Chapter khusus Filosofi x Argen.
-T BF IX-
"Shh.. Lo kenapa nggak fokus?" Zee meringis ketika Argen, salah seorang anak TRIGGERBLACK perlahan mengeluarkan patahan kuku Altezza yang tertancap di pipinya yang tercakar. Dia mengigit bibirnya kala merasakan kuku itu perlahan keluar merobek daging di kulit pipinya —darah merembes keluar. Cowok itu menggeleng pelan dan bergumam, "Hm. Nggak tau. Mungkin karena ada lo didekat gue."
Kata-kata Argen tanpa diduga mengundang atensi beberapa anak TRIGGERBLACK yang sedang duduk di atas motornya, termasuk Altezza. Karena selama berteman dan mengenal cowok itu, Argen dikenal sebagai remaja cowok yang menyukai sesama jenis. Ya, dia Gay.
"Argennya anak Trigger sudah insaf. Alhamdulillah."
"Siapa bilang?" Belum sempat teman-temannya mengatakan sesuatu, Argen sudah lebih dulu melanjutkan, "gue masih suka Emmanuel." [Fyi, Emmanuel adalah panggilan khusus dari Argen untuk Filosofi]
"Tapi dia sukanya Fana."
"Terus apa masalahnya?"
Filosofi menyembunyikan wajahnya di balik punggung Meteor. Cowok itu hampir melupakan fakta bahwa salah seorang anak TRIGGERBLACK menyukainya. Meteor dan dua belas anggota TRIGGERBLACK lainnya tidur terlentang sembari menatap langit malam yang terlihat mendung pucat dari atas trotoar jalan. Dua jam setelah pemadaman Waza berakhir, mereka semua memilih mengistirahatkan diri di salah satu jalan yang terkenal sepi dan juga gelap yang mendominasi.
"Wah, kacau." Buana menggeleng, menatap satu-persatu anak TRIGGERBLACK yang menurutnya tidak masuk akal. "Dunia sedang bercanda. Temen-temen gue nggak ada yang waras."
"Termasuk lo."
"Iya. Termasuk gue." Buana meringis.
"Pakep komplit lah. Altezza? terlalu sadis. Meteor? Batu bisu. Purnama? Bunuh diri. Zero? Emosian, jago berkelahi, hobi mengoleksi luka, suka menantang maut. Guruh? Cadel. Almarhum River? Mati. Kevlar? Bolak-balik. Argen? Gay. Buana? Cowok teraneh yang ada di Bumi. Filosofi, Meteor lagi? Sial. Mereka selalu jatuh cinta sama cewek yang berbeda keyakinan. Antara Rosario dan arah kiblat."
Zee yang mendengar hal itu mencoba untuk menulikan pendengarannya. Argen memplester lukanya dan beranjak menjauh -mendekati Filosofi.
"Jangan sentuh gue," terlambat. Argen sudah lebih dulu menyentuh punggungnya. Filosofi mendesis.
"Kenapa?" tanya Argen.
"Harus gue jawab dulu supaya lo tahu?" Filosofi mengangkat wajahnya sedikit, menatap Argen tanpa emosi.
Sialnya, Argen mengulangi pertanyaan yang sama. "Kenapa, Los?"
"Gue jijik anjing," kata-kata itu nyatanya mampu menghujam dada Argen. Layaknya sebuah botol minuman yang seluruh isinya tumpah, itu menyisakan ruang. Hampa. Rasanya kosong. "Lo tau sendiri kalau gue paling anti sama yang namanya LGBT. Ya, gue nggak masalah kalau misalkan lo atau temen gue Gay. Gue juga nggak masalah kalau lo suka sama cowok selain gue. Tapi masalahnya, lo suka gue, Gen. Gue teman lo. Bisa lo berhenti?"
"Kenapa gue harus berhenti?" ralat, "sorry." Argen mendesis. "Gue nggak bisa mengendalikan perasaan gue sendiri. Sejak umur dua belas tahun, bahkan saat lo masih berpacaran dengan Fana, gue tetap suka lo."
Filosofi kehabisan kata-kata.
"Sekolah, pulang, tidur, ekskul, les." Argen tertawa getir. "Gue mencoba menikmati itu semua. Tapi sejujurnya, gue nggak bisa. Tapi kemudian gue bertemu lo dan—" jeda, "segalanya jadi sangat menyenangkan. Lo mungkin sudah tahu ini dari lama. Tapi hal yang ingin gue utarakan sejak pertama kali bertemu lo adalah—"
"Lo menyukai gue."
"Ya. Dan tolong jangan menjauhi gue."
"Ya dia bakalan tetap menjauhi lo lah anjing," sahut Antara, salah seorang anak TRIGGERBLACK yang sedang mengunyah plastik berisikan batu krikil.
Buana mencekik leher Antara kuat saat cowok itu berniat akan menelan batunya. Antara memuntahkan plastiknya dan balas mencekik leher Buana tidak kalah kuat. Kedua cowok itu terlibat perkelahian dan tidak ada satupun dari temannya yang berniat melerai ataupun memisahkan keduanya. Selain Filosofi, Antara juga termasuk ke dalam salah satu rival Buana.
Filosofi menjilat bibirnya yang mendadak kering. Dia menunduk. Sebagian wajahnya tertutupi rambut. "Gue nggak akan menjauhi lo. Lo teman gue."
"Meskipun gue Gay?"
"Meskipun lo suka gue."
607 word.