"Kamu pulang duluan aja, aku pulang telat hari ini" Ucap Rama, lalu dia menutup sambungan poselnya. Rama kemudian meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya, tapi tiba tiba perasaannya tak enak. Saat dia menaikkan pandangannya, terlihat tiga begundal temannya sedang berdiri dihadapannya dengan senyum setan terpampang.
"Ngapain sih senyum senyum ? kayak setan kerasukan manusia" tanya Rama pada tiga temannya ini.
"Cieeee, sekarang pulang telat dikit mesti ngasih kabar" Mulut comel Ridho memulai aksinya.
Imam dan Nanda ikut tertawa, "Mas Ramaaaa, cepetan pulang dong. Nina kangeeenn" Timpal Nanda sambil menirukan suara manja Nina.
Rama tersenyum lalu berdiri mendekat kearah tiga orang tak tau diri yang telah berani menjadikannya bahan olok olok.
"hahaha, seneng ya kalian ?" tanya Rama dengan nada tertahan karena menahan rasa gondoknya. Tanpa disadari oleh mereka, Rama memukul wajah ketiga temannya dengan kertas yang ada ditangannya.
"aww, sakit loh ini maaass" Balas imam dengan nada yang dibuat semenjijikkan mungkin. Rama kemudian memiting kepala Imam dari arah belakang.
"Aww, iya iyaaa, ampun ampun mas ! eh salah maksudnya Ram" Imam terbatuk batuk sambil berusaha menarik tangan Rama dari lehernya.
Sementara dua teman tak setianya yang lain malah semakin kencang mentertawakan Imam.
"Hahaha, yang kenceng Ram ! lebih kenceng !" Seru Ridho sambil memegangi tangan Imam. "Sialan kamu dho, padahal kamu duluan tadi yang mulai"
"Pegangin Ram !" seru Nanda, sedetik kemudian dia menggelitiki tubuh Imam yang masih dipegangi oleh Ridho dan Rama.
Mereka berempat tertawa seperti anak kecil, lupa kalau tahun ini usia mereka akan memasuki tigapuluh tahun.
Mereka tidak berhenti saling membalas, bukannya melanjutkan pekerjaan , mereka malah asik main main seperti anak kecil.
Aksi mereka itu baru berhenti saat mendengar bel didepan pintu kantor mereka. Ruangan kaca itu memang kecil, namun kemanannya mesti terjaga dengan baik. Oleh sebab itu ruang kantor mereka menggunakan pintu yang hanya bisa diakses hanya jika memiliki kartu akses.
Sambil berdehem untuk menjernihkan suaranya, sekaligus merapihkan bajunya karena kelakuan kekanakan mereka tadi, Nanda berjalan kearah pintu lalu membuka pintuny.
"hai mas Nandaaa" sapa Nina Ramah. Nanda kaget dengan kedatangan Nina didepan kantor mereka. "Loh Nina ? kamu naik apa kesini ?" Jawab Nanda ramah lalu berjalan kembali masuk kedalam kantornya diikuti Nina yang berjalan dibelakangnya meski tanpa dipersilahkan masuk.
"Lihat siapa yang datang" Seru Nanda pada ketiga temannya yang lain. "Eh, Nina ? kok bisa nyampe sini ?" Tanya Ridho saat melihat kedatangan Nina.
Rama sontak mengangkat wajahnya saat mendengar nama istri nakalnya itu disebut "Kamu ngapain kesini ?" tanya Rama dengan kedua alis yang mengkerut.
Nina nyengir kuda, lalu menunjukkan apa yang dibawanya pada Rama " Nina bawa ini ! " Seru Nina. "Pada laper kan ? belum makan kan ?" Tanya Nina menatap keempat orang diruangan itu bergantian.
"Waaahhhh, terima kasih Ninaaa" Ridho girang melihat makanan yang dibawa Nina. Sekotak pizza berukuran besar, serta sebaket KFC beserta dengan lima cup minuman lengkap dibawa Nina untuk mereka berlima.
Nina tersenyum senang, lalu meletakkan bawaannya dimeja tengah.
"Ninaaaa kamu emang yang paling the best !" Sahut Imam sambil melirik kearah Rama dengan senyuman penuh arti. Tentu saja pemuda itu langsung mencomot makanan yang dibawakan Nina tanpa basa basi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RamaNina (End)
Romanceini kisah Rama dan Nina. Kisah Nina yang selalu mengejar Rama, kisah Rama yang tidak pernah mengakui perasannya. Walaupun diacuhkan berkali kali, Nina tetap kembali pada Rama. Tidak ada rotan akar pun jadi, mati satu tumbuh seribu. Berbagai macam pe...