Bagian 18

316 21 2
                                    


Momen langkah yang mendekati kata hampir tidak pernah terjadi adalah Tasya, Kia, Rere, dan Reyna nongkrong bareng. Meskipun mereka bertiga (Tasya, Kia, dan Rere) harus mengalahi untuk nongkrong di cafe tempat Reyna bekerja. Tasya juga sudah meminta izin pada Karel, manager cafe agar Reyna diberi jam istirahat selama dua jam.

Kebahagiaan disertai canda tawa pada meja nomor 11 menghiasi cafe tersebut. Disana duduk 4 wanita cantik yang sedang bertukar cerita, menertawai diri sendiri, sampai bertukar bahan gosip. Tak jauh dari biasanya, Rere dan Kia yang paling punya talenta dalam hal bergosip. Ketika gosip dari Kia selesai, Rere menyambung dengan gosip yang baru. Kiranya suasana itu bertahan selama satu jam setengah sampai akhirnya masing-masing dari mereka sibuk dengan ponselnya.

Kia sibuk melihat-lihat instagram, ada satu vidio yang menurutnya menarik. Baru dipost 20jam vidio tersebut sudah mendapat 1juta lebih viewers dan ratusan ribu komentar. Vidio itu berjudul "Seberapa Benci Kamu sama Mantan" Kia melayangkan pertanyaan itu pada ketiga temannya, "Re, seberapa benci lo sama mantan?"

Rere menjawab dengan cepat, "kalo yang lain sih biasa aja, tapi kalo Niel? Pengen gue bakar dia rasanya!" tukas Rere.

"Wow bataknya keluar" goda Kia.

Pertanyaan kedua jatuh pada Tasya, "Tasya, seberapa benci lo sama mantan?"

Tasya diam.

Ia hanya punya satu mantan, Adra. Sampai saat ini bahkan perasaannya masih bimbang, membenci atau terlalu takut jatuh lagi.

Rere yang berada disampingnya menyenggol lengan Tasya, "jawablah"

Alih-alih menjawab Tasya malah mengembalikan pertanyaan pada Kia, "lo sendiri? Nanya-nanya doang kaya dora!"

"ibarat gue punya satu pistol yang isinya 3 peluru. Disuruh nembak 3 orang yang gue benci. Gue rela tembakin 3 3-nya ke mantan gue" papar Kia. Ia menjawab dengan ekspresi serius.

Tasya yang tadinya akan tertawa mengurungkan niat, "batak keras!"

"tanya dong, nembaknya dibagian mana aja?!" Kia merengek.

Rere menuruti, "nembaknya dibagian mana aja, Bu?"

Kia mulai mengatur nafas, "pertama dibagian kepala; cowo punya otak tapi gak dipakek, buat apa? tembak aja. kedua dibagian mata; see? cowo selingkuh pakek mata, mata keranjang! ketiga dibagian hati; hati cowo biasanya dual sim, bisa diisi dua cewe yang berbeda. Gak fair kan buat kita para cewe yang setia bin goblok?"

"ini nih, kalo jarang ikut misah digereja, jadi bar-bar!" cibir Tasya.

Rere mengangguk setuju, "lo tu jangan kebanyakan makan babi panggang sama saksang, kelakuan jadi mirip babi kan sekarang"

Kia menekuk bibirnya kebawah bertutur lembut, "Rey, pembelaan dong"

Reyna geleng-geleng cepat, ikut menggoda.

Tadinya semua ponsel dikumpulkan ditengah meja agar mereka lebih menikmati waktu bersama, sekarang hanya ada ponsel Tasya dan Reyna. Ponsel Tasya menyala, satu pesan masuk disana. Kia langsung menyahut ponsel Tasya, "pasti Si Cakep Rey"

Tasya menyruput jus apelnya, sama sekali tidak berkomentar atau merasa keberatan dengan tingkah Kia.

"WOW. ADRA!" suara heboh Kia menggelegar, beberapa pasang mata menatap ke arahnya.

"Kia! Ini tempat umum gilak!" sahut Tasya.

Rere merebut ponsel yang berada digenggaman Kia, "chat apa dia?"

Rere melotot, lalu menatap ke arah Tasya dengan cengo.

"bacain yang keras, Re" ucap Kia yang mulutnya dipenuhi roti.

Anxiety [18+] End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang