Chapter 13 | Ancaman

2.3K 164 2
                                    

Rama duduk manis dimeja makan rumahnya, memperhatikan istri dan maminya yang sibuk mempersiapkan sarapan untuk mereka bertiga.

"Kok mami gak kabarin dulu mau datang ?" Tanya Rama sambil menopangkan dagunya diatas meja makan.

Mami meletakkan mangkuk berisi sop ayam yang baru saja dipanaskannya yang dibawa dari rumahnya.

"Kenapa ? kamu gak mau diganggu kalo lagi berduaan kaya tadi sama Nina ?" Tanya mami.

Nina meletakkan piring diatas meja dan memberikannya pada Rama setelah diisi nasi oleh Nina.

"Yeee, bukan gitu, kan Rama bisa jemput jadinya. Terus papi kemana ?"

"Papi kamu lagi ada tugas diluar kota, mami mau nginep disini" titah mami. Rama tersedak, mendengar maminya mau menginap. Nina dengan cekatan langsung memberikan minuman pada suaminya itu.

Rama menyipitkan matanya curiga " emang papi tugas dimana ? Kok tumben mami nggak ngintil ? biasanya juga kemanapun papi pergi mami mesti ikut"

Mami tersenyum lebar penuh arti.

"Ya papi kamu perginya ke daerah Sulawesi, mami capek dijalannya lagian sekali sekali mami kan juga pengen ngerasain nginep dirumah anak, bolehkan Nin ?" Mami melihat Nina seperti meminta dukungan.

Nina tersenyum lebar memandang mami "Boleh dong miiii, jadi rame deh dirumah" ucap Nina senang.

"yaudah mami sama Nina tidur dikamar depan aja" Ucap Rama.

Nina melirik kearah Mami, melihat mami yang tampak kesal mendengar ucapan Rama.

"enggak ! Mami mau tidur dikamar kamu sendiri! Kamu tidur sama Nina dikamarnya" ucap mami terdengar otoriter.

Nina tersenyum senang mendengar ucapan mami, mami menoleh pada Nina lalu mengedipkan matanya. Pemandangan itu tak luput dari penglihatan Rama yang merasa tak terima.

Rama meletakkan sendok ditangannya "mami apa apan sih ? yang bener tuh mami tidurnya sama Nina dikamar depan. Rama dikamarnya Nina. Lagian tempat tidur Nina gak begitu besar mi" Rama sewot.

"Yaudah kalau gitu kamu sama Nina tidur dikamar kamu. Mami tidur dikamar Nina. Kalau enggak mendingan mami pulang aja terus mami nggak mau lagi dateng kerumah kamu" ucap Mami sambil membuang wajahnya kesamping dengan bibir mengerucut.

Ya ampun mamiiiii, ada ada sih pagi pagiiii

"yah elah, mami kenapa kaya anak kecil aja sih mi. Yaudah tas mami dimana ?" Tanya Rama dengan alis yang menyatu.

Mami menatap Rama yang sedang berdiri berkacak pinggang dengan wajah kesalnya " Kenapa ? kamu mau usir mami ?" tanya mami.

"Di pindahin kekamar Nina" jawab Rama cuek sambil ngeloyor pergi keruang tengah dan memindahkan tas mami kekamar Nina.

"Mami hebaaaattt" bisik Nina semangat sambil mengangkat kedua jempolnya. Mami balas mengangguk dan mengangkat kedua jempolnya.

**

"Nin, gimana sama Mas mu ? sudah belum ?"

Nina yang sedang membantu Mami Rama mengupas bawang merah didapur menoleh kearah Mami Rama dengan wajah memelas.

"belum Mi, Mas Rama nya ngancem Nina terus kalau Nina mulai bertindak mencurigakan mau godain Mas Rama" adu Nina.

Sudah sepuluh bulan Nina dan Rama menikah, namun belum ada kemajuan sama sekali. Sebelum menikah, Rama sudah menekankan kepada Nina kalau dia tidak mau ada kontak fisik diantara mereka berdua.

Nina yang sudah kebelet pengen dikawinin Rama hanya manggut manggut setuju saja agar Rama tidak berubah pikiran. Tapi yah sudah lah, bisa nikah dan menjadi istri sah yang diakui negara dan agama dari Rama saja Nina sudah merasa bahagia.

Mami Rama menghembuskan napasnya sebal "Ck, helehh si Rama itu memang sok jual mahal. Ntar aja dia minta minta ke kamu Nin, kamu gantian mesti jual mahal !" cerocos Mami Rama dengan logat Jawanya.

Nina tertawa kecil menanggapi omelan Mami Rama "Jangan dong Miii, ntar kalo Nina ikut ikutan jual mahal cucu mami malah lami jadi nyaa" sambung Nina.

Mami Rama tertawa gemas mendengar jawaban Nina. Dasar Nina ada ada aja !

"Mi, masak apa ?" Suara Rama menghentikan aksi tawa Maminya dan Nina. Rama yang baru bangun dari tidur siangnya langsung keluar begitu mendengar suara ketawa maminya.

"Nih, masak sambel daging kesukaan kamu nih" sahut mami sambil mengaduk sambel yang lagi digoreng.

Rama duduk disalah satu kursi meja makan sambil memegang gelas minumannya.tangan kanannya mencomoti potongan daging yang sudah digoreng.

"Mi, si Nina diajarin dong masak beginian" Ucap Rama sambil mengunyah daging goreng didalam mulutnya.

"Ini Nina juga lagi belajar dari mami kok" protes Nina pada Rama yang tak melihat sedari tadi dia sudah memperhatikan mami yang memasak. Bahkan beberapa resep sudah Nina catat agar nanti bisa dicoba masak oleh Nina.

"Hmm... baguslah, ada kemajuan" ucap rama santai sambil mencomot lagi potongan daging goreng diatas piring.

"emang kenapa ? masakan Nina gak enak ?" tanya mami pada Rama. Nina langsung memsang wajah tak enak.

"enggak juga sih mi, Cuma dia masih belum pas aja kalo ngasih rasa.Sejauh ini sudah banyak kemajuan lah" jawab Rama jujur.

Nina tersenyum senang mendengar penilaian Rama barusan. Memang selama ini Rama selalu menghabiskan masakannya, dan tidak pernah ada protes keluar dari bibirnya tapi juga tidak ada pujian . Jadi Nina tidak tau bagaimana penilaian Rama.

Mami mengangguk sambil mengambil daging yang ada dihadapan Rama lalu menuangkannya kedalam sambel yang sudah selesai dimasak.

"Yaaa mami juga dulu waktu baru nikah sama papimu masakannya juga nggak enak. Entar lama lama kamu juga jago kok Nin. Yang penting belajar terus" Mami mencoba memberikan dukungan pada Nina.



.............................................................................................................................................................

Selamat tahun baru semuanya, semoga rencana dan resolusi kita semua ditahun ini akan tercapai ya.

BTW, Nina dan Mas Rama udah balik nih. Maaf ya kelamaan baliknya. Hehehe

Kalau ada yang masih baca ini, terima kasih yaaa

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang