Chapter 6 | Sekilas Gosip

2.5K 173 3
                                    

"assalamualaikum" Ucap Nina sambil mencium punggung tangan Rama, kemudian turun dari motor, Rama hanya mengangguk pelan sambil melihat Nina menghilang kedalam TK.

Rama memang selalu naik motor setiap hari kekantornya, untuk menghindari macet. Lagipula jarak kantor dan rumah yang ditempatinya sekarang tidak begitu jauh. Tapi jika membawa mobil, Rama tetap saja akan terkena macet.

Rama melajukan motornya menuju kantor consultant yang didirikannya bersama dengan tiga temannya yang lain. Rama cukup merindukan kantor yang baru ditinggalkannya cuti empat hari lalu karena menikah.

"loh ? pengantin baruuuu udah masuuukk ?" teriak Nanda begitu Rama melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor mereka. Nanda langsung memeluk mesra Rama. Begitu pula dengan Ridho dan Imam yang ikut ikutan memeluk Rama.

Rama mendorong kepala Nanda dengan tangan kirinya "Apaan sih bego, jijik ! jauh jauh sana!" usir Rama pada mereka bertiga.

"ngapain sih pagi pagi udah heboh didepan pintu ?" sambung Rama yang berjalan langsung mengambil duduk dimejanya, sementara ketiga temannya itu mengekori Rama menuju mejanya lalu mengerubunginya bagai anak pindahan yang baru masuk.

"kirain kamu nambah cuti Ram" Ejek Ridho bersemangat. Sambil membungkukkan badannya diatas meja kerja Rama.

Rama menghendikkan bahunya malas, "ya ngapain cuti lama lama ? yang ada kalian kerja pada leha leha " meladeni mereka tidak akan pernah ada habisnya.

"Bapak minta saya tampar ya pak " gerutu Ridho sambil melayangkan tangannya. Namun urung dia lakukan, karena takut komisinya akan disunat oleh Rama. Sementara Rama reflek menghindar dari tangan Ridho yang melayang diudara.

"Nina udah kerja juga berarti ? emang dia udah bisa jalan ?" ledek Imam diiringi senyum meledek diwajahnya.

"Hahahaha, Anjrit Imam" sahut dua teman mereka yang lain. Rama melotot sewot pada Imam yang menanyakan hal tak senonoh seperti itu.

Rama menaikkan sebelah alisnya " Nina udah bisa jalan, dari kecil udah dia udah bisa jalan" Rama menjawab malas

"Emang dia gak ngenes kamu suruh tidur dikamar sebelah Ram?" sambung Imam.

Mereka bertiga memang sudah tau bagaimana kondisi antara Nina dan Rama, bahkan saat Rani menolak lamaran Rama juga mereka tau.

Rama berdecak kesal, hal ini sudah ada dalam perkiraan Rama. Mulut mulut tak bermoral dan biang gossip ketiga temannya ini memang tak bisa dihentikan.

"mohon maaf ya, ini bukan urusan bapak bapak sekalian. Karena sekarang urusan bapak bapak sekalian adalah menyelesaikan tugas masing masing" Balas Rama sambil merapatkan bibirnya dan menatap kesal pada ketiga temannya.

"Yahhh semoga si Nina tetap tabah aja menjalani mahligai rumah tangga dengan Mas Rama " kikik Ridho.

Rama menutup bibir Ridho dengan tangannya. Lalu sedetik kemudian meremas mulut Ridho dengan tangannya karena gemas.

"untung bos aing" ujar Ridho setelah bibirnya terlepas dari cengkraman Rama.

Rama lalu mengibaskan tangannya seakan memberikan isyarat kepada mereka untuk segera kembali ke komputer masing masing melanjutkan pekerjaan yang sudah memanggil untuk dikerjakan.

Ketiga temannya langsung berjalan ke meja masing masing melanjutkan aktifitas mereka.

"Nan, terus itu kemarin gimana yang kamu email ke aku ? udah di setujuin sama pihak mereka belum ?"

Sudah empat hari libur, Rama sudah tak sabar untuk melanjutkan kerjanya. Kemarin Nanda memang mengirimkannya email permintaan dari pihak klien. Namun Rama memutuskan akan melanjutkannya dikantor saja.

RamaNina (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang