Mata Tara membulat sempurna saat melihat notifikasi ponsel yang ramai. "Kenapa tiba-tiba banyak yang minta follow .... Anj-ARJIOON!" Dengan mudah ia menemukan pelaku utamanya.
Terlalu fokus pada Kang Taemu membuat Tara melupakan ponselnya. Ia bahkan baru menyadari saat televisi sudah dimatikan dan akan beranjak menuju kamar.
Dengan penuh emosi Tara membuka pintu kamar Jioon. Benturan kayu dengan tembok bahkan tak terelakan. Ia langsung melompat ke kasur Jioon. "BISA NGGAK SIH SEHARI AJA DIEM? UDAH GUE ACC ITU JANGAN BERULAH, NGGAK USAH POSTING FOTO GUE DI IG LO!" murkanya sembari menarik kencang rambut sang suami yang sedang membalas beberapa komentar.
"Raaa, rontok rambut gue, RAAA!" Jioon berusaha melepaskan diri. Ponsel di tangannya sudah ia lempar ke kasur, sedangkan kepalanya terus mengikuti tarikan tangan Tara yang sangat kencang. "Lepas dulu, lepas dulu!"
Tak mempedulikan permintaan Jioon, Tara terus menarik rambut suaminya. "Hapus dulu postingan lo!"
"Nggak--AAA, SAKIT ASTAGA, RAAA!" Tangan Jioon berusaha melepaskan jemari Tara yang masih menarik kencang rambutnya hingga ke akar. "Ra, sumpah ini kulit kepala gue mau coplok!" ucapnya sekuat tenaga menarik tangan Tara tak lagi menarik rambutnya.
Merasa kasihan saat melihat rambut Jioon yang sudah tidak berbentuk, Tara akhirnya mengalah. Ia menjauhkan tangannya dari kepala Jioon. "Hapus postingan lo--"
"Ogah-dengerin dulu!" sentak Jioon dengan sigap memegang pergelangan tangan Tara yang siap menarik rambutnya lagi. "Jangan jambak rambut gue, lo mau punya suami botak?"
"Sini gue botakin sekalian!" sewot Tara dengan emosi masih bertahan di level tertinggi. Tangannya bahkan berusaha melepaskan genggaman Jioon. "Ngapain coba posting foto gue di akun lo? Kagak ada kerjaan banget, sih! Gue udah bilang ke Giselle, masalah harusnya udah selesai. Lo malah buat yang baru!"
Tak ada jawaban dari Jioon, lelaki itu terlalu asik memperhatikan ekspresi murka sang istri. Baginya, wajah Tara yang merengut dengan kening berkerut berpadu bibir yang sedikit maju saat mengeluarkan banyak protes, itu semua sangat lucu. Bahkan hampir membuat Jioon mencuri sebuah kecupan di bibir.
"Kak, lo kerasukan?" Omelan Tara seketika terhenti, ia menatap bingung pada Jioon yang hanya tersenyum tidak jelas. "Kak Jioon! Kak, yang bener, ih! Serem ini!" tegurnya memukul pundak sang suami dengan panik.
Jangan bilang Kak Jioon beneran kerasukan? Ini gue bacain apa? Ayat kursi? batin Tara mulai mengada-ada. Pergerakan ia juga kurang bebas karena Jioon masih menggenggam kedua pergelangan tangannya.
"Ra ...," panggil Jioon masih dengan senyuman aneh di wajahnya, "gue boleh cium nggak?"
Dengan sekuat tenaga Tara melepaskan pergelangan tangannya, bahkan sampai menendang Jioon. Ia langsung kabur setelah berhasil melepaskan diri. "Dia beneran kerasukan?" gumamnya setelah berhasil keluar dari kandang zombie. "Gila, gue butuh air garem."
Entah apa motivasi Tara membuat lautan air dan garam, sepertinya ia mendapatkan ilmu itu dari drama Korea yang pernah ditontonnya. Perempuan dengan nilai akademik di atas rata-rata ini rupanya tidak sepenuhnya cerdas, buktinya saja masih percaya pada larutan air garam untuk mengusir hantu. "Oke, ini buat jaga-jaga kalo Arjioon mulai kerasukan lagi."
Tara meninggalkan mangkuk larutan air garam itu di dapur, sedangkan ia memilih masuk ke kamar. Merehatkan diri setelah menghadapi hari yang sangat melelahkan. UAS tiga mata kuliah, lanjut pengakuannya pada Giselle, belum lagi postingan sang suami di Instagram. Sampai sekarang, ponsel Tara bahkan masih ramai.
Rasa khawatir tiba-tiba saja menyerang Tara. Ia takut membuka sosial medianya, tetapi rasa penasaran jauh lebih mendominasi. Komentar apa saja yang Jioon terima dari postingan fotonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Julid ARJIOON✓
General FictionDi balik tingkah nyinyir dengan mata tajam Jioon, dia menyimpan rahasia yang ia tanggung sendiri. Penyiar radio yang selalu membuat tawa orang sekitar itu rupanya tak cukup untuk memberi warna pada hidupnya. Semua rahasia Jioon mulai terungkap ketik...