Chapter 22 | Wonderful Nina

2.4K 168 8
                                    


Rama duduk termenung di taman kantornya, bibirnya menghirup nikotin yang terselip diantara jari jarinya.

Secuil pikirannya melayang teringat akan kejadian beberapa hari lalu, saat Ryan sakit dirumahnya.

Rama bagaikan ditampar oleh kenyataan bahwa Nina bukan hanya anak manja yang selalu dirawat. Tapi Nina juga bisa merawat orang lain. Sisi lain dari Nina yang baru Rama sadari.

Lamunan Rama buyar ketika ponselnya bergetar, panggilan dari Nina.

"Mas Ramaaaaaa...." Panggil Nina ceria dari seberang telepon.

Rama menyunggingkan segaris senyum dibibirnya, mendengar suara Nina yang ceria mau tak mau ikut membuat suasana hati Rama ceria.

"Kenapa ?" Tanyanya singkat.

"Pulang nanti Nina mau tunjukin sesuatu sama Mas Rama. Mas Rama pulangnya jam berapa ?"

Rama melihat jam ditangannya, sekarang sudah jam tiga sore.

"Jam empat udah jalan" Jawab Rama singkat.

"Kalau gitu Nina nunggu Mas Rama aja ya. Nina tunggu disekolah ya" tanya Nina sumringah.

Rama menganggukkan kepalanya, lupa kalau Nina tidak bisa melihat anggukan kepalanya.

"Hmmm..." Ujar Rama sambil menghisap kembali rokoknya, lalu mematikannya.

selama menikah, hampir setiap hari Rama selalu menjemput Nina disekolahnya. Atau kadang Nina yang akan dengan semena mena datang kekantornya.

Rama penasaran tentang apa yang akan ditunjukkan oleh Nina kepadanya.

Pria itu lalu bergegas naik kembali kekantornya dan bersiap untuk menjemput istri manjanya itu.

**

Nina berjalan mendekat keatas ranjang, lalu menghempaskan pantatnya duduk disamping Rama yang kini sedang bermain game di ponselnya.

"Tadaaaaaaaaa" Nina dengan riang memperlihatkan satu bundelan kertas HVS yang dijepit pakai paperclip besar.

Fokus Rama kemudian beralih dari game ke kertas yang ada ditangan Nina. Tangannya perlahan mematikan gamenya, lalu meraih kertas yang dierlihatkan oleh Nina.

Rama memperhatikannya, kertas itu ternyata berisi hasil print yang dipenuhi gambar dan tulisan. Hampir semua lembarannya diprint fullcolor dan tulisannya besar besar.

"Nina mau terbitin buku cerita anak" pamer NIna sumringah.

Rama menatap tak percaya pada apa yang didengarnya "Ini kamu yang buat sendiri ?" Tanya Rama pada Nina.

Nina mengangguk semangat.

"Serius ? gambarnya juga ?" Tanya Rama lagi tak percaya.

Nina mengangguk lagi. "Iya Maaaas"

Rama menatap Nina "Kamu bukan ngambil dari google ?" Tanya Rama lagi yang masih tak percaya.

Nina menggeleng cepat "bukaaannn" meyakinkan Rama kalau semua itu hasil karyanya. "Ini Nina yang gambar semuanya Mas, termasuk narasi nya juga Nina yang buat" terang Nina gereget.

Rama tersenyum takjub sambil membuka lembaran demi lembaran yang ada ditangannya."Wow, ternyata Sabrina bisa berkarya juga" puji Rama yang terdengar seperti sebuah sindiran bagi Nina. Haishh!

"Terus kamu mau terbitinnya gimana caranya ?" Mata Rama tidak terlepas dari lembaran yang ada ditangannya.

Nina membetulkan duduknya dan mendekatkan dirinya "Ini masih mau Nina ajuin dulu mas, ternyata Pak Fadli, papanya si Farhan itu semacam direktur perusahaan penerbit gitu. Jadi Nina mau coba masukin melalui dia" beber Nina semangat.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang