Chapter 16 | Musuh Dalam Selimut

2.4K 157 7
                                    


Sesampainya dirumah, Nina langsung menghempaskan pantatnya diatas sofa empuk yang dipilihnya untuk mendekor rumah Rama. Yang kini juga menjadi rumahnya, karena nama Nina dan Rama kini berada dalam satu kartu keluarga yang sama.

"Ya allah kenyang nyaaa" ujar Nina sambil membuka pengait celananya. Rama yang melihat gerak gerik Nina langsung was was.

"ngapain kamu mau buka celana disini ?" tanya Rama panik.

Nina memanyunkan bibirnya menatap sebal pada Rama. "Maaaasss, ini perut Nina kepenuhan" .

Rama mengendikkan bahunya "Rasain" cibir Rama sambil berjalan masuk kekamarnya. Sebelum masuk kekamar, Rama meletakkan sepatunya di rak sepatu yang ada di ruang belakang.

Melihat Rama berlalu begitu saja kedalam kamarnya, Nina menurunkan resleting celananya lalu menghempaskan kembali tubuhnya disandaran sofa.

"Haaaaaaaaa, lega nyaaa" rasanya segala sesak yang menekan Nina sejak perjalanan pulang tadi sudah pergi. 

Siapa yang tidak pernah seperti Nina ? saat makan dengan bar bar, perut akan terasa penuh. Akhirnya, saat duduk perut terasa sesak dan solusinya hanya lah membuka resleting celananya.

Sementara Rama, merasa tubuhnya lengket, pria itu memutuskan untuk mandi. Dia tidak akan pernah bisa tidur dengan nyenyak jika badannya terasa lengket.

10 menit...

20 menit...

30 menit...

Rama tidak juga selesai dengan urusan mandinya, sementara Nina yang sudah selesai mandi dikamarnya, memutuskan untuk menempelkan telinganya di pintu kamar Rama.

Nggak ada suara sama sekali pikir Nina. Memang sejak kapan si Rama berisik didalam kamar Nin ?

Diam diam Nina memutar knob pintu kamar Rama, kali aja dia beruntung kamar Rama tidak dikunci. Hihihi... bisik Nina dalam hatinya.

Dasar, rejeki istri solehah. Sekali memutar knob pintu kamar Rama, pintunya terbuka dengan perlahan. Nina mengintip dengan sangaaaaaaat hati hati, tapi tidak menemukan keberadaan Rama dalam kamarnya.

Tidak puas, Nina melongokkan kepalanya kedalam kamar Rama dan memantau situasi didalamnya. Lihat kanan, lihat kiri, situasi aman !

Nina masuk dan menutup pintu kamar Rama dengan perlahan lahan. Nina berjingkrak hati hati menuju ranjang Rama, kemudian melihat cahaya lampu dari kamar mandi Rama.

Hmmm, pasti masih mandi. Nina sudah tau kebiasaan Rama, biasanya pria itu mandi sambil buang air besar, merokok didalam kamar mandi, lalu main game di handphonenya. Sudah tau kan apa yang akan terjadi selanjutnya ? Pasti bisa sampai satu jam didalam kamar mandi.

Dengan segala kesempatan yang ada Nina harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Nina bersembunyi didalam selimut Rama, menyamarkan dirinya agar tidak kelihatan. Karena tubuh mungil Nina ini, Nina yakin Rama tidak akan sadar kalau Nina ada didalam sini.

Mendengar pintu kamar mandi terbuka, Nina mulai deg degan. Takut ketauan oleh Rama, tapi rasa penasaran Nina yang tinggi membuatnya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengintip sedikit dibalik selimutnya.

"astagaaaaaa, selama ini disembunyiin dimana sih ?" Bisik Nina pelan, saat ia melihat suami pujaan hatinya itu sedang berdiri didepan lemari baju yang memunggungi Nina.

Bahu lebar Rama membuat Nina tidak bisa menahan liurnya. Punggung Rama terlihat gagah dengan bahu yang lebar. Nina tau itu, karena setiap kali Nina naik motor dengan Rama, dia tidak mau melewatkan kesempatan memeluk tubuh Rama. Namun Nina tidak tau kalau itu akan seindah ini dilihat secara langsung. 

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang