Haii maaf banget ya aku lama nerusinnya karna lagi repot sama urusan di RL. Tapi kali ini aku sengaja upload 3 part langsung. Selamat membaca semuanya!!Tasya dan keluarganya menetap di Surabaya selama tiga hari. Setiap kali diajak pergi, Tasya selalu menolak. Malas kalau nanti bertemu lagi dengan Adra. Mungkin tidak akan ada bedanya antara Tasya yang berada di Jakarta dan Surabaya, sama-sama bersemedi didalam kamar.
Ia percaya satu, "seseorang jatuh hati karna ia menerima orang lain masuk dalam hidupnya"
Demi mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin terjadi, contohnya jatuh cinta lagi. Atau asumsi paling buruknya, disakiti lagi. Hatinya mungkin mengharapkan Adra, tapi kali ini ia memihak logikanya. Karna sejauh apapun ia mengikuti kata hati, hatinya selalu menjatuhkannya pada orang yang salah.
Ponselnya bergetar, satu notifikasi masuk.
Adra; "Ra, mau lari pagi?"
Tasya; "gak Dra, percuma gak ada yang ngejar"
Adra; "aku yang ngejar""Halah!"
Tasya melempar ponselnya ke sofa, enggan membalasi pesan Adra yang hanya membuatnya kesal atau boleh jadi malah membuat ia salah tingkah. Adra sudah mulai berani mengirim kalimat gombal yang sejujurnya cukup membuat dada Tasya dipenuhi kupu-kupu. Tapi Tasya selalu menyangkal.
Tak lama kemudian ponsel Tasya berdering, ia meraih ponsel yang tadinya dibanting itu. Siapa lagi lelaki yang akan menghubunginya saat ini kalau bukan Adra. Tercetak jelas nama lelaki itu. Tasya memencet tombol hijau lalu menempelkan ponsel ke telinganya. Tentu saja dengan rasa malas.
"Kara?"
"Hmm"
"Kamu ada waktu? Aku pengen ketemu"
"Nggak"
"Emang lagi sibuk ngapain kalo boleh tau?"
"Sibuk ngehindar"
"Dari aku??"
"Iya"
"Aku ada bikin salah, ya? Maaf ya, Ra"
"Buat?"
"Apapun itu kesalahanku"
"Wkwk masih aja ya, selucu itu dari dulu. Selalu minta maaf buat kesalahan yang kamu sendiri ga paham itu apa, terus ngebuat kesalahan yang sama karna tiap minta maaf ga ngerti salahnya dimana. Aku jadi tau, kamu yang dulu sama sekarang memang gak ada bedanya. Aku tutup, lagi repot" omel Tasya lalu memutus panggilan sepihak.
Adra masih terpaku ditempatnya, benar ia menyerap kata demi kata yang baru Tasya ucapkan. Dan memilih lebih peka atas perasaan wanita yang kini berusaha ia perjuangkan. Ia kenal betul karakter Tasya yang keras. Bukankan menjadikan Tasya pasangan artinya menerima apa-apa yang ada dalam diri wanita itu?? Bukan hanya senangnya saja.
Tak cukup disitu, Adra memilih menjauh untuk beberapa waktu. Bukan, bukan agar dicari. Hanya mau menelaah kesalahan apa yang paling Tasya benci dan bagaimana cara mengantisipasi agar tak melakukan itu lagi. Ia juga ingin memperbaiki diri sedikit demi sedikit. Ah maksutnya memantaskan diri dimata Adra, Tasya adalah wanita yang sangat pantas diperjuangkan.
-c-
Jakarta.
Memakan waktu selama 30 menit dari rumah menuju kampus. Tasya memasang earphone pada telinganya, mendengarkan lagu dari Shiloh. Ia menurunkan kaca mobilnya, mengeluarkan jemari-jemarinya dan mulai membiarkan angin menerpa wajahnya. Menarik nafas dan membuang nafas secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety [18+] End.
RomantizmAda dua opsi ketika seseorang memilih kembali; memperbaiki kesalahan atau memperburuk keadaan -Donny. Semua berjalan sebagaimana mestinya, Tasya dengan kehidupan barunya, tanpa Adra. Buyar ketika pertemuan pertama mereka diSemarang. Menghabiskan wak...