Bonus Chapter 8 - Hai, Arsen

2.6K 168 0
                                    

....

"Mbak? Sakit banget?" Ayah yang biasanya menjadi juara tanpa ekspresi kini gagal menutupi gurat khawatirnya. "Ayah panggil dokter sekarang aja, deh--"

Dengan cepat Tara menahan lengan Ayah. Gelagat khawatir sang ayah yang terlihat jelas rupanya berhasil memporak-poranda hati Tara. Seakan pikirannya saat kecil dan berpikir kalau Ayah tidak peduli seketika sirna.

"Ayah panggil dokter dulu, Mbak," bujuk Ayah yang berpikir kalau Tara menahannya karena tak mau ditinggal sendiri. "Atau ayah pencet tombol--"

"Nggak usah, Yah. Ini udah nggak sakit lagi." Tara berusaha menahan tangisnya, ia takut Ayah betulan memanggil dokter, padahal tangisnya bukan karena kontraksi yang semakin intens. "Aku mau ke balkon aja."

Tanpa banyak pertimbangan ayah langsung mengangguk. Beliau langsung jadi penopang putrinya yang akan berdiri. "Pelan-pelan," ucap Ayah yang sigap menuntun putrinya berdiri dan berjalan menuju balkon rumah sakit.

"Masih sakit?" tanya Ayah saat menuntun putrinya. Jarak dari ranjang ke balkon itu sebenarnya tak jauh, tetapi terasa lama karena Tara harus pelan-pelan. "Kamu nggak apa-apa?"

Tara mengangguk, tangannya seakan tak ingin lepas genggaman ayah. "Aku mau duduk," pinta Tara saat mereka tiba di balkon yang menyuguhi jalanan ibu kota.

Kursi plastik di balkon lebih dulu Ayah pastikan aman untuk Tara. "Mau sambil minum, Mbak?" tawarnya saat sang putri sudah duduk dengan nyaman. "Biar ayah bawain sekalian."

Lagi. Pergelangan tangan Ayah kembali Tara tahan. "Di sini aja, Yah," cicitnya pelan, tertahan dengan ego yang masih menggebu, tetapi hatinya tetap memaksa.

Untung saja Ayah mendengar permintaan Tara dan ikut duduk di kursi sebelah. Tak ada pembicaraan di antara keduanya, terik matahari dan bisingnya jalanan di bawah jauh lebih mendominasi suasana di sana. Sepasang ayah dan anak yang memang tidak dekat itu kembali diselimuti kecanggungan.

Tara yang merasa momen seperti ini belum tentu akan terulang akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. "Kalo misalnya sekarang aku nggak di posisi kayak gini ...," gumam Tara pelan, "apa aku nggak akan pernah ngerasain perhatian dari Ayah sampai kapanpun?"

.
.
.

Benar saja, ekspresi sebal pada sang suami yang beberapa menit lalu meninggalkannya kini berubah menjadi senyuman yang lebar. Ya, bagaimana tidak tersenyum lebar. Lee Jisuk, alias Arjioon bertopeng Lee Jongsuk tiba-tiba saja muncul dengan buket bunga baby breath berwarna putih.

"Anyinghaseyooo ...." Walaupun salah pelafalan, setidaknya Jioon sudah berusaha. Papa baru itu berdiri di samping ranjang istrinya, memberikan bunga yang melambangkan kesucian dan kemurnian. "Katanya bunga ini buat nyambut kelahiran anak pertama, jadi saya bawa ini jauh-jauh dari Pyongyang."

Siap! Dari Korea Utara.

Tara yang awalnya bad mood kini berubah menjadi full senyum. Buket bunga di tangannya ia peluk erat-erat. Melihat usaha Jioon yang rela memakai topeng aktor idolanya saja sudah membuat ia bahagia. "Makasih, ya."

"Belum selesai," tahan Jioon, kepalanya bahkan menggeleng cepat. Ia berjongkok, mengambil sesuatu di kolong ranjang. "Kalau yang bunga itu buat kelahiran Arsen, yang ini buat perempuan hebat yang udah berusaha lahirin Arsen." Kotak berwarna oranye dari sebuah merek dunia yang harganya sangat fantastis.

Mata Tara membulat sempurna, ia tahu kotak itu berisi tas impiannya yang beberapa bulan lalu diincar. "Ini isinya beneran tas, kan? Kamu nggak cuma beli kotaknya, kan?"

"Lee Jongsuk nggak mungkin beli kardusnya doang," balas Jioon yang terlihat nyaman cosplay menjadi aktor Korea itu.

Baby breath yang awalnya Tara peluk kini sudah terasingkan di bakas samping. Hermes jelas jauh lebih berharga. Mata bulat mama baru itu semakin berbinar saat membuka kotak oranye itu, Tara bahkan memekik sempurna saat tas hitam impiannya terlihat.

Jioon yang ingin lebih leluasa melihat ekspresi Tara kini sudah membuka topeng Lee Jongsung yang hanya dibolongi pada area mata. "Aku nggak salah beli, kan?" tanyanya memastikan.

Gelengan kepala Tara beri sebagai jawaban, perempuan itu masih terpana dengan handbag barunya. "Tas impian akuuu," pekiknya menatap tas hitam yang ia jinjing ke atas. "Susah payah ini dapetinnya, harus bertarung nyawa dulu ....

.
.
.

"Kak Arsen banguuun ...." Hobi baru Jioon sejak kemarin adalah mengganggu putranya. Contohnya saja siang ini, ia dengan kurang ajar mengganggu mimpi indah Arsen yang terlelap di ranjang bayi. "Kakak banguuun, ini tagihan rumah sakit udah keluar. Heiii, ini kamu yang bayar loh, Nak."

Jioon ini emang cari mati, bisa-bisanya dia bilang seperti itu di depan mama dan mertuanya. Dan, benar saja! Telinganya langsung ditarik keras-keras oleh Mama Adel hingga membuat lelaki itu terseret. "Kamu udah jadi bapak, Dek! Bisa-bisanya masih betingkah kayak bocah!" omel Mama tak peduli kalau di ruangan VVIP itu ada kedua besannya. 

"Maaa sakit, Maaa!" protes Jioon yang berhasil melepaskan diri, ia merengut pada sang mama, sedangkan tangannya sudah mengusap telinga kiri yang menjadi korban kekerasan. "Lagian bocah macam apa yang nagih uang rumah sakit."

Stok cadangan nyawa Arjioon memang cukup banyak. "Kamu! Bisa-bisanya ke anak sendiri nagih biaya rumah sakit!" sewot Mama yang masih dendam pada putra bungsunya.

"Aku ngajarin Arsen belajar tanggung jawab, Maaah--"

.
.
.

"Kamu mau kemana?" sela Tara cepat, kepalanya bahkan sampai menegak agar lebih jelas menatap wajah Jioon. "Perpisahan apa, sih?"

Tangan Jioon menuntun kepala Tara untuk kembali bersandar di pundaknya. "Setelah ini, saat kita pulang ke rumah, semuanya udah nggak lagi sama kayak sebelumnya," ucap Jioon pelan. tangan kirinya masih terus mengusap kepala sang istri yang masih sudah bersandar di pundaknya. "Bukan lagi tentang aku dan kamu, tapi ada Arsen yang jadi bagian kita. Setelah kembali ke rumah, kehidupan kita akan berubah, saat semua tamu sudah pulang dan tinggal kita bertiga."

Cerita dia atas kurang dari 800 kata dari 5k kata lebih☺️👍

Sisanya teman-teman bisa baca di Karyakarsa🤗

Pada Bonchap ini inner child Tara terobati, Lee Jisuk dan dramanya, Arsen yang kena mental sejak lahir, serta ada Om Alvin, Om Yoshep, Aunty Giselle yang siap menyambut ponakan pertama mereka 🤗

Oh, iya! Nama Arsen yang sebenarnya juga ada di Karyakarsa🤭

Gimana? Penasaran sama itu semua?

Ayo lanjut baca di Karyakarsa, caranya:

1. Masuk ke web karyakarsa.com

2. Search akun Arrastory

3. Pilih karya yang mau teman-teman beli. (Si Jilid ARJIOON Bonus Chapter 8)

4. Lakukan pembayaran dulu. Bisa lewat dana, shopee pay, ovo dan sebagainya ....

5. Part berhasil dibuka dan teman-teman bisa baca Bonchap SJA🤸

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang