Bagian 5

5.6K 56 0
                                    

Minggu Kelabu, kata tersebut mampu mewakili setiap malam minggu Tasya. Mulanya tidak begitu terasa karna Tasya berhasil menyiasati agar tidak bosan dirumah. Entah dengan nonton drama korea atau streaming. Tapi untuk hari ini, rasanya berbeda.

Hari pertama liburan semester hanya Tasya habiskan dirumah, Donny tidak memberi sinyal untuk mengajak adiknya itu liburan. Rencananya liburan ke Jogja dengan teman-temannya juga harus tertunda. Si Kembar Adriel dan Daniel yang diberi kabar neneknya meninggal harus menetap di Bandung untuk sementara. Tidak ada Adriel dan Daniel artinya tidak ada vila gratis untuk yang lainnya. Biaya vila ditanggung keduanya. Rasanya juga aneh kalau mereka tetap berangkat tapi Adriel dan Daniel tidak ikut. Terpaksa liburan di Jogja harus ditunda.

Bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja Tasya mendapat ide. Ia mendatangi kamar Donny dengan usaha membujuk agar abangnya itu mau diajak keluar. Dikamarnya Donny sibuk baringan dikasur dengan ponsel ditangannya, beberapa kali ia mengetik balas pesan untuk wanita-wanita yang mendekatinya. Raut wajahnya tidak berekspresi, datar-datar saja padahal kalau dilihat-lihat dia sedang mengeluarkan segala gombalan dan bujuk rayu.

Tasya sudah berada tepat disamping Donny, mengamati Donny yang sebenarnya tidak menikmati rutinitasnya itu. Kiranya ada 6 wanita berbeda yang chating dengan Donny.

"Bang, lo gak kasian gitu sama mereka yang lo PHP?" ucap Tasya.

Donny masih menatap layar ponsel dan membalasi pesan-pesan wanitanya, "kasian? PHP ada karena mereka berharap. Mereka yang berharap kok gue yang disalahin?" balas Donny enteng.

"cewek gak akan baper kalo cowok gak caper" Tasya tak mau kalah.

Donny menatap kearah adiknya itu, "denger, sadar gak sadar pas orang berharap dari orang lain artinya dia nyerah sama dirinya sendiri"

"kok?"

Donny bangkit dari tidurnya. Ia meletakkan ponselnya dan duduk bersila didepan Tasya, "karna lo pasrah bakal dibawa kemana. Si bajing pontang pantingin hati lo, tapi lo tetep terima"

"orang-orang hopeless butuh harapan, kan?"

Donny menyipitkan mata dan tersenyum, tapi kontradiktif, "Lo mau tinggal dalam harapan-harapan kosong atau tetep jalan nemuin masa depan?"

"tauk ah!"

"Bang, ngedate yuk!" tambah Tasya.

Persoalan PHP tidak begitu menarik Tasya untuk berdebat dengan Donny. Nyatanya Donny selalu menang setiap terdapat percekcokan diantara keduanya. Apalagi masalah percintaan? Ah, Donny yang jomblo dari lahir itu paling paham betul dengan percintaan.

"ngedate? sama lo?"

"kenapasih? Banggalah gue kan cantik!" titah Tasya lalu memasang wajah imut.

"Gak ah"

Mata Tasya menerjab bodoh, memasang senyuman ambigu yang sulit diterjemahkan.

"yakin?"

"Iyo!"

Maklum darah jawa masih mengalir diantara keduanya, Donny lebih suka mengatakan 'iyo' daripada 'iya'. Lebih tegas menurutnya.

"Mami tau histori bokep lo gak? Kalo gue sih udah screenshoot, tinggal kirim WA ke Mami, kelar!"

Yang tadinya baringan dikasur langsung bangun dengan mata melotot panik, "lo SS histori bokep gue?"

Tasya mengangguk tenang, tangannya memainkan ponsel seolah sedang membaca list-list dosa Donny. Ia geleng-geleng lalu menyebutkan beberapa pemeran vidio porno.

Anxiety [18+] End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang