21 panggilan tak terjawab dan 36 pesan masuk. Tasya melotot pada ponselnya. Setelah pulang diantar Adra tadi ia ketiduran. Badannya pegal-pegal, tulangnya berasa remuk-remuk dan sendinya mau rontok rasanya. Ia hanya menutup matanya selama lima menit, lupa kalau beruang kutub tukang tidur sudah bersemayam dalam dirinya sejak dulu. Tasya punya kebiasaan buruk dalam hal tidur, nempol dikasur sebentar saja ia sudah berhasil menjadi ratu dialam mimpi.Tasya menyiapkan baju yang hendak dikenakan dengan ponsel yang diapit diantara bahu dan telinganya. Disebrang sana ia menelpon Adra, "aku ketiduran, by"
"buruan aku udah nungguin lebih dari dua jam"
"yaudah aku matiin dulu, mau mandi. Gak pake dandan ya, kelamaan nanti"
"udah terserahmu sayang yang penting buruan"
"aku tutup"
"eh-eh ngomong apa dulu?"
"apaansih, udah gak sempet!"
"aku sayang kamu, pake kiss gak?"
"YaTuhanku, ini pacar siapa sih?!"
"pacar Tasya. siji loro telu, ai lop yu" ucap Adra dengan cepat sebelum Tasya memutuskan panggilan.
Tasya memutus panggilannya. Buru-buru memasuki kamar mandi dan mandi seadanya. Setelah ganti baju ia menabur pupur tipis dan lipstik kesukaannya. Ia melirik sekilas ke arah setangkai mawar biru didalam toples kaca yang Adra berikan tadi. Cantik. Mirip Tasya, kata Adra.
"Ma, Tasya jalan dulu" ucap Tasya pada Mamanya yang duduk santai sembari nonton tv diruang keluarga.
Mami Tasya mengangguk tapi tidak berkata apapun karena terlalu fokus pada tv. Donny membututi Tasya, "mau kemana lo?"
"udah deh Don, gaada waktu gue" balas Tasya, kakinya masih setia melangkah.
Donny mengintip dari korden jendela, "ADRA?!"
-c-
Tasya merapikan celananya yang tadi ketumpahan bedak, "maaf banget aku ketiduran" ucap Tasya tanpa melihat ke arah Adra.
Adra membukakan pintu untuk Tasya, Tasya mendongak menatap Adra untuk mengucapkan terima kasih, "mak.."
"mukamu kenapa?!" Tasya panik, ia menakup pipi Adra yang lebam-lebam. Disudut bibir Adra ada bekas darah yang sudah mengering. Kalau Adra bilang ini jatuh, dapat dipastikan 100% kalau ia berbohong. Ini jelas-jelas luka bekas dihajar.
"gak tau, pas mau kesini tiba-tiba dicegat orang"
"orang atau preman?!"
Adra menggiring Tasya masuk kedalam mobilnya, "kamu masuk mobil dulu, Sayang. Gak enak ngomong disini"
"kamu yang masuk dulu" ucap Tasya lalu menggeret Adra masuk kedalam rumahnya.
"tau gini kenapa gak masuk aja?" sifat bawel Tasya muncul dengan sendirinya.
Adra tersenyum karena merasa senang diperhatikan, "aku kan gak kenal keluargamu. Gak enak jadinya"
"gak enak? Muntahin!" ketus Tasya.
Donny duduk-duduk dikursi depan pintu rumah dengan koran ditangannya, "gak jadi jalan lo?" ucap Donny matanya tidak beralih dari korannya.
"gak" balas Tasya kemudian berlalu. Tiga langkah berlalu, Tasya kembali mendatangi Donny, "emang ada orang baca koran malem-malem?"
Donny berpura-pura fokus pada korannya, "ada, gue. Gue kan limmited edision"
"oh oke, tapi koran lo kebalik tuh" balas Tasya kemudian meninggalkan Donny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety [18+] End.
RomanceAda dua opsi ketika seseorang memilih kembali; memperbaiki kesalahan atau memperburuk keadaan -Donny. Semua berjalan sebagaimana mestinya, Tasya dengan kehidupan barunya, tanpa Adra. Buyar ketika pertemuan pertama mereka diSemarang. Menghabiskan wak...