Bagian 47

540 23 4
                                    

Seminggu setelah insiden Reyna.

"gue ngerasa bersalah tau sama Reyna" ucap Tasya ketika kedua temannya sibuk giliran main kartu UNO.

Masih dan akan tetap begini. Mereka bertiga berada dikamar Tasya. Ya, yang perlu diketahui kamar Tasya semacam markas untuk mereka. Selain nyaman, ada juga faktor penunjang, yaitu banyak jajan.

"ngapain lo masih mikirin dia?" sahut Rere, ia tersenyum karena Kia kalah. Telapak tangannya dimasukkan ke dalam wadah yang berisi tepung terigu, lalu ditempelkan dan diusek-usekkan ke wajah Kia.

"masuk hidung sialan!" protes Kia ketika tepungnya masuk hidung.

"resiko" balas Rere singkat.

"dia kan temen kita juga, gak lengkap aja rasanya" ucap Tasya, ia sibuk menggeser potret-potretnya dengan ketiga sahabatnya pada ponselnya.

"tapi kejahatan perlu dapat balasan" sahut Kia, Kia sekarang mengocok kartu UNO untuk dibagikan dengan Rere.

Rere yang sibuk dengan ponselnya sama sekali tidak tau kalau Kia sudah berlaku curang. Ia memilih kartu yang ada + nya dan stop, putar balik. Sedangkan untuk Rere diberi kartu yang full angka, "mampus!" batinnya.

"mending lo kasiani hidup lo sendiri" balas Rere. Matanya melotot ketika didapati semua kartunya adalah angka.

"lo curang?!" teriaknya pada Kia yang nampak senyum-senyum dan mengurut kartunya.

"apaan sih? Kalo lo pro pasti menang" balas Kia enteng.

"oke" jawab Rere seolah menerima tantangan dari Kia.

Kia tersenyum licik.

Tasya hanya geleng-geleng melihat kelakuan kedua sahabatnya, "emang hidup gue kenapa?"

"menyedihkan" sahut Rere.

Kia mengeluarkan kartu 2+ membuat Rere kesal tapi mau tak mau harus mengambil dua kartu lagi, "sialan lo!" ketusnya.

"lebai lo pada!" ucap Tasya tak terima kehidupannya disebut menyedihkan. Meski nyatanya memang begitu.

"ya gimana dong, sama Reynald eh anaknya Psiko. Sama Adra..

"eh anaknya ilang" sambung Kia.

Rere mengangkat tangannya untuk tos dengan Kia karena sehati.

"sama Daniel, eh mantannya temen" tambah Kia yang membuat perubahan jelas pada wajah Rere.

"gue udah move on!" sahut Rere.

"nah ya itu, Adra gak ngabarin sampe sekarang padahal Reynald udah ditangkep polisi. Dia mau alesan apalagi? Hp nya disadap? Alah basi" kini Tasya menuturkan semua isi hatinya. Ia kesal dengan Adra, kesal juga dengan insiden di Jogja ketika ia tak menemukan titik terang keberadaan Adra.

"pacar lo bakat banget jadi pesulap" sahut Kia, kini Kia yang tersenyum kemenangan dengan tangan yang sudah dimasukkan kedalam wadah berisi tepung. Ia menempelkan tangannya yang penuh tepung ke wajah Rere dan diusap-usap kasar, membuat Rere terbatuk-batuk, "sialan lo! Tadi gue gak sampe gitu ya!" protes Rere. Ia hendak mencakup tepung untuk dilempar ke wajah Kia, "eh, kan lo kalah. Sportif dong!" ucap Kia langsung menghentikan aksi Rere.

Tasya mengalihkan pandangannya ke Kia, "bakat jadi pesulap gimana?"

"iya, kan tukang ngilang" balas Kia.

"sekarang masalahnya cuma Adra" ucap Tasya lemas. Ia sudah meletakkan ponselnya, menatap kedua sahabatnya dengan tatapan paling melas. Membuat Kia mendengus kesal. Kia mengetik pesan pada ponselnya, entah untuk siapa. Lalu diletakkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anxiety [18+] End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang