5. Negosiasi Terakhir

3.1K 545 50
                                    

Kak Arji is calling ....

Tara menatap malas pada ponselnya. Ini panggilan ketiga yang ia abaikan. Choi Dalpo lebih menarik daripada Arjioon.

Kak Arji is calling ....

"Ini manusia nggak ada kerjaan banget, sih!" omel Tara. Ia terpaksa beranjak dari posisi nyamannya yang sedang maraton drama Korea lama. "Apaan?" Tara akhirnya menerima panggilan sura tersebut.

"Siap-siap. Gue bentar lagi nyampe rumah lo." Panggilan langsung diputus oleh Jioon.

"Orang gila." Tara dengan asal menyimpan ponselnya di nakas. Ia kembali melanjutkan aktivitas mulia dengan iPad yang masih menayangkan drama kesukaannya sejak SMP. "Maaf, ya, Jongsuk. Tadi ada makhluk astral ganggu," ucap Tara dan kembali fokus pada layar datar di pangkuannya. "Ayo kita bantu Ahn Chansoo."

Tara benar-benar sibuk di hari minggu. Berbaring di atas tempat tidur seharian. Mata tertuju pada iPad atau laptop. Tak ada yang mengganggu. Hari terakhir di akhir pekan adalah waktunya mengumpulkan energi.

"Taraaa." Sura Jioon yang seperti anak kecil mengajak temannya bermain mengganggu fokus Tara pada layar iPad. "Taraaa."

"Ya, Allah. Hamba hanya ingin refreshing dari bisingnya dunia ini." Dengan berat hati Tara kembali berpisah dengan iPad dan tempat tidurnya. Ia membuka pintu kamar yang awalnya dikunci dan tertutup rapat oleh gorden. "APA?" sewotnya saat melihat Jioon sudah berdiri dengan wajah tanpa dosa.

"Ck, lo belum siap-siap?" tanya Jioon. "Belum mandi, ye? Tadi baru bangun tidur? Jangan bilang lo nggak sholat subuh--"

Tara kembali menutup pintu kamarnya, membiarkan Jioon mengoceh tidak jelas di luar sana. Perempuan itu kembali berbaring di atas kasur, Lee Jongsuk sudah pegal karena ia pause saat sedang mangap.

"Ra, bukanya siap-siap," ucap Jioon. Dia membuka pintu kamar Tara yang tidak dikunci kembali oleh pemiliknya. "Cepetan mandi." Jioon membuka tirai yang menutup dinding kaca kamar Tara. "Kamar udah kayak gudang, pengap."

Ingin rasanya Tara melempar iPad di tangannya kepada Jioon. Memberikan tanda memar di kening lelaki itu. Sayangnya Tara tak ikhlas jika gadget kesayangannya ini lecet, bahkan hingga rusak.

"Ra, ayoook."

"Keluar," usir Tara. "Gue nyuruhnya keluar, bukam tidur di kasur gue!"

"Cepetan lo mandi," balas Jioon. Ia menggantikan Tara menonton drama korea. "Gue tunggu lo di sini."

Tara terlalu malas berdebat. Ia akhirnya menuju lemari dan mengambil beberapa pakaian. Untuk kedua kalinya pintu lemari dengan amat sangat keras dibanting. Begitupun dengan pintu kamar mandi saat ia masuk ke dalamnya.

"Kuat juga properti di kamar ini," gumam Jioon. "Bautnya nggak ada yang lepas."

***

"Lo ganggu hari minggu gue cuma buat nonton lo nge-MC, Kak?" tanya Tara. "Gue balik, ah."

Dengan cepat Jioon menahan tangan Tara. "Sebentar doang. Nggak sampe dua jam," jelas Jioon. "Abis ini gue traktir makan, deh."

"Gue tunggu di mobil lo aja, ya," pinta Tara. "Gue tungguin sampe selesai, tapi di mobil lo, Kak."

"Lo nggak akan nonton gue tampil?" tanya Jioon. Ia sedang bersiap dan menunggu dua temannya. "Jahat banget."

"Rame, Kak."

"Ya, lo mau sepi di rumah--"

"Nah! Gue balik, ya," potong Tara cepat. "Lepas, ih!" Tangan kanannya masih Jioon genggam erat. "Gue tunggu di mobil lo."

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang