Chapter 32 | Bukan Teman

2.4K 170 22
                                    


"Aku sama Nina udah dua kali ketemu Rani nggak sengaja.." ucap Rama sembari menghembuskan asap rokok dari bibirnya.

Tubuhnya ia sandarkan pada kursi, kedua kakinya bertumpu satu sama lain.

 "Hah ?!" Ketiga teman dekatnya terbelalak kaget.

Karena yang mereka tau Rani sedang mengejar mimpinya diluar negeri, sebab itulah ia menolak lamaran Rama dulu.

"Kok bisa sih ? ketemu dimana ? terus gimana ?" cecar Imam, Ridho dan Nanda yang cukup penasaran perihal pertemuan Rama dengan Rani. Mana ada Nina juga, jadilah mereka makin penasaran.

Rama hanya menaikkan bahunya, dia pun tak tau bagaimana kebetulan itu bisa terjadi. Dalam pikiran Rama selama ini adalah mereka mungkin akan bertemu suatu saat nanti, namun kemungkinannya pastilah sangat kecil.

"Ketemu di ulangtahun anaknya Fadli, terus ketemu direstauran waktu mau makan sama Nina" jawab Rama menanggapi rasa penasaran teman temannya.

Ridho mengerutkan dahinya "anaknya Fadli ? Fadli siapa sih ?" ucap Ridho yang berusaha mengingat Fadli yang mereka kenal bersama.

"Si Fadli anak angkatan diatas kita waktu dikampus, yang pernah berantem juga sama Rama dulu. Masa kamu lupa" Sahut Imam yang ingatannya mulai kembali tentang siapa Fadli.

Ridho menganggukkan kepalanya "OOohhh, dia. Iya iya inget". "Tapi kok bisa ketemu di ulang tahun anaknya ?"

"Anaknya itu muridnya si Nina, terus ternyata mantan istrinya itu sepupu si Rani" Rama membuang abu rokoknya keatas asbak. "Aku juga baru tau"

"hoo, terus gimana ?" sahut Nanda yang baru saja menandaskan makan siangnya.

"ya nggak gimana gimana lah"

"terus Ninanya gimana ? biasa aja ?" tanya Nanda lagi.

Rama terdiam sesaat, menerawang perdebatan mereka beberapa malam yang lalu. Bulu kuduknya seketika merinding melihat Nina murka dan menangis dihadapannya.

Rama tak sanggup menjawabnya selain hanya anggukan dan menaikkan alis, pertanda kalau Nina biasa biasa saja. Cukup Rama saja yang tau.

Entah kenapa Rama merasa tak enak saat bertemu kembali dengan Rani, padahal saat akan menikahi Nina malah Rama berharap bisa bertemu dengan Rani.

Ting !

"aku mau kembaliin jaket kamu"

ditengah kegelisahan hati Rama, Rani justru mengirimkan pesan kepadanya. Nomor yang baru, namun Rama sudah tau siapa pengirimnya.

Walaupun Rama tak memberikannya, Rani bisa mendapatkan nomornya dari teman mereka yang lain.

Rama menggaruk alisnya, tampak berpikir sejenak lalu menutup whatsapp nya. Rama mengatakan untuk tidak perlu mengembalikan jaketnya, jadi tidak perlu untuk menanggapinya.

**

"Ada surprise buat kamu Ram"

Nanda kini berdiri disamping meja kerja milik Rama. Rama menoleh malas pada Nanda, pasti nggak bakalan bener kalo mereka bilang ada surprise.

"Surprise surprise, apaan sih" kesal Rama lalu kembali fokus pada laptopnya.

Nanda sedikit menunduk, lalu memberitahunya apa surprise yang dia maksud. "didepan ada Rani"

satu kalimat, terasa sangat mengagetkan. Ridho dan Imam sontak menoleh kearah Rama. Rama menatap tak percaya pada Nanda, mulutnya ternganga bahkan hampir tersedak udara.

"Siapa ?" tanya Rama lagi, memastikan kalau dia tidak salah dengar.

"R-A-N-I" Nanda bahkan sampai mengeja satu persatu huruf nama Rani.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang