20. Nginep

3.1K 505 64
                                    

"Iiih, ini lucu banget, Maaa."

"Bangeeet, Mama aja teriak pas unboxing pertama kaliii."

"Ini lukisannya si Ung kan, Maa?"

"Bagus banget yaaa? Ini juga ada yang versi posternya tauuu."

Tara dalam seketika berubah menjadi heboh saat sang mertua memamerkan album original soundtrack dari drama Korea kesukaan mereka. Our Beloved Summer. Tidak ada rasa canggung atau bahkan sungkan, istri dari Arjioon itu bahkan sedang membujuk Mama Adel demi mendapatkan photo card dan gambar lukisan dari si pemeran utama di drama tersebut.

"Ini aja, nih. Ya?" Mama memberikan satu photo card bergambarkan pemeran utama perempuan dan laki-laki yang sedang berciuman. "Adegan paling romantis di terminal."

"Ah, liat foto ini bikin Tara emosi, Ma."

"Ngapain si Jioon?"

Luar biasa sekali tebakan Mama Adel ini. Tanpa menyebut siapa pelaku yang membuat Tara emosi, Mama dengan mudah menebaknya. Ya, tentu saja Arjioon, putra bungsunya.

"Pas bagian adegan itu, masa anak Mama malah komentar 'itu mereka masuk kategori mesum di tempat umum nggak, sih? Harusnya ditegur tukang cangcimen, ya'" Dengan penuh penghayatan Tara mengikuti gaya bicara Jioon, ia menceritakan kejadian menyebalkan itu.

Tentu saja Tara hanya bercerita tentang kejadian cangcimen. Tidak dengan kecanggungan yang melanda kala ia dan Jioon melihat adegan bersilat lidah yang cukup dalam dan lama di layar televisi.

"Jioon emang gitu, ada aja komentarnya. Squid Games aja dia samain kayak Mission X, acara di Trans TV yang sekarang udah bungkus."

Mata Tata langsung membelalak. Bisa-bisanya Arjioon menyamakan dua acara yang berbeda itu. Dikira Melki Bajaj waktu itu ikut acara buat bayar utang keluarga.

"Belum selesai, Dek. Dulu Jioon bahkan pengen ngusulin ke SBS buat remake sinetron Tukang Bubur Naik Haji--"

"HAH?"

Mama mengangguk dengan yakin. "Jioon emang segila itu. Dia kira Gong Yoo cocok buat jadi Haji Sulam kali," ucap Mama dengan penuh emosi.

Berbeda dengan ekspresi murka Mama Adel. Mulut Tara justru terbuka cukup lebar. Mendengar celetukan sang mertua membuatnya tidak merasa heran dengan pola pikir Arjioon. Rupanya itu turunan.

Sore ini Tara dan Mama Adel baru saja pulang berbelanja, bertiga dengan Mba Nia--istri dari Mas Jinaan--yang memilih langsung pulang karena khawatir kepada Leon ditinggal bersama papanya. Sedangkan Tara sendiri tidak bisa langsung pulang karena Jioon belum menjemputnya.

Seharian pergi bersama sang mertua serta kakak ipar rupanya tidak seburuk yang Tara kira. Ia memiliki frekuensi dan pola pikir yang sama hingga membuat hari ini berjalan sangat menyenangkan. Belum lagi perlakuan Mama Adel yang tidak menganggap kedua menantunya seperti orang lain, beliau justru sangat akrab dan menganggap Mba Nia dan Tara seperti anak sendiri. Hari ini saja Mama membelikan banyak barang untuk kedua menantunya.

"Ma, ada makanan apa?"

Mama yang sedang asik bercerita tentang drama Korea yang membuatnya menolak diri untuk move one terpaksa menoleh kepada sang suami. "Papa mau makan sekarang? Masih sore, loh. Jioon juga belum dateng."

"Mau kopi sama makanan ringan dulu aja, deh. Buat ganjel laper," jawab Papa Arjuna yang kini sudah menyalakan televisi. "Jioon emang udah ada di mana, Ra? Acaranya udah selesai?"

Tara yang tiba-tiba mendapatkan pertanyaan dengan pelan menggeleng. "Nggak tau, Pah. Kak Jioon nggak nagsih kabar, tapi biasanya jam segini udah mau pulang, Pah."

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang