"ayo dong, Sya"Saat ini Vino sedang memohon-mohon agar Tasya menggantikan Firly menjadi vokalis band pengisi acara dikampusnya. Vino panitia acara, ia kerepotan mencari pengganti Firly yang tiba-tiba tidak bisa hadir karna diare. Setengah jam Vino sudah berada disamping Tasya, dari yang awalnya berdiri tegak sampai ngesot dilantai.
"GAK, Donny aja. Dia dulu vokalis band." balas Tasya.
"Abang lo gak seangkatan sama kita, bego"
Tasya melirik ke arah Vino dengan tatapan malas, "kenapa gue?"
"gue inget waktu lo dihukum senior buat nyanyi, suara lo bagus. Ayolah Tasya cantik" Vino memasang puppy eyes.
"maksa banget sih lo" cibir Rere.
Rere pasti cemburu karena Vino menyebut Tasya cantik, "diem dong, Beb. Hidup dan mati ini"
Rere terlihat salah tingkah, ia menahan senyumnya tapi pipinya merona.
"salting, dasar baperan" cibir Kia.
"diem lo" ketus Rere.
Tasya bergindik geli, "yang lain aja, gue udah lama gak nyanyi"
"lo digereja nyanyi, kan?"
"ya itu beda lagi"
"Tasya cantik" ucap Vino melemah, ia masih memasang puppy eyes.
Tasya mendesah kesal, "berapa jam lagi?"
Vino melebarkan senyumnya lalu bangkit dari lantai. Ia memeriksa jam pada ponselnya, "setengah jam lagi"
"Dua jam lagi gue mau" putus Tasya.
"rundownnya udah ditentuin, ayo dong" suara Vino kembali memelas.
Tasya melotot lalu menghela nafas kasar, "oke!" balasnya dengan terpaksa.
Vino mencubit kedua pipi Tasya, "baik banget, pantes Reynald tergila-gila"
Tasya menarik tangan Vino dari pipinya, "bawa-bawa Kak Rey, gue gak jadi mau!" ancam Tasya dengan wajah sangat serius.
"Iya-iya, yaudah lo siap-siap" balas Vino kemudian meninggalkan Tasya dan teman-temannya
-c-
Beberapa kali Tasya nampak menghela nafas. Ia sudah lama tidak tampil dihadapan banyak orang. Perasaan demam panggung menyelimutinya. Ia menatap setiap pasang mata yang melihat ke arahnya. Gugup, tangannya nampak bergetar ketika memegang mic.
Seseorang dibelakang Tasya mengelus bahunya dengan lembut, "jangan grogi, semangat!" ucapnya lalu mengepal tangan. Reynald.
Tasya tersenyum.
Setelah kejadian itu, beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan horror ia semakin gugup. Ah Reynald harusnya tidak melakukan hal semacam itu.
Dadanya bergemuruh, tapi mau tak mau ia harus membawakan selagu untuk mengakhiri semuanya. Tasya membawakan lagu Judika - Bukan Dia tapi Aku. Lagu itu adalah lagu yang akan dinyanyikan Firly, tapi karna Tasya menggantikan posisi Firly, ia diharuskan menyanyikan lagu itu.
Setelah menyanyikan lagu itu, Tasya dihujani tepuk tangan penonton. Disamping panggung berdiri Reynald yang tak melewatkan sedetik pun untuk penampilan Tasya barusan. Reynald semakin mengagumi Tasya. Reynald memberi tepuk tangan paling keras diantara yang lainnya, sontak Tasya menoleh lalu tersenyum kaku.
Tasya langsung menuruni panggung tanpa kalimat penutup yang akhirnya ditutup oleh Kiki, Drumer.
"capek?" ucap Reynald yang sedari tadi mencoba menjajarkan langkahnya dengan Tasya. Reynald menyodorkan sebotol air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety [18+] End.
RomansaAda dua opsi ketika seseorang memilih kembali; memperbaiki kesalahan atau memperburuk keadaan -Donny. Semua berjalan sebagaimana mestinya, Tasya dengan kehidupan barunya, tanpa Adra. Buyar ketika pertemuan pertama mereka diSemarang. Menghabiskan wak...