Chapter 41 | Do it

6.9K 246 21
                                    


"Pulang atau balik kekantor ?"

Nanda yang sejak tadi menyaksikan drama suami istri dihadapannya akhirnya menyusul Rama keluar.

Rama menggaruk kepalanya, "Ck, balik kantor lah" ucap nya singkat.

Usai memastikan Nina sudah menaiki taksi, Rama dan Nanda langsung bergegas. Nanda mengambil posisi mengemudi, menyalakan mobil lalu melajukan mobil mereka kembali kekantor.

"Emang masih belum selesai ?" Tanya Nanda penasaran.

Rama menyenderkan dahinya pada kaca mobil disampingnya, lalu menggeleng lemah. "Aku juga nggak tau apa permasalahannya"

Nanda melirik sekilas "emang Nina nya ada ngomong apa ?"

"Sekarang dia ngomongnya udah aku-kamu"

Nanda kaget "Serius ? emang kamu apain sih ?"

Rama menolehkan kepalanya sedetik kearah Nanda, lalu membuang pandangannya lagi.

"Ya dia pernah nanya gimana perasaan aku yang sebenarnya. terus aku jawab semuanya terasa abu abu"

refleks, Nanda menoyor kepala Rama "Yaiyalah dia marah. Kamu gimana sih Ram ? udah bangkotan kok kayak gitu aja nggak paham"

Rama meringis, menatap kesal pada teman laknat yang malah menoyor kepalanya.

"Terus apa lagi kata Nina ?" cecar Nanda yang geram mendengar pengakuan Rama barusan.

"Ck, dia kasih aku waktu dua minggu buat selesai dengan masa lalu aku. kalau enggak..." Rama mengulum bibirnya, tak sanggup melanjutkan.

"Nina minta cerai ?" tembak Nanda yang tak sabaran.

Kali ini gantian Rama yang menggeplak kepala Nanda. "Hati hati kamu kalo ngomong ya!" omel Rama tak terima.

"Ya terus apa dong ? udah pasti Nina nggak mau sama kamu lagi kan ?"

Rama terdiam, pikirannya berkelana jauh. Sebenarnya apa yang Nina permasalahkan ? apakah cukup sebatas Rama tidak berurusan atau bertemu lagi dengan Rani ? atau ada hal lain ?

"ya aku juga nggak ngerti mau nya Nina gimana !" ucap Rama frustasi.

Nanda menggeleng, lalu menghela nafasnya. "Ya gampang sih Ram. Kamu jangan lagi berurusan sama Rani. Dan kamu, perasaan kamu ke Nina gimana ? itu yang sebenernya pengen dia denger ! dia nggak mau kalau kamu masih simpen perasaan buat mantan" jelas Nanda panjang lebar.

Rama tampak berpikir.

"Perasaan aku ke Nina ?" gumam Rama.

"Ck, ya sekarang kamu masih merasa abu abu nggak ? kamu masih merasa mencintai Rani atau enggak ?"

Rama terdiam lagi, mendalami perasaan yang sebenarnya. Beberapa kali dia bertemu lagi dengan Rani, perasaannya terasa enteng. Tidak ada debaran, ataupun perasaan sakit seperti dulu ketika Rama hanya mengingat Rani.

"Aku ngerasa biasa aja sih"

"berarti kamu cinta nya sama Nina sekarang ?"

Rama terhenyak, menoleh lagi pada Nanda "maksudnya ?"

"Sekarang kamu bayangin nih, kamu cerai sama Nina..."

"ssssssshhh" desisan Rama menginterupsi omongan Nanda.

"ya kan aku cuma bilang kamu bayangin. Kamu bayangin dulu lah. Nina udah nggak sama kamu lagi, terus dia pacaran sama orang lain"

Tangan Rama sudah gatal ingin menampar mulut kotor Nanda yang sedari tadi berbicara hal yang tak masuk akal.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang