."

Senyum canggung terbit dari bibir Tara, hanya tipis. "I-iya," jawabnya ragu. Ia tak mengetahui siapa wanita di hadapannya ini.

"Tara sehat?" tanya wanita bertubuh tidak terlalu tinggi itu. "Kamu abis dari mana? Jauh banget mainnya ke BSD. Abis ada acara?"

"Iya, Tante." Tara menjawab dengan asal. Otaknya masih terus bekerja keras, mengingat siapa wanita yang ada di hadapannya.

"Mampir dulu ke rumah, yuk?" ajak wanita tersebut. "Kita makan malem bareng. Nanti pulangnya bareng Jioon."

"Jioon?" gumam Tara.

"Iya, dia lagi hibernasi di rumah."

Tara semakin berpikir keras. Apa hubungan Jioon yang sedang hibernasi di rumah, dan wanita yang masih terus mengoceh ini?

"Gimana? Tara ke sini naik apa?"

"Bawa mobil, Tante."

"Bisa? Hebat bangeeet, Tante aja nggak berani, loh."

"Iya." Tara tak tahu harus menjawab apa. "Permisi, Tante." Tara dengan cepat pamit dan menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Ia juga berusaha sebisa mungkin untuk menghindari wanita tersebut.

"Satuin sama punya saya aja, Mba." Wanita itu ikut bergabung. Ia meletakkan keranjang berisi belanjaannya ke meja kasir. "Tara cuma beli ciki sama susu?"

"Loh, Tan--"

"Nggak apa-apa, sekalian." Dengan cepat wanita itu memotong protes Tara.

"Keponakannya, Bu?" tanya penjaga kasir dengan ramah. Ia terlihat akrab dengan wanita itu.

"Calon mantu, Mba."

Tara langsung menoleh. Seakan ada lampu pijar yang menyala di otaknya, ia langsung mengingat siapa wanita di sampingnya ini saat menyebut ia adalah calon menantunya.

Mama Adel, mamanya Jioon. Tara memang cukup buruk dalam menghafal wajah seseorang. Jadi, harap maklum.

"Biar Tara yang bawa, Tante." Dengan siap Tara mengambil belanjaan Mama Adel. "Tante naik apa ke sini?"

"Jalan kaki," jawab Mama Adel setelah menerima kembalian. "Sekalian jalan-jalan sore." Mama Adel terlihat semangat bercerita, ia membukakan pintu minimarket untuk Tara yang membawa belanjaan.

"Biar Tara anter, Tante," kata Tara yang sudah membukakan pintu mobilnya. Meletakkan belanjaan Mama Adel di jok belakang.

"Boleh, kamu sekalian makan malem di rumah, ya."

Tara menggeleng. "Maaf, Tante. Tara buru-buru, takut dicariin Bunda," tolaknya. "Tara anter aja, ya. Kalo mampir, mungkin lain waktu."

"Tenang, nanti Tante telpon bundamu." Mama Adel dengan santai duduk di jok depan, samping kemudi. "Pulangnya malem aja, sekalian sama Jioon. Dia ada jadwal siaran."

"Oh, iya, Tante." Tak lagi bisa menolak. Tara memilih langsung mengemudikan mobilnya. Memasuki sebuah perumahan elit, sesuai arahan Mama Adel.

***

"Widiii, tumben seorang Adela Putri udah di dapur dari sore." Arjioon datang dengan kolor hitam dan kaus oblongnya. "Pencitraan ke siapa, Ma?"

Mama Adel melirik sinis kepada putra bungsunya. "Kamu juga tumben jam segini udah bangun, bisanya juga masih mati," balas Mama Adel tak mau kalah. "Mau pencitraan ke Tara?"

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang