"Mas, aku udah masakin makanan kesukaan kamu" ucap Nina pada Rama yang baru saja menarik kursi meja makan mereka.
Rama terdiam sejenak, lalu menatap geli pada Nina "Nin, aku merinding denger kamu ngomong gitu" ucap Rama yang memang merasa bulu kuduknya merinding mendengar istrinya berbicara seperti itu.
Nina tergelak "Hahaha, sama. Nina juga geli ngomongnya begitu" kekeh Nina yang berjalan mendekati Rama dan meletakkan sebuah piring yang berisi burger dan kentang goreng dihadapan Rama.
"Lagian kamu kenapa tiba tiba ngomong begitu ?" Tanya Rama sambil meneguk air putih dingin diatas meja.
Nina tertawa pelan dan mengambil duduk disamping Rama. "Enggak, itu loh tadi Nina habis baca novel. Terus istrinya itu tuh ceritanya yang melayani suami banget tapi teraniaya gitu. dia ngomong begitu. Nina geli banget bacanya"
Rama melirik kesal pada Nina "emang kamu mau aku aniaya ?" ketus Rama kesal.
Nina mencebik "kurang teraniaya apa lagi ? Emang nya dengan mas Rama berhenti ditengah ciuman yang lagi panas itu bukan penganiayaan namanya ?" sindir Nina.
"uhukkkkk" Rama tersedak burger yang sedang digigitnya, berusaha meraih gelas berisi air putih dari jangkauannya.
"Jangan Mas, nanti makin tersedak" Nina kemudian menggebuk punggung Rama, agar makanannya keluar.
"Haaahhhhh" Nafas Rama naik turun, hampir saja dia tidak bisa bernafas. "kenapa sih makannya nggak bisa santai aja" ucap Nina polos.
Rama mendelik kesal pada Nina. Emangnya dia pikir kenapa Rama bisa tersedak ? bisa bisa nya Nina malah membahas kejadian malam tadi dengan sindiran. Gerutu Rama dalam hatinya.
Nina meraih gelas berisi air putih, lalu memberikannya kepada Rama. Dengan penuh rasa kesal, Rama menerima gelas dari tangan Nina dan memandaskannya dalam satu tegukan.
Usai kembali melanjutkan sarapannya, Rama berdiri dari tempatnya duduk dan berpindah ke sofa didepan TV.
"Mas, gimana kalau malam ini kita kencan gitu mas" usul Nina dari arah tempat cuci piring. Meskipun berjauhan, namun suara Nina masih bisa terdengar oleh Rama.
"Cobaan apalagi ini ya allah" gerutu Rama dengan suara pelan. Rama tak berniat menjawab pertanyaan Nina.
Pria itu kini sibuk memasang kabel dan menghidupkan PS nya, tak ada sedikitpun niat untuk menjawab ajakan Nina. Karena agenda Rama hari ini adalah BERSANTAI SANTAI !
Terdengar suara kaki Nina mendekat "Mas! orang nanya bukannya dijawab!" gerutu Nina yang berdiri dalam jarak pandang Rama.
tampak tangannya masih berbusa sabun pencuci piring , masih menunggu respon dari suami yang sok jual mahal.
"Ck, mau kemana sih emang ? males ah. Aku mau bersantai santai" Tolak Rama.
Nina melipat bibirnya, menahan gondok lalu berjalan kembali ke tempat cuci piring. Rama bahkan bisa mendengar Nina seperti membanting peralatan makan, namun dia tak ambil pusing.
Nina kesal, padahal Nina sangat ingin pergi berduaan dengan Rama. Pergi berkencan maksudnya, kenapa tidak ada perbedaan sama sekali ? padahal baru tadi malam Rama memberikan sebuah ciuman panas untuknya.
Haishh, jantung Nina kembali berdebar mengingatnya. Rasa kesal yang tadi meradang dalam dadanya seolah sirna begitu saja mengingat ciuman mereka tadi malam.
"kali ini dimaafin" gumam Nina pada dirinya sendiri.
Selesai dengan kegiatan berberes dapurnya, Nina berjalan menuju sofa tempat Rama sedang sibuk dengan konsol gamenya.
Nina menghempaskan tubuhnya dan bersandar pada sandaran sofa empuk mereka.
"Mas nggak bosen apa main gaaameeee mulu" tanya Nina.
Rama menggeleng santai "ya enggaklah, ini tuh kegiatan paling menyenangkan didunia. Nggak kena panas, nggak buang buang energi buat muter muter nggak jelas"
Nina memutar bola matanya jengkel, apa Rama tidak memikirkan perasaan istrinya ini yang kesepian ? meskipun Rama ada disampingnya, tapi Nina nggak diajak ngobrol.
lelah dengan kekesalannya sendiri, Nina meletakkan kepalanya diatas paha Rama yang bebas.
Rama menoleh sekilas kearah pahanya, lalu kembali fokus pada layar TV. "Nin, berat ih" Rama mengguncang guncangkan pahanya agar Nina bangkit dari posisinya.
"Udah sihhh, udahlah nggak mau diajak jalan jalan, masa istri lagi berusaha romantis juga nggak boleh sih.. sadis amat Pak Abirama" sindir Nina
Rama menoleh kearah sumber suara, baru hendak membuka mulut tangan Nina dengan cepat membungkam mulut Rama.
Lebih tepatnya, Nina mencubit bibir Rama dengan telunjuk dan ibujarinya. "Shhh, dilarang ngomel" perintah Nina.
Rama berdecih, lalu memutuskan untuk mengabaikan Nina dan melanjutkan gamenya.
selesai satu set game, Rama mengistirahatkan punggungnya dan bersandar pada sofa. Matanya menangkap wajah istrinya yang kini tertidur diatas pahanya.
Rama terdiam cukup lama memandangi wajah Nina, terlihat rambutnya menempel pada bibirnya. Tangan Rama tanpa diperintahkan terulur dan menyelipkan rambut Nina kebalik telinganya.
Tak cukup sampai disitu, Rama mengelus kepala Nina. lalu ia tampak berpikir, memikirkan dirinya yang berjanji untuk berusaha membuka hati pada Nina.
Menarik nafas dalam, Rama memindahkan dengan sangat perlahan kepala Nina dan mengganjalnya dengan bantal cushion.
Rama berjalan kekamarnya dan berganti pakaian, lalu kembali lagi ke sofa. Tampak Istrinya itu kini tengah tertidur pulas.
Rama bingung harus membangunkan atau tidak, hingga akhirnya Rama menusuk pipi Nina dengan telunjuk nya.
"Nina, bangun" Rama menusuk nusuk pipi Nina dengan telunjuknya. Namun Istri nakalnya tak juga bangun.
"Ninaaa, bangunnn" Kali ini dengan suara yang lebih kencang. Target pun terbangun dan mengedipkan matanya.
"Mas mau kemana ?" tanya Nina dengan suara serak.
Rama menggigit bagian dalam pipinya sendiri sambil melirik kearah lain "katanya mau kencan" ucapnya sok jual mahal.
Nina terbelalak kaget , meskipun nyawa masih belum terkumpul seutuhnya. Mendengar pernyataan Rama barusan tentu saja mengundang rasa kaget Nina.
"hah ? beneran ?" Tanya Nina meyakinkan.
"Kalo setengah jam lagi belum siap siap, aku nggak mau" ancam Rama.
Sontak Nina melonjak dari sofa dan berdiri berhadapan dengan rama.
"Beneran yaaa ! awas loh kalo berubah pikiran! nggak terima berubah pikiran !" peringat Nina yang langsung terbirit birit berlari kekamar.
Nina tau, tawaran Rama tidak akan datang dua kali. Sebaiknya dia tidak usah sok jual mahal, apalagi merajuk. Sebaiknya jangan !
Rama mencoba menahan senyum diwajahnya, terlebih saat dia mengingat wajah berbinar Nina barusan.
"kencan kemana ?"tanya nya pada diri sendiri sembari menggaruk kepalanya.
.................................
Halo, terima kasih buat yang udah nungguin atau masih mau membaca cerita RamaNina ya.
Buat yang udah lupa, mungkin bisa coba buat baca ulang untuk mengingat kembali jalan cerita nya.
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
RamaNina (End)
Romanceini kisah Rama dan Nina. Kisah Nina yang selalu mengejar Rama, kisah Rama yang tidak pernah mengakui perasannya. Walaupun diacuhkan berkali kali, Nina tetap kembali pada Rama. Tidak ada rotan akar pun jadi, mati satu tumbuh seribu. Berbagai macam pe...