Chapter 10 | Jelek

2.2K 195 5
                                    


Sepulang kerja biasanya rama akan langsung masuk kamarnya dan mandi, setelah selesai Mandi Rama baru keluar kamar dan langsung menuju ke meja makan. Setelah peristiwa nasi goreng asin dulu kemampuan memasak Nina bisa dibilang sudah mulai meningkat lah. Meskipun kadang masih ada yang kurang, tapi masih bisa dimakan oleh Rama.

Rama duduk dikursi meja makan sambil memandang hidangan yang dibuat Nina. Tidak ada yang special, hanya sayur bayam ditumis dan sambel ayam. Rama tidak pernah protes dengan apa yang dimasak Nina, bagi Rama Nina bisa masak saja sukur.

Hampir setengah jam Rama menunggu di meja makan, Nina tak kunjung keluar kamarnya.

"Si Nina ngapain sih dikamar ?" Tanya Rama sambil melirik kearah pintu kamar Nina.

Ingin makan duluan, tapi kok rasanya gak enak ya makan sendirian.pikir Rama.

Gedubrak!

Belum selesai Rama berpikir, pria itu dikagetkan oleh suara sesuatu menghantam lantai dari kamar Nina.

"Nin !!" Rama mengetuk pintu kamar Nina

"Nina gak apa apa" sahut Nina dari dalam kamarnya.

"oi, Buka pintunya cepetan !" desak Rama yang semakin kencang menggedor pintu kamar Nina.Kalau wanita itu bilang itu ia tak apa apa, Rama justru makin curiga kalau memang ada apa apa. selang tigapuluh detik kemudian Nina membuka kunci kamarnya.

"Kamu kena—" Rama kaget melihat wajah Nina. "Ini kenapa ?" tanya Rama panik saat melihat wajah Nina. Pria itu meraih dagu Nina dan melihat jidat Nina yang sudah benjol.

Nina manyun, sambil menunjuk arah tempat tidurnya.

Rama melihat kearah tempat tidur Nina, ada sebuah kursi tergeletak diatas tempat tidurnya "Kamu lagi ngapain emang ? kenapa ada bangku diatas sini" Rama menghampiri Kasur Nina.

"tadi lampu kamar Nina mati, terus Nina gantiin bola lampunya" jelas Nina sambil memegangi benjolan dikepalanya.

Rama berkacak pinggak sambil menggaruk kasar Rambutnya " Ya ampun Ninaaa, kamu emangnya gak bisa minta tolong apa ? punya mulut tuh buat apa emang nya ?" geram Rama sambil menoel noel bibir Nina. Rama lalu menurunkan kursi dari atas tempat tidur Nina.

"buat cium Mas Rama" cicitnya. Namun sial nya masih bisa didengar Rama yang sedang marah.

"ini gak lucu Nina!" tegur Rama. Nina semakin menundukkan pandangannya. Rama kemudian menarik tangan Nina keluar kamar lalu mendudukkannya disofa depan TV.

"Diem disini !" perintah Rama. Rama kemudian kembali dengan salap trombopop ditangannya. Entahlah, dulu waktu dia masih kecil, kalau kepalanya benjol begini pasti Maminya akan mengoleskan salep ajaib ini.

"Hiisshh, pelan pelan dong mas" Nina meringis.

"makanya, jangan konyol ! Naik pakai kursi diatas Kasur pula. Ya nggak akan seimbang kalau dinaikin" omel Rama pada Nina. Nina menatap sang suami yang kini sedang berjongkok dihadapannya. Meski sedang mengomel Rama tetap mengoleskan salapnya.

"Ya maaf" cicit Nina pelan.

Rama menatap Nina sekilas, lalu kembali focus pada benjol Nina " Liat tuh, kamu jadi Nina si anak benjol!"

Nina terkikik, mendengar omelan Rama. "Mas Rama kaya ibu ibu lagi ngomelin anaknya deh" canda Nina.

"Iya, kamu anak bandel" ketus Rama. Nina tak bosan memandangi wajah suaminya yang tampan ini. Lagi ngomel aja bikin jatuh cinta.

Nina tak ingin menyia nyiakan kesempatan emas yang datang menghampirinya. Wanita perawan itu langsung mengalungkan tangannya dileher Rama dan memeluk suaminya erat, membuat pikiran Rama tiba tiba blank.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang