Chapter 38 | Tidak Sadar Diri

5.3K 233 23
                                    


"Tumben banget kamu bisa keluyuran tanpa Nina" sindir Nanda yang memang merasa heran. Sebab, sejak Rama menikah dengan Nina, Kemanapun Rama pergi pasti ada Nina yang setia mengikutinya.

Sejak siang tadi Rama sudah bertandang ke rumah temannya itu, entahlah dia merasa ingin berbicara dengan seseorang.

Nina mendiamkan nya.

"Lagi ngambek" ucap Rama singkat saat ia menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Dua sejawat itu kini duduk berdampingan di sofa empuk milik Nanda.

"lah ? emang kenapa ?"

Rama menarik nafasnya dalam, dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. sekali lagi, ia kembali menghembuskan asap nikotin dari bibirnya.

"Rani"

satu nama yang membuat Nanda membelalakkan matanya. "Maksudnya gimana sih Ram ?" Nanda mencoba memastikan kalau Rama tidak asal sebut nama. Karena itu adalah nama mantan pacarnya, kalau kalau Rama lupa.

"Seminggu lalu mamanya Rani telpon aku, katanya Rani coba bunuh diri"

"hah, terus ?" sahut Nanda yang kini menaruh perhatian penuh pada cerita Rama.

Rama menggaruk pelipisnya, tidak ingin membicarakan hal ini. Tapi justru ini lah inti permasalahan yang dihadapi oleh Rama saat ini.

"Terus gimana ? Jangan bilang kamu khawatir terus samperin dia kesana"

Rama melirik sekilas sebelum ia menganggukkan kepalanya pelan.

"sendirian ?"

Rama menggeleng

"Bareng Nina ?"

Rama mengangguk

"Terus ngambeknya kenapa ?"

Rama berdecak "yaaaa, intinya Nina denger pembicaraan aku sama Rani waktu Nina pergi nemenin mamanya Rani cari makan"

Nanda menatap Rama, seolah olah dari tatapan matanya bisa memberikan isyarat pada Rama 'pembicaraan apa emang?'

"Rani nanya, apa aku masih cinta sama dia atau enggak"

Nanda menaikkan alisnya, "terus?"

"dia tanya lagi, kalau dia kembali sehari sebelum aku nikah sama Nina apa aku bakalan lebih pilih dia ?"

"terus ?"

Rama menyisir rambutnya dengan jemari tangannya " aku jawab iya"

"oh god" cicit Nanda yang menyandarkan kembali punggungnya dengan kasar. "Terus Nina nya sekarang gimana ?"

Rama menggeleng, satu tangannya mematikan rokok yang dihisapnya.

"ya pantes aja sih Nina nya ngambek, atau marah kali ? Istri mana coba yang mau suaminya ketemu mantan pacar terus"

"Jadinya kamu gimana ? emang masih cinta sama mantan ?" cecar Nanda pada Rama yang kini justru malah memejamkan matanya dan bersandar pada sofa dibelakangnya.

"Ya itu juga yang ditanyain sama Nina" sahut Rama meski dengan mata yang memejam.

"Ya terus kamu jawab apaan ?" Nanda kian tak sabar mendengar jawaban temannya itu.

Bukannya menjawab, Rama justru menggeleng. Menyisakan ketidak puasan dalam diri Nanda.

"aku bilang semuanya terasa abu abu"

Nanda menoyor kepala Rama saking kesalnya, yang dibalasan pelotototan dari Rama.

"Ya kamu nya jangan gitu dong ! udah Nikah Ramaaaaa, bukannya masih pacaran. Ya gimana Nina nggak sakit hati denger kamu jawab begitu!" Nanda menjadi geregetan sendiri.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang