Chapter 8 | Pengasuh Anak

2.3K 184 1
                                    


Nina mengikat rambut pendeknya, meskipun hanya bisa diikat setengah paling tidak rambut bagian depannya tidak menghalangi pemandangan Nina.

Pagi ini Nina sudah bersiap diteras rumahnya untuk menunggu Rama, karena Nina mau ikut Rama lari pagi.

pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak perlu menunggu lama, Rama keluar dari pintu. Pria itu Nampak terkejut melihat Nina sudah siap dengan pakaian olahraga nya.

"Mau kemana kamu ?"

Bukannya menjawab, Nina malah menoleh lalu tersenyum lebar pada Rama "Pagi, suaminya Ratu Sabrina" Nina lalu mengedipkan matanya genit. Rama merinding melihatnya, nih bocah kesambet apa subuh subuh ?

"Aku tanya kamu mau kemana ?" tanya Rama tanpa melihat Nina, dia sedang melakukan pemanasan sebelum lari pagi.

Nina berdiri berkacak pinggang disebelah Rama yang sedang pemanasan "Nina mau ikut Mas Rama lari pagi"

Rama melipat bibirnya malas, ngapain sih Nina ngikutin aja. Pikirnya.

"Enggak ah, kamu lari aja sendiri. Aku mau ke Car Free Day bareng anak anak" tolak Rama.

Nina melompat lompat sambil memegang lengan Rama "Mauuuu Nina mau ikuuut. Nina ikut yaaaaa" bujuk Nina.

Rama menoleh malas "Enggak ! kamu lari aja sendiri " lalu dia melanjutkan pemanasannya.

Merenggangkan otonya agar tidak kram. Meregangkan kekanan, lalu kekiri. Kedepan lalu kebelakang.

Melompat sedikit, lalu semua energi Rama terkumpul dengan sempurna. Sebelum dibuyarkan oleh si istri manja.

Nina yang tak terima lalu berpindah beridiri dihadapan Rama "Kenapa Nina gak boleh ikut ? Nina mau ikuuut. Boleh yaaa" pinta Nina.

Rama membuang napasnya lalu melihat kearah lain "Enggak! Udah sana!" usir Rama sembari mengibaskan tangannya. Pagi pagi denger suara Nina udah kaya denger suara nyamuk aja.

"Yaaahhh" bahu Nina lemas, wajahnya tampak sedih. Sambil menunduk Nina berjalan lemah masuk kedalam rumah. Nina sengaja membuat lagkahnya amaaat sangaaat lambat, siapa tau Rama berubah pikiran tiba tiba. Hehehe...

Tahan Rama, jangan iba ! peringat Rama dalam hatinya.

"hmmmmmmmm........" Nina menhela nafasnya dengan sangat berat. Masih berharap taktiknya berhasil..

Mendengar suara helaan Nina dibalik punggungnya, Rama Tidak tega. Nina bagaikan sedang ditelantarkan oleh Rama ditengah keramaian. Padahal itu hanya taktik Nina agar bisa ikut dengan Rama.

Nina tidak mau menyerah, sekali lagi wanita itu menghela nafasnya dramatis "Haaaaaaahhhhhhh......"

Aisshhhh !!! dasar anak ini "Yaudah, yaudah ayo! Tapi kamu gak boleh pergi seenaknya ntar disana !" ucap Rama, kalah pada anak TK dihadapannya.

Tak sampai satu detik Rama berucap, dengan secepat kilat Nina membalikkan badannya, lalu ekspresinya langsung berubah sumringah.

"Heuh !" Rama membuang napasnya tak percaya, sekaligus takjub. Kok bisa, dia kalah pada anak licik dihadapannya.

Rama dan Nina pergi ke arena Car Free Day mengendarai motor. Lalu Rama memarkirkan motornya tak jauh dari Arena Car Free Day.

"Mas Nandaa" Sapa Nina pada Nanda yang ternyata sudah sampai lebih dulu disana. Nanda tersenyum sambil melambai pada Nina. "Oik. Ninaaa"

"Kok Mas Ridhonya gak disapa sih Nin" protes Ridho yang berdiri disamping Nanda. Nina terkikik melihat Ridho, lalu menyapa Ridho juga "Hihihi, hai Mas Ridho" Nina melambaikan tangannya.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang