Chapter 12 | Kesempatan

2.5K 181 3
                                    


Sabtu pagi, Nina tidak memiliki rencana untuk mengintil Rama lari pagi. Setelah kejadian Car Free Day yang lalu, Rama sudah menegaskan padanya untuk tidak boleh mengikutinya Car Free Day lagi.

Nina beranjak menuju dapur, membuat susu dan menuangkan sereal kedalam mangkuknya. Rama pasti sedang lari pagi sekarang pikirnya.

"Padahal pengen ikut lari, tapi takut dimarahin lagi" gerutu Nina pada dirinya sendiri.

Nina berjalan menuju ruang TV, lalu menghidupkan TV nya.

"udah gak ada lagi kartun emangnya ?" Tanya Nina heran. Setau Nina dulu waktu dia masih kecil, setiap sabtu minggu pasti ada saja kartun yang tayang di TV. Mulai dari Doraemaon, Kabutaku, power Ranger, bahkan Teletubbies pun akan tayang juga di hari sabtu dan minggu.

"Kasian banget anak jaman sekarang udah gak ada kartun lagi" gumam Nina.

Nina memencet mencet remot dan sibuk mengganti ganti chanel TV nya, tapi tidak menemukan tontonan yang asik.

Saat sedang focus mencari tontonan, Rama lewat didepannya dengan tubuh penuh keringat seperti habis lari.

"Mas rama udah balik ?" tanya Nina yang langsung beranjak menghampiri Rama. Dengan mangkuk serealnya yang dibawa bawa kedapur, Nina memperhatikan Rama yang sedang meminum air putih.

Subhanallah, ternyata keringetan gini malah lebih ganteng ya allaaaah puji Nina dalam hatinya.

Rama tidak berniat menjawab pertanyaan Nina, pria itu melenggang kangkong melewati Nina dan berjalan kembali kearah teras rumah.

"Mas Rama mau kemana lagi ?" Tanya Nina dengan mangkuk serealnya. Rama hanya ngeloyor keluar pintu.

Nina mengikuti Rama yang ternyata masih belum selesai dengan olahraganya. Nina mengambil duduk di kursi teras, mengangkat kedua kakinya agar bersila diatas kursi, lalu kembali menyantap serealnya. Tidak lupa sambil memandangi Rama dong !

Rama berbaring diatas lantai, kemudian melakukan sit up hingga akhirnya Rama melakukan push up. Tentu saja itu tidak lepas dari pandangan Nina. Nina hanya mengemut sendoknya sambil memandangi Rama.

Oh My God !, Nina hampir ngences melihat Rama, bahunya yang lebar, terus urat urat yang terlihat dilengannya, belum lagi jari jari lentik Rama uuhhhh semakin membuat Nina ingin memakannya saja.

Nina akhirnya tidak kuat lagi, Gadis itu meletakkan mangkuknya diatas meja. Lalu mengambil posisi duduk manis tepat dihadapan Rama yang sedang Push up.

Rama yang sedang melakukan push up langsung merasa terganggu " Nin ! ngapain sih ? minggir gak ?!" Usir Rama sambil melakukan push up.

Pria itu memasang target harus melakukan push up seratus kali. Bukan apa apa, kalau kita sedang serius, lalu ada orang yang terang terangan memperhatikan kita tentu saja focus kita berkurang kan ? Rama tidak mau fokusnya hilang karena Nina dan dia gagal mencapai target push up nya.

Sementaara itu Nina hanya bertopang dagu diatas pahanya lalu tersenyum menatap Rama. " Gak maaauuu" jawab Nina manja.

"Ck, hush ! sana minggir !" Usir Rama bagaikan sedang mengusir anak ayam, hanya saja bedanya dia sambil melakukan push up sekarang.

Nina terkikik melihat ekspresi Rama, dengan terang terangan Nina mendekat lalu meniup telinga Rama.

Ya Robbi, yang ada sekujur tubuh Rama malah menjalar gelanyar aneh.

Sambil melanjutkan push up, rama menutup kedua matanya dan berusaha focus pada hitungannya. Namun bukan Nina Namanya jika dia menyerah secepat itu.

"Dek Ramaaaa" Panggil Nina bersenandung tepat ditelinga Rama. Rama masih bertahan, dan bersusah payah untuk berkonsentrasi penuh.

Oh, masih tahan juga toh. Bisik Nina jahil dalam hatinya.

Nina kembali mendekati Rama, mendekatkan wajahnya ketelinga Rama lalu menjilat telinga Rama.

"aaaaaakkkkk Ninaaaaaaaaa" Teriak Rama frustasi. Sambil memegangi telinga nya yang memerah bekas dijilat Nina, pria itu bangkit dari posisi Push up nya. Nina menahan tawanya merasa berhasil mengerjai Rama.

Rama kesal, tak bisa tahan untuk tidak membalas Nina.

Rama mencubit kedua pipi Nina hingga gadis itu kesakitan. "Aaaaaakkkk, sakiiit" Nina memegang kedua tangan Rama yang menangkring dipipinya.

"Nggak ! rasain kamu" Rama menarik kedua pipi Nina dengan semangat membara. "Hahahaha, rasakan kau Ratu Sabrina !" Rama lalu ketawa jahat melihat Nina kesakitan.

Nina lalu pura pura nangis agar Rama melepaskannya. Begitu mendengar suara nangis Nina, Rama lalu melepaskan tangannya.

Rama berdehem menjernihkan suaranya "Makanya kamu jangan berani berani ganggu orang yang lagi focus" Ancam Rama sambil menyentil dahi Nina.

Masih dalam posisi berjongkok, Nina tidak menyia nyia kan kesempatan yang ada. Nina langsung bangkit dan mengalungkan tangannya dileher Rama.

Nina memeluk suaminya erat erat hingga Rama terjatuh kebelakang. Dengan Bar bar nya Nina menciumi wajah Rama seperti anak kecil.

"Aaaaaahhh Ninaaaaa, stop it!" Rama berusaha menghalangi aksi bejat Nina dengan menghalaunya menggunakan tangan. Namun Nina makin bar bar menciumi wajah Rama seperti sedang mencium anak kecil.

"Kalian nggak bisa pindah kekamar aja ?"

..............................................................................................................................................

Hehehe, hari ini saya update double biar nggak pada lupa sama Ramanina ^^

selamat membaca sayang sayangkuu 

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang